Day 22

18 5 8
                                    

"Kita Xtreme, menakutkan."
- Daniel Sandra Dicakra

***

Hari ini, tepat pada tanggal lima bulan Februari, DNLXtreme mendapati kebahagiaan. Tanggal itu spesial karena merupakan anniversary geng mereka. Para anggota serta susunan kepanitiaan tertinggi di geng tersebut nampak bersuka cita. Mereka berencana untuk mengadakan party kecil-kecilan di markas nanti malam—kebetulan besok adalah hari Minggu, jadi seluruh siswa dibebaskan melakukan apa saja dengan teman-temannya hingga larut malam tanpa membuat keributan berlebihan.

Dengan letak markas Daniel yang jauh dari gedung sekolah menjadikan acara ini semakin lancar tanpa adanya gangguan pihak sekolah. Sang ketua geng tersebut mengajak teman-temannya makan malam bersama, bernyanyi bersama, serta berdoa bersama agar geng mereka senantiasa dilindungi dan tetap ada seiring berjalannya hari.

Kini, para anggota nampak sibuk bersih-bersih markas serta mendekorasi ruangan dalam dan halaman depan markas. Tak lupa, mereka juga menyiapkan beberapa tenda di luar markas untuk tidur nanti malam.

"Kak Daniel, kok nama geng kakak ini DNLXtreme? Kenapa nggak nama lain aja?"

Daniel tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaan gadis di sebelahnya. Ia sempatkan tangan kekarnya untuk mengacak pelan puncak kepala gadis chubby tersebut.

"Jadi, geng ini sebenernya itu warisan dari kakak kelas. Setiap generasi, geng ini pasti bakal berubah nama.

"Kayak misal, tiga tahun yang lalu namanya PTRXtreme karena ketuanya bernama Putra. Kalau sekarang namanya DNLXtreme karena ketuanya bernama Daniel. Xtreme sendiri melambangkan kalau geng kita ini ekstrem yang artinya paling ujung—paling tinggi, paling keras, teguh, menakutkan, dll. Nah, kalau nama ketua dicantumin di nama geng itu sebagai identitas aja, sekaligus sebagai simbol bahwa dialah orang yang akan bertanggung jawab atas segala yang terjadi dengan gengnya ini."

Gadis tadi mengangguk-angguk. Bagus juga ternyata filosofi nama geng ini.

"Pacaran trosss! Sini napa bantuin!" seru Sandi dari arah belakang mereka sambil membawa banyak tumpukan karpet.

"Kutu! Gangguin ae lo," dumel Daniel setelah Feby melepas rangkulannya dan mendekati wakil pengganggu tadi.

***

"Bos, apa kau tidak apa-apa?" tanya seorang laki-laki ketika melihat ketua gengnya tengah diam terduduk.

"Gue ...."

"Bos, kita nggak bisa diem aja. Kita mesti bales perbuatan si Daniel!"

Lelaki yang dipanggil bos pun menoleh ke arah temannya. Ia kemudian memasang senyuman mengerikan. Lelaki itu tak terima akan apa yang terjadi kepada teman-temannya kemarin.

"Rencana itu ... harus kita lancarkan nanti saat mereka lengah. Kebetulan, cecunguk-cecunguk itu akan berpesta nanti malam."

***

Tak terasa, malam pun sudah tiba. Anggota DNLXtreme sudah berkumpul di depan markas. Mereka terlihat sangat gembira di sekeliling api unggun. Acara resmi memang belum dimulai, tetapi sebagian dari mereka sudah memakan camilan sambil berbincang-bincang santai.

Daniel pun turut senang melihat seluruh teman-temannya bahagia. Bibirnya bahkan tak henti-hentinya mengulas seutas senyuman. Ia tak menyangka bahwa DNLXtreme masih tetap ada hingga sekarang. Padahal, dua tahun lalu geng ini nyaris bubar.

"Senyum bae, Bro. Cewek lo ke mana?" tegur Sandi sambil berdiri di samping ketuanya dengan gagah.

"Anjir! Kaget gue. Di dalem, Bro. Lagi dandan sama temen-temennya."

Thirty Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang