Day 6

49 14 2
                                    

Hari Minggu. Wah ....

Kini Feby tengah sibuk menonton film bersama ketiga sahabatnya. Terlihat bungkus keripik yang sudah menggunung di samping mereka.

"Ya ampun! Itu lucu banget cowonya. Sweet gitu," ucap Zahra sambil mengguncang tubuh Angel.

"Selow dong Za ... ususku ikut dangdutan nih gara-gara guncanganmu." Angel berusaha menghentikan Zahra yang kini malah sibuk meremas tangan Angel.

"Sasa," panggil Feby tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.

"Apa?"

"Bu Tera emangnya guru galak?"

Sasa membuka soft drink yang telah ia beli dari kantin tadi---lantas meminumnya.

"Enggak, Bu Tera itu malahan guru tersabar sepanjang masa loh. Tapi kemarin tiba-tiba gitu, aneh emang."

Feby mengangguk-angguk.

Tring!

Kakak Kuda Nil :
Ma girl, markas yuk 😙

Febiola Kathela :
Idih, mesum 😑

Kakak Kuda Nil :
Serius ini. Aku mau ajak kamu sama anggota ngomong sesuatu 💋

Febiola Kathela :
Sekali lagi pake emoticon gitu, aku blokir!

Kakak Kuda Nil :
Buset galak. Itu emot mulut sebagai perlambangan 'bicara' 😒

Febiola Kathela :
Oh. G peduli sih.

Kakak Kuda Nil :
Feby, ke markas sekarang! Udah dijemput Sandi di depan asrama cewe 👌

Febiola Kathela :
Males. Aku kan g ada sangkut pautnya sama geng kalian

Kakak Kuda Nil's calling...

"Halo," sapa Feby jutek.

"Plis girl. Ke markas sekarang."

"Tapi aku masih liat film kak ... nanggung."

"Bisa nonton di markas. Udah, ayo."

Tut.

Feby menghela napas panjang. Kenapa Daniel selalu mengganggunya?

Akhirnya, dengan langkah terpaksa Feby pun mengambil sling bag dan memasukkan ponsel serta satu buah cutter---antisipasi kalau Daniel melakukan hal yang tidak-tidak.

"Guys, sorry banget nih. Aku dipanggil kak Daniel. Gimana? Boleh?"

Ketiga sahabatnya tidak menghiraukan perkataan Feby. Mereka tengah sibuk menangisi salah satu aktor drama yang meninggal.

"Woi! Aku mau pergi."

"Hiks hiks ... iya, per---pergi aja ... pergi aja kayak abang itu .... "

Feby menahan tawa. Bagaimana tidak? Ketiga sahabatnya ini terlalu menghayati drama yang tengah mereka tonton.

¤¤¤¤

"Febiola?"

Feby menoleh, lantas tersenyum.

"Sandi, anggota DNLXtreme. Mau jemput kamu," ucap Sandi tulus.

"Oke. Kenapa harus dijemput? Aku bisa kesana sendiri 'kan?" tanya Feby heran.

Sandi menoleh, lalu tertawa.

"Kamu udah nggak aman disini, makanya Daniel manggil kamu buat ke markas. Udah, yuk," ucap Sandi sambil melangkahkan kakinya.

Thirty Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang