Gadis cantik berambut gelombang dengan pipi chubby tengah termenung di bangku taman sekolah. Dia masih bingung sekaligus kesal atas insiden Daniel dan Tera kemarin.
"Hei," sapa seseorang di sebelah Feby.
Yang dipanggil pun mendongak sejenak lantas tersenyum. Teman sebangkunya, Raka.
"Boleh duduk?" tanya Raka.
Feby mengangguk sebagai jawaban. Lelaki itu pun segera duduk di sebelah teman sebangkunya. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung bagaimana memulai percakapan dengan gadis semanis Feby.
"Feb."
Gadis tersebut menoleh, memberi isyarat wajah yang artinya kenapa?.
"Maaf. Gara-gara gue lo jadi dihukum bu Tera kemarin," ucap Raka sambil menunduk. Tidak berani menatap Feby.
Gadis tadi tersenyum lantas berkata, "Nggak usah khawatir, gue oke-oke aja kok. Anggap aja ini sebagai MOS gue di sekolah baru. Iya kan?"
Raka tersenyum. Ia masih tidak enak hati pada Feby karena sempat mengagetkan gadis itu dengan penampilan acak-acakannya setelah tidur. Apalagi hal itu pula yang membuat anak baru itu dihukum.
"Makasih Feb lo gak marah sama gue. Lo baik banget," ucap Raka tulus.
"Hei, ngapain marah? Childish banget nggak sih kalau kita marah cuma gara-gara hal sepele kayak gitu? Udah ... santai, itu salah gue kok yang gak bisa kontrol volume. Dan juga ... macannya aja yang baperan," ucap Feby sambil berbisik di akhir kalimatnya.
Mereka pun tertawa.
Siapapun yang melihat Feby dan Raka sekarang pasti akan menilai bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Lihat cara lelaki itu yang tersenyum melihat perempuan di sebelahnya tertawa. Oh, siapa yang tidak bisa melihat sirat takjub dari mata Raka.
"Oke. Sebagai tanda maaf, gimana kalau gue traktir lo makan di kantin?" tawar Raka.
"Aduh Raka, kan udah gue bilang nggak usah minta maaf. Lo nggak salah."
"Jangan gitu dong ... ntar gue malah ngerasa bersalah terus kalau lo nolak."
Bohong. Raka hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama Feby.
"Hmmm ... oke deh. Yuk!"
Feby dan Raka pun berjalan menuju kantin. Tak jauh dari tempat mereka, Joe tengah menonton semua kejadian tadi. Termasuk siratan mata Raka yang jelas-jelas memiliki perasaan lebih kepada pacar bosnya.
"Harus lapor bos nih," ucap Joe pada kedua rekannya.
¤¤¤¤
"Makan apa, ya?" tanya Feby pada diri sendiri.
"Apa aja deh yang menurut lo enak. Sikat semua," ucap Raka menimpali.
"Hmmm .... "
"HAI EVERYBADEH!!! SASA YANG CANTIK UDAH DATENG NIH!!!" teriak seorang perempuan dari meja ujung kantin.
Sontak Feby menolehkan kepala ke arah teriakan yang baru saja menyebut nama 'Sasa'.
Saat sudah mendapati tiga orang perempuan di meja ujung kantin, gadis chubby itu tersenyum semringah.
"Raka Raka! Ke sana, yuk! Makan di sana," pinta Feby sambil menunjuk meja yang dimaksud.
"Waduh. Kok cewe semua? Gawat nih, ntar disangka fakboi lagi gua," batin Raka cemas.
"Raka. Kok malah bengong? Ayo!"
Raka mengedarkan pandangan ke seluruh kantin---mencari teman lelaki yang dia kenal. Hingga, ada seorang laki-laki baru saja melewatinya. Tak mau kehilangan kesempatan, Raka segera menarik tangan lelaki yang tengah membawa sepiring nasi goreng.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...