Mentari bersinar ketika burung-burung bernyanyi. Deru angin juga tidak mau kalah untuk turut memeriahkan awal hari ini.
Feby tengah tersenyum menatap indahnya alam pagi. Ia juga melimpahkan banyak-banyak rasa syukur ketika dirinya bisa bersekolah dengan tenang tanpa gangguan---
"Ma girl!"
si Daniel.
Perempuan tersebut mendengus kesal saat mendapati lelaki tinggi tiba-tiba berjalan di sebelahnya.
"Hai, apa kabar? Nyenyak nggak tidurnya? Aku kangen tau," ucap Daniel sambil mencolek pipi Feby.
Sengaja, ingin mencuri perhatian siswa-siswi yang lewat.
"Kak. Ngapain sih? Udah sana! Aku mau belajar nih," bisik gadis itu seraya menepis tangan pacarnya.
"Yah ... masih pagi loh ini, masak udah mau belajar aja?" tanya Daniel manja.
"Ke sekolah itu ya emang buat belajar kak!"
"Enggak tuh. Aku ke sekolah buat nemuin kamu."
Feby memutar bola mata malas. Lelaki di sebelahnya ini terlalu banyak bicara.
"Eh! Sampai lupa mau ngasih tau sesuatu."
Gadis itu menautkan alisnya. Menunggu lanjutan ucapan Daniel.
"Ntar pulang sekolah ikut aku, ya," pinta sang ketua geng sambil merangkul Feby.
Hal ini jelas membuat orang-orang menjadi kepo lantas menatap sang ketua geng ternama dan perempuan yang tengah dirangkulnya heran.
"Gak! Aku mau ke perpus."
"Ikut aku, ntar juga ada bukunya kok di sana."
"Enggak mau. Jangan paksa-paksa deh."
"Lah? Ayo dong ikut .... "
"Enggak."
"Nurut atau aku cium?"
Feby melotot ke arah Daniel. Sedangkan lelaki itu dengan tampang tidak berdosa sibuk menyandarkan kepalanya ke kepala sang gadis.
Lagi. Banyak yang memperhatikan mereka.
"Ikut ya?" ulang Daniel.
"Iya."
Lelaki tadi tersenyum lalu mengacak ringan rambut gadisnya.
"Oke, ntar aku jemput ke kelasmu. Bye girl."
Feby mengangguk singkat dan segera pergi meninggalkan Daniel.
¤¤¤¤
"Perkenalkan, nama saya Febiola Kathela Asmara. Biasa dipanggil Feby. Saya pindahan dari SMA Cinara Semarang. Salam kenal," ucap seorang gadis sambil tersenyum ramah ketika memperkenalkan diri di depan kelas.
Siswa-siswi di sana juga tersenyum membalas Feby. Mereka senang memiliki teman baru seperti gadis yang tengan berdiri di depan, meskipun ada juga dari mereka yang memberi tatapan layaknya mengibarkan bendera perang---termasuk wanita muda yang kini tengah duduk di meja guru.
"Oke. Selamat datang Feby. Silahkan duduk," ucap Tera---PPL yang kebagian mengajar di kelas XI-1 IPA.
Feby bingung harus duduk di mana. Tak sengaja, dirinya melihat satu bangku kosong yang terletak di deret paling belakang.
Ia pun bergegas untuk menduduki bangku itu. Setelah mengecek keadaan sekitar, dirinya mengambil kesimpulan bahwa ia duduk sendiri di sini.
"Baik adik-adik, hari ini kita lanjutkan materi pertemuan sebelumnya tentang-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Genç KurguBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...