Desclaimer :
Hypnosis Mic • King Record
Story • Dey Keyana [Eye]
.
.Alert :
Karakter terlalu OOC
Mengandung humor dan gula
Terdapat kata-kata kasar dan tidak baku...
"Ampas banget! Masa signal di neraka ngadet sih?!!" Gerutu Gentaro.
Lucifer geleng-gelang. Frustasi dia. Ngadepin anaknya yang kecanduan game cacing. Padahalkan nggak pake kuota. Ngapain juga ngidupin data. Udah tau paketan di neraka mahal. Makannya maen dibumi bang.
"Gen.. pergi sono deh.." Usirnya halus.
Gentaro mencebik kesal. "Jadi Ayah ngusir aku?! Oke fine! Aku mau pulang ke bumi! Nggak usah sok nyariin nanti, kalo butuh-butuh suruh Satan aja. Nggak sudi aku." Katanya dan menghilang.
Lucifer terperangah. "Istri gue dulu ngidam apa coba. Sampe lahirnya anak cem Gentaro."
Satan menepuk pundak Lucifer. "Kebanyakan maen dibumi kali. Suruh pulang gih." Katanya memberi saran.
"OGAH!" Katanya dan pergi begitu saja.
Satan menghela nafas. "Pantes Gentaro gitu. Orang bapaknya juga nggak bener. Gue jadi ragu kerja disini lagi."
....
Gentaro menyusuri bumi dengan wujud manusianya. Berpakaian hakama dan menyapa ramah setiap manusia yang menyapa. Ia bersiul kecil sembari mencari signal. Gini nih hidup kebiasaan dimanja orang tua. Sekalinya kabur lupa bawa duit juga. Kan emang Lucifer pelit ama dia.
Ia menghampiri tiga pemuda bersurai hitam. Dengan manik heterocom berbeda. Sedang menolong seekor kucing yang akan mati. "Ngapain ditolong? Orang mati itu takdir Tuhan." Katanya cuek.
Saburo memberengut kesal. "Gue tau mati itu takdir Tuhan! Tapi dia masih bisa selamet terus ditelantarin aja gitu?! Dimana sisi manusiawi lo?!"
Jiro sudah bersiap memukul Gentaro. Jika Ichiro tak sigap menahannya. Ia bersedekap minta maaf. "Ah gomennasai. Adik-adikku memang selalu berkata-kata kasar. Tolong jangan masukkan hati."
"Oke. Asalkan kalian mentraktir diriku." Kata Gentaro tersenyum lebar.
Ichiro terpaksa mengangguk. Sebelumnya ia menyuruh Jiro untuk membawa kucing itu ke klinik. Ditemani Saburo dirinya dan Gentaro pergi menuju sebuah kedai teh. Dengan segera Gentaro memesan berbagai macam makanan. Membuat dua yamada itu terperangah.
"Lo nggak makan setahun ya? Bisa bangkrut kita Ichi-nii." Kata Saburo.
Ichiro tak menanggapi. Ia sibuk menghitung buih-buih uang didalam dompet kulitnya. Dan mendesah pelan. Pasti kurang batinnya. Gentaro yang tau fikiran Ichiro terkekeh pelan.
"Tenang. Lo tinggal bayarin teh gue aja. Buat makanannya ntar gue masukin daftar utangnya bokap gue."
"Sekaya apasih bokap lo?" Tanya Ichiro.
"Lo pernah naik kereta ekspress menuju neraka? Nah itu yang punya bokap gue. Gue saranin lo kalo mau wisata ke neraka nggak usah naik kereta itu. Orang tua itu pelit. Masak iya dalem kereta nggak ada hiburannya." Katanya sembari memakan steak.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 Pushed Dream 」✔
HumorBerisi kisah-kisah seorang Yumeno Gentaro. warning : •mengandung unsur shonen-ai •haremnya Gentarou •fiksi dan diksi •short story _______________ ©unofficiall fanworks ©Eca & Eye