Suara gebrakan meja menggema di setiap sudut ruangan. Sudah berkali-kali perempuan berambut panjang itu berkata dengan emosi di ujung kepala. Tak habis-habisnya ia melampiaskan kemarahan kepada salah satu muridnya.
"BUKAN SALAH GUE! PELUANG KAN ADA DUA, BERHASIL ATAU TIDAK BERHASIL!" seru wanita itu untuk kesekian kalinya.
"Hei ... lo sendiri 'kan yang ngomong kalau rencana lo bakal berhasil?"
"KAN ITU CUMA PREDIKSI GUE, GHANI FAREZKI!" bentak wanita tersebut lagi.
Udara di sekitar perlahan mendingin. Mendukung sekali untuk perdebatan yang terjadi di antara keduanya. Kondisi pun kian menegang ketika gema dari sepatu hak tinggi terdengar.
"Emang gak becus lo," sarkas Ghani pada Tera akhirnya. Tak tahukah wanita itu kalau dia menahan geram dengannya sedari tadi?
"Jalanin plan B, gue gak mau tau," ucap Tera penuh penekanan di setiap kata.
¤¤¤¤
Pagi ini, Feby bersama sahabat-sahabatnya ditambah dengan Renald serta Raka tengah makan bersama di kantin. Mereka memutuskan berkumpul di sana karena ada yang ingin dibicarakan oleh Raka.
"Eh, liat nih bebeb Sasa couple sama gue loh jam tangannya ... sini, Beb!" Renald menyuruh Sasa untuk duduk di sampingnya.
Setelah Sasa duduk, kompak kedua sejoli itu menunjukkan benda yang melingkar di tangan mereka.
"Wah! Ih, comel banget .... " Zahra dan Angel kompak memuji mereka. Ya ... meskipun terbesit sedikit rasa iri di hati.
Kini, meja dekat pot bunga keladi itu menjadi ramai hanya karena perihal Sasa dan Renald mengenakan dua benda yang sama.
"Eh, wait! Kalian kapan jadian?" tanya Feby bingung kepada dua makhluk tersebut.
"Dari dulu elah. Kamu nggak tau?" tanya Sasa.
Gadis chubby menatap Renald horor. Kalau dia sudah jadian sama Sasa ... kenapa waktu itu lelaki tersebut menggombalinya?
Jika kalian lupa, kalian bisa ingat-ingat part 1 atau Day 1.
Apakah Renald ini adalah playboy cap gajah?
Sementara itu, Raka sedari tadi menyimak sambil mengontrol detak jantungnya yang semakin cepat ketika menatap wajah di sampingnya.
Siapa lagi kalau bukan ....
"Raka tadi mau ngomong apa?" Feby mengalihkan atensi semua temannya menuju ke arah Raka.
Lelaki itu sontak saja terkejut ketika semua pasang mata di meja ini menatapnya. Ditambah lagi, gadis yang sedari tadi ia tatap memberikan sorotan mata yang seolah menyuruh paksa dirinya untuk tenggelam ke dalam lautan asmara---lebay, ya?
Akhirnya, dia nemutuskan untuk mengubah posisi duduknya menghadap ke arah Feby. Jantungnya semakin berdetak kencang kala dirinya sudah berhadapan dengan wanita pujaannya.
Jangan lompat jantung ... jangan ... nanti gue mati nggak bisa lihat wajah perempuan ini lagi, batin Raka sambil meremas jemarinya.
"Oke semuanya, aku mau kalian jadi saksi kalau .... "
"Pepet t'ros bos!" sela Renald yang mendapat hadiah jitakan di kepala mulusnya---dari Sasa.
"Aku tuh suka sama kamu. Beneran," ucap Raka akhirnya setelah mengeluarkan cincin seribuan yang ia beli dari penjual mainan di luar sekolah.
Hening. Semua sibuk mencerna ucapan Raka yang keluar begitu saja dengan kecepatan setara seperti motor sedang melesat di arena pertandingan internasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...