Pagi ini, Feby tengah duduk bersantai di lapangan voli sekolah. Dia masih belum diberi izin oleh sang pacar untuk kembali mengikuti pelajaran---karena kemarin malam suhu tubuhnya naik lagi.
Jadilah sekarang dia menatap kegiatan kakak kelasnya untuk olahraga sesuka hati. Guru olahraga mereka sedang menikah. Oleh karena itu, siswa-siswi yang kebagian mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dibebaskan untuk memilih materi.
"Hai!"
Feby mendongak, menatap tubuh yang menghalangi sinar matahari ke arahnya.
"Boleh duduk?"
"Boleh."
Lelaki tadi duduk di sebelah Feby. Ia bingung harus memilih topik apa untuk mengobrol dengan perempuan di sebelahnya.
"Kakak nggak ikut olahraga?" tanya Feby akhirnya.
"Enggak. Kenalin, aku Ghani. Kelas XII-2 IPA." Lelaki yang bernama 'Ghani' itu tersenyum manis.
"Ah ... saya Feby, kelas XI-1 IPA."
"Kamu nggak masuk kelas?" tanya Ghani lagi.
"Enggak."
"Kenapa?"
"Sakit."
"Sakit kok keluyuran? Sakit apa emang?" Ghani menyentuh kening Feby tanpa seizin pemilik.
Perempuan berkucir kuda yang merasa risih kemudian menyingkirkan tangan kekar tersebut dari keningnya.
"Eh! Refleks, maaf." Ghani terkekeh.
"Feby mau nggak .... "
"Jangan deketin dia!" hardik lelaki lain kepada Ghani.
"Hei, brother! Long time no see." Ghani menyapa lelaki yang sekarang tengah berdiri di belakang Feby.
"Feby, jangan deket-deket sama .... "
"Apaan sih Rak? Lo nggak masuk kelas?"
Feby malas jika harus diatur-atur seperti ini. Apalagi mereka hanya sebatas teman, bukan pacar maupun sahabat.
Tanpa aba-aba, Raka segera menarik tangan gadis di depannya pergi meninggalkan Ghani.
"Buset! Ratu ngapain deket-deket sama Ghani? Terus sekarang pake acara ditarik Raka lagi," ucap salah seorang anak berambut keriting kepada temannya.
"Tau tuh, laporin bos, kuy!"
Saat hendak pergi, tiba-tiba saja kerah baju mereka diseret kasar ke arah belakang. Hal itu menjadikan keduanya tersungkur.
Thexagon. Nampak jelas logo itu di kaos para pelaku.
"Cih! Dikit-dikit ngadu!"
"Serang mereka!" lanjut suara bariton dari salah seorang anggota Thexagon.
¤¤¤¤
"Raka! Lepasin!"
Raka melepaskan tangan mungil yang tadi ia genggam.
"Kenapa? Kakak tadi baik loh, kamu itu jangan kayak gitu dong! Sebel deh." Perempuan tadi menggembungkan pipinya.
"Maaf Feb, aku beneran nggak mau kamu deket-deket sama dia."
"Kenapa?"
"Karena .... "
"ANJING! NGAPAIN LO SAMA CEWE GUE?!"
Bugh!
"KAK DANIEL!"
Raka yang diserang pun tak tinggal diam. Dia membalas dengan melayangkan satu bogeman ke pipi Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...