"Pukul Feb!!!"
Bugh! Suara pukulan tampak mendominasi angin di sore hari.
"Lebih keras!"
Bugh!!! Kini suara pukulan itu lebih keras dan mampu membuat daun-daun di sekitarnya ikut bertebaran. Tak lupa, angin juga ikut membantu daun-daun tersebut mendarat dengan selamat.
"Sekali lagi!"
Bugh!
"Good girl .... "
Feby menghela napas lelah. Apa-apaan Daniel ini? Kenapa dia menyuruh gadis itu untuk memukuli samsak yang ada di depannya. Bukankah dirinya seharusnya tak perlu melakukan semua ini?
Dasar!
"Capek? Sakit nggak tangan kamu?" tanya Daniel ikut duduk di sebelah Feby.
"Iya capek ... nggak terlalu sakit sih."
Daniel tertawa. "Buat jaga diri kamu sayang. Kita DNLXtreme nggak selalu dua puluh empat jam nonstop ada buat ngelindungin kamu. Bener?"
Feby hanya diam, tak menanggapi ucapan ketua geng di sebelahnya.
"Habis ini, lawan aku."
"Lah? Kak, aku capek ih!"
Gadis itu kembali menyeka keringat yang keluar begitu saja dari pelipisnya. Ketua geng tak berperasaan! Menyuruh orang seenaknya saja.
Mungkin, jika sekarang Feby tengah mengangkat berkilo-kilo batu dia akan menimpuk lelaki itu tanpa segan.
"Bahaya tidak selalu datang di saat kamu masih fresh. Bisa aja waktu kamu capek gini dia datang."
Feby mengerucutkan bibirnya. Mengganggu saja lelaki satu ini.
"Nanti habis latihan aku boleh minta sesuatu sama kakak?"
Daniel mengernyit. Lantas mengangguk saja agar semua berjalan cepat.
Dengan semangat membara, gadis yang tengah kelelahan tadi kembali berdiri. Kali ini dia harus mampu melawan lelaki yang kini menjadi pacar bohongannya.
Mereka terpaut jarak satu meter dari tempat masing-masing.
"Sini," ucap Daniel memancing Feby agar menyerangnya.
Bukannya menyerang, Feby malah berlari kecil menghampiri Daniel.
"Polos sekali .... " Daniel tertawa melihat gadisnya yang menampakkan tampang kebingungan.
"Maksud aku tuh, sini itu serang---"
Perkataan Daniel terhenti ketika gadis di depannya memukul dadanya.
"Licik sekali, siapa yang ngajarin, hm?" Lelaki tadi segera mencekal lengan Feby dengan kuat.
Melihat hal itu, perempuan tersebut panik sendiri karena tangannya tidak bisa digerakkan kemana-mana.
"Kak Daniel! Lepas!"
"Loh, ini kan salah satu teknik cowok-cowok buat ngegoda cewek."
Feby menghempaskan tangan lelaki itu. Astaga! Apakah dirinya selemah ini? Tenaganya bahkan tak mampu untuk sekedar membuat cekalan lelaki itu berpindah posisi.
Berbagai cara sudah ia lakukan: menghempaskan tangan sekuat tenaga, memutar tangan, serta menarik tangannya kuat-kuat.
Tapi hasilnya tetap sama. Belum terlepas.
Dengan segenap kekuatannya yang tersisa, dia kembali menghempaskan tangan sekeras mungkin.
"Aku nyerah," lirih gadis itu akhirnya setelah kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...