Day 17

29 8 11
                                    

"Komunikasi di dalam hubungan bagaikan sebuah gembok dengan kuncinya. Jika salah satu dari kalian menghilang, maka kalian tidak akan bisa membuka pikiran dan hati masing-masing."
- Joeyara Keisha Pramitha

***

Daniel nampak duduk di depan markas sambil melihat-lihat beberapa foto gadisnya yang diunggah di sosmed. Jujur, lelaki itu sangat merindukan sosok yang tak lagi ia temui semenjak kemarin perempuan itu menamparnya.

"Bos, Thexagon berulah lagi."

Ketua geng tadi menghela napas panjang. "Kenapa, Joe?"

Perempuan dengan rambut bob tersebut mulai menceritakan kejadian yang baru saja dialami oleh beberapa anggota DNLXtreme. Thexagon ternyata mencoba mencelakai mereka dengan cara menebar paku di sepanjang jalan menuju akses beberapa anak geng biasanya berkumpul. Bahkan, Thexagon juga menginformasikan kepada geng lain untuk tidak melewati akses jalan tersebut.

"Bos?"

Tidak ada jawaban. Pandangan Daniel kosong ke depan. Ia tidak bisa fokus mendengarkan cerita dari Joe.

"Daniel," panggil Joe akhirnya.

"Eh? Ah ... kenapa?"

Perempuan tadi menghela napas panjang. Bosnya jarang sekali melamun seperti ini. Akhirnya, ia ikut duduk di sebelah ketuanya.

"Ada masalah? Sini, cerita."

Daniel menoleh, menatap perempuan itu sayu. Sepertinya ... ia memang harus berbagi sedikit masalah asmaranya kepada orang lain.

"Feby, ya?" tebak Joe kemudian.

Sang ketua geng hanya mengangguk. Tak apa sekali-sekali ia memperlihatkan kelemahannya di depan salah satu anggota. Toh, itu tidak akan mengubah statusnya menjadi lebih buruk.

"Daniel, gue tahu lo pasti kecewa 'kan? Marah juga dengan sikap Feby yang tak mau menuruti kata-kata lo, tapi ... lo juga harus bisa ngerti apa maunya Feby. Lo nggak bisa langsung nyuruh dia ngejauhi orang lain pakai emosi seperti kemarin. Mungkin, Ghani adalah teman pertamanya di klub lukis sehingga ia menaruh respect kepada ketua Thexagon itu. Gue tahu, dia berbahaya untuk Feby ... makanya, kita harus melakukan pendekatan dengannya secara halus. Bilang baik-baik kalau Feby gak semestinya berteman dengan Ghani karena gadis itu telah menjadi bagian dari DNLXtreme, musuh Thexagon.

"Ingat, komunikasi di dalam hubungan bagaikan sebuah gembok dengan kuncinya. Jika salah satu dari kalian menghilang, maka kalian tidak akan bisa membuka pikiran dan hati masing-masing."

Ketua geng tersebut terdiam. Ada benarnya juga. "Tapi Joe, gue ngerasa kalau dia suka sama Ghani."

"Ngerasa doang 'kan? Lebih baik tanya langsung ke dia. Jangan menerka-nerka, itu cuma bikin kalian makin jauh nantinya."

Daniel merenungi setiap kalimat yang keluar dari mulut Joe. Inilah untungnya memiliki teman baik berbeda jenis kelamin, kalian bisa memahami sudut pandang mereka tanpa perlu bersusah-susah merubah diri menjadi perempuan atau sebaliknya.

Akhirnya, dengan tekad yang bulat dan membara, lelaki tadi memutuskan untuk menemui Feby. Ia menyerahkan urusan Thexagon sepenuhnya kepada Sandi. Ia ingin fokus memperbaiki hubungannya dengan gadisnya.

Setelah berterima kasih kepada rekannya, Daniel segera bersiap untuk menemui pacarnya. Dia akan menjelaskan semuanya sampai Feby mengerti.

***

"Kak Ghani, emang kita mau ngapain sih? Kok mesti bersihin semua ini?" tanya Feby sambil memegangi bahunya. Sedikit pegal setelah mengusung berbagai macam buku serta kanvas milik klub lukis.

Thirty Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang