"Emang kalau baru pertama ketemu terus suka, itu salah ya?"
- Reinaldi Alexander
Febiola Kathela, perempuan cantik dengan tinggi 158 cm itu kini tengah berdiri di halaman depan sekolahnya. Dia sibuk melihat peta dari ibunya yang telah disiapkan kemarin ketika kepindahan keluarga Asmara/Asmoro kesini."Gila! Gede banget sekolah ini. Patah nih kaki gue lama-lama," ucapnya sambil melihat peta sekali lagi.
"Jadi gue ini ada di halaman depan se---AAAA!!!"
Bruk.
Feby ambruk bersama laki-laki yang kini tengah ditindih oleh tubuhnya. Sepuluh detik mereka saling menatap hingga,
"Shit. Sakit bego! Lo jalan pake mata atau kaki?!"
Feby tersadar dari lamunan. Dasar! Padahal dia sudah melihat ke depan tadi setelah mengecek peta.
"Ah ... maaf kak, saya tidak menabrak kakak. Mari saya bantu," ucap Feby setelah dia berhasil berdiri.
"Duh! Makanya kalau jalan liat-liat. Jangan ngeliatin kertas terus!" dumel lelaki itu sambil meraih tangan Feby yang terulur.
Tapi, mereka malah kembali jatuh saat Feby tidak sanggup menahan berat laki-laki yang ditolongnya itu.
"Ah! Niat nolongin gak sih?! Kalau gak niat gak usah nolongin," dumel lelaki itu sambil berdiri dan mengulurkan tangan untuk membantu perempuan di depannya berdiri.
"Ya maaf kak ... habisnya kakak .... "
"Kenapa?!"
"Kakak berat," bisik Feby pelan namun masih bisa ditangkap telinga lelaki di depannya.
Lelaki itu pun melotot dan segera melepaskan tangan Feby saat gadis itu masih setengah berdiri.
Alhasil, Feby pun jatuh kembali.
"IIIIHHH!!! NYEBELIN BANGET SIH?!" teriak Feby pada lelaki yang telah jauh meninggalkannya.
¤¤¤¤
"Duh. Peta gue pake acara sobek segala," gerutu Feby sambil terus berjalan.
"Mana ini koper berat lagi."
Perempuan yang sedang bersungut itu pun menyeret paksa koper merah di tangannya.
"Gue tanya mereka aja kali ya ... daripada gue muter-muter terus kayak gini."
Feby pun mendekati sekelompok laki-laki yang tengah duduk di anak tangga.
"Permisi kak, saya mau tanya. Asrama perempuan ada dimana ya?" tanya Feby sopan.
Ya. Feby bersekolah di sekolah asrama yang terdapat di tengah kota. Alasan dirinya masuk kesini karena ingin mendapat pengalaman baru sekaligus belajar hidup mandiri.
"Ihiiii, cakep tuh. Bening kali."
"Neng, mau abang anter pake motor?"
"Neng, dari mana? Dari surga ya? Udah mirip sama bidadari tuh."
Feby hanya tersenyum menanggapi celotehan gerombolan laki-laki tadi. Ia sudah biasa mendapat perlakuan seperti itu dari orang-orang di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...