Day 7

54 13 7
                                    

"Jadi manusia jangan gila harta. Harta sifatnya tidak selamanya ada, tapi cinta sudah pasti kekal jika kita bisa memilih orang yang tepat."
-Ansitazetera Kaffaya
-


"Feb! Bangun! Febiola!"

Daniel tak henti-hentinya menepuk-nepuk pipi Feby.

"Bangun dong, Girl .... "

* flashback on *

Seorang lelaki tengah menikmati angin malam dengan ditemani sebuah gitar kesayangannya.

"Senyumanmu .... "

"Yang indah bagaikan candu .... "

"Ingin t'rus kulihat walau dari jauh .... "

Lelaki itu menutup lagunya dengan senyuman manis sambil menatap sendu bulan hari ini. Ah ... kapan kiranya dia bisa bebas dari semua ini?

"TOLONG!!!"

Terperanjat hingga terjerembap. Itulah yang tengah dialami lelaki tadi. Dirinya kembali memasang indra pendengaran baik-baik.

"TOLONG!!!"

Astaga! Dia tak salah dengar. Siapa yang meminta tolong di malam hari seperti ini?

Apakah itu Bu Yanti? Guru Sejarah yang tengah ketakutan karena tikus peliharaannya berhasil keluar dari kandang.

Atau mungkin itu adalah Bu Paima? Guru Ekonomi yang panik karena dihantui oleh bayang-bayang mantan.

Tak mau ambil pusing, lelaki itu segera beranjak dari tempatnya dan mencari suara itu di sekitar taman---dekat tempatnya bernyanyi.

Gatcha! Dia melihat orang tenggelam di danau. Tapi, tunggu. Sepertinya dia tak asing dengan postur orang itu.

Setelah mengamati dengan saksama, dia menyadari bahwa orang itu adalah,

"FEBY!!!"

Tak mau mengulur waktu, Sandi segera menceburkan diri ke danau untuk menolong Feby. Setelah berhasil membawa Feby ke dalam dekapannya, Sandi segera membawa perempuan yang hampir kehilangan nyawa itu ke tepi danau.

"Febiola, bangun."

Tak bergeming. Bibir Feby pucat sekali sekarang. Sandi yang ingin berusaha menyadarkan Feby lagi harus menghentikan gerakannya ketika ada seseorang menepuk bahunya.

"Permisi, kakak lihat---FEBY!!! ITU TEMEN GUE!!! LO APAIN DIA?!"

Sandi mengisyratkan Angel untuk diam dan mengikutinya hingga ke markas.

* flashback off *

"Bro, Feby belum sadar juga? Apa perlu kita bawa dia ke RS?"

Daniel menggeleng lemah.

"Gue yakin. Dia bakal sadar setelah ini."

Daniel terus menggenggam tangan Feby. Berharap bahwa tenaganya dapat tersalurkan ke dalam raga Feby dan mampu membangunkan gadisnya lagi---meskipun saat ini status mereka hanya pura-pura.

Sekarang masih pukul 01.00. Semua anggota Daniel sudah beranjak tidur terlebih dahulu. Kecuali Daniel dan Sandi, mereka sama-sama terjaga di kamar markas ini dengan harapan yang sama.

Berharap Feby segera siuman.

"Thanks bro," ucap Daniel.

"Lo udah ngucapin thanks berapa kali? Santai aja sama gue ... lagian udah tugas gue buat ngelindungi raja dan ratu DNLXtreme. Iya nggak?"

Thirty Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang