Hari sudah pagi. Udara di sekitar perlahan menghangat menandakan bahwa sang surya akan hadir sebentar lagi.
Tampak dua orang remaja tengah berdebat di pagi hari. Siapa lagi kalau bukan Feby yang sibuk meluruskan sikap Daniel sang ketua geng.
"Kak Daniel, sekolah ih!" perintah Feby kesekian kalinya pada lelaki yang tengah sibuk bermain game di sebelahnya.
"Nggak mau, aku mau rawat kamu. Liat nih, panas." Lelaki tadi menyentuh kening Feby perlahan.
"Ntar juga sembuh. Iiihhh ... sekolah, kak!"
"Gak."
"Sekolah atau aku ngambek?"
"Girl, please .... "
Feby melempar tatapan yang menandakan bahwa dirinya sedang merajuk pada sang ketua geng itu. Lantas dirinya berkata, "Kalau kakak masih gitu, aku bakal-"
Feby menghentikan kalimatnya melihat Sandi memasuki kamar markas.
"Bro, nggak sekolah lo?" tanya Sandi pada Daniel.
"Enggak. Gue mau jagain nih bocah. Lo sendiri?"
"Buset! Gue tau bro kalau gue jomblo. Nggak usah nistain gue kayak gitu dong. Ambyar hati dedek," ucap Sandi dramatis sambil memegangi dadanya.
"Eh kutil! Maksud gue tuh 'lo sendiri sekolah nggak?' bukan 'lo sendiri? Nggak ada pacar?' gitu. Najis lo baperan," cibir Daniel.
"Hehe ... maap bos, efek menahan api cemburu," ucap Sandi dengan volume tidak terlalu keras.
"Apa?"
"Gak ada. Udah lo sekolah sana, kebetulan gue jamkos nih di pelajaran pertama sama kedua. Gue aja yang jagain Feby."
Daniel menatap ragu ke arah Sandi.
"Iya, kakak sekolah sana. Aku sama kak Sandi aja," ucap perempuan yang sedari tadi diam menyimak mereka.
"Oke, gue sekolah. Jangan selingkuh, ya," ucap Daniel sambil menepuk puncak kepala Feby pelan.
Sandi yang mendengar hal itu meringis. Pasalnya, memang benar bahwa dirinya memiliki niat untuk menikung pacar sang bos sebentar. Hehe ....
Daniel mencium kening Feby lama lalu pergi meninggalkan mereka.
"Gimana keadaan kamu? Masih panas?" tanya Sandi setelah membuka jendela.
"Masih kak."
"Aku beliin buryam dulu, ya. Kamu tunggu sini."
Sandi pun melenggang pergi menuju kantin.
"Permisi kak Feby. Kenalin, saya Angkasa panggil aja Kaka. Saya ada di ruang tengah kalau kakak butuhin saya," ucap anak yang setahu Feby adalah adik kelas.
"Astaga ... begini rasanya menjadi pacar ketua geng. Dijaga ketat," gumam Feby pada dirinya sendiri.
¤¤¤¤
"Woi, sekolah lo? Mimpi apa njir gue semalem," sapa Kayla, teman sebangku Daniel.
"Banyak omong lo. Kangen sama gue?" tanya Daniel datar.
"Iya lah! Ya ampun, lama banget gue nggak liat komuk lo astaga. Live bareng, yuk!"
Daniel memutar bola matanya malas. Inilah salah satu penyebab dirinya malas sekolah.
HARUS SEBANGKU DENGAN MIKAYLA KATRINA BARA, SELEBGRAM SEKOLAH.
Daniel mengacuhkan teriakan heboh di sebelahnya. Dia lebih memilih membaca komik Shinchan miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Days With You
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita mengadakan sebuah hubungan palsu dengan alibi menebus kesalahan? Akhirnya akan bahagia karena kita saling cinta atau sebaliknya, karena tidak ada cinta di antara kita? Semua itu akan dijelaskan dalam cerita ini, dengan to...