02

434 18 0
                                    

Sore ini gadis bernama jeon jihyun tengah berada diruangan pribadinya. Menge-cek beberapa laporan hasil keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Kepala yang hampir pecah karena ia harus memikirkan semua tentang pekerjaan nya.

*Dering telepon

"Wae?" "..." "Nee suruh masuk saja" "..." "Ya"

Ckelek...

Orang yang ingin masuk, akhirnya telah memasuki ruangan jihyun. Tanpa di suruh duduk, orang itu duduk di depan Ji-hyun. "Annyeong nyonya jeon" sapa nya. "Ada apa kau datang kemari?" Ketus jihyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku hanya ingin berbicara saja dengan mu" "Mian aku tak punya waktu, jika tidak ada kepentingan silahkan pergi" "Ayolah, ini mungkin sangat penting bagi dunia mafia mu" Jihyun yang sedari tadi menulis langsung menghentikan pena mahalnya

"Apa maksud mu?" "Bagaimana jika kita ber damai saja? Itu bukan pekara yang buruk bukan?" "Langsung intinya saja" balas jihyun dengan sikap dingin nya
"Arrasseo, aku ingin aku bergabung di perusahaan mu saja"
"Ani, aku tau kau hanya mencari untung di perusahaan ku saja"

"Ayo lah, aku memang sedang mencari untung. Tapi keuntungan ini akan kita bagi dua, bagaimana?"
"Tidak, aku tidak mau. Segera pergilah dari ruangan ku" "Kau kuberi waktu untuk ajak an ku ini" "Keputusan ku akan tetap bulat untuk menolak ajak an mu, tuan jung jaehyun"
"Arraseo, aku tetap akan menunggu mu" "Cepat pergi" "Nee. Aku pergi noona jeon" atapan sinis mewakilli nya.

Dok dok dok...

"Masuk!" "Nyonya ini hasil pengeluaran bulan lalu" "Letakkan saja aku akan memeriksa nya nanti" Jihyun mengambil jaz kantor nya, lalu pergi untuk menaiki mobil ferrari nya itu.
Mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata rata, membelah kota seoul, untuk menuju club ternama di seoul.

Kaki jenjang nya menaiki lift dan menekan tombol nomor 9 yang menuju ke lantai VVIP.
lantai yang hanya di khususkan untuk kaum kongmelerat saja.
Memasuki ruangan yang hanya orang khusus saja yang bisa memasukinya.

Setelah memasuki ruangan itu, bisa dicium bau alkohol yang sangat menyengat.
Bagi orang biasa itu mungkin akan membuat nya pusing, tetapi. Tidak bagi Jeon jihyun.
Duduk di sofa mahal, dengan meneguk beberapa gelas alkohol. Dan menunggu seseorang yang akan melintasi pintu.
Itulah yang sedang dilakukan gadis berwajah imut itu.

"Annyeong noona, tubuh mu bagus sekali, bisa kau bermain denganku untuk malam ini?" Ucap lelaki sambil mendudukan bokong nya di samping jihyun. "Tidak" itulah jawaban dingin nya gadis berparas cantik. "Ayolah hanya semalam saja" "Aku bukan jalang"
"Tetapi jika ku lihat kau cukup berpengalaman dalam hal memuaskan" ucap lelaki itu dengan menyentuh paha mulus jihyun.

jihyun yang melihat itu pun tidak memberontak, namun dia malah merogoh saku Jaz nya dan mengeluarkan benda yang cukup untuk membuat jantung orang lain berdetak lebih cepat. "Kau mau timah panas ini melintasi kepala bodoh mu itu?"
Dengan lekas lelaki itu menjauhkan diri nya dari gadis itu. "Maaf, aku tidak takut dengan pistol mainan mu itu"

Dor!

Timah panas itu sudah masuk dibahu lelaki itu, tetapi jihyun tidak membuat nya mati.
Dan suara yang cukup keras itu membuat orang lain yang sedari tadi mengacuhkan nya langsung menoleh.
"Pistol mainan yang dapat membunuh mu ini sudah masuk di bahu mu, jadi segera lah menyingkir dari hadapan ku, atau timah panas ini melintas tepat di otak kotor mu itu"

"Noona jihyun" ucap lelaki lain, A.K.A yang sedari tadi ditunggu oleh Jihyun.
langsung yang sadar bahwa nama nya terpanggil langsung menoleh.
Berdiri langsung menghampiri seseorang yang memanggil nya. "Lama sekali, sampai aku melukai orang lain" oceh jihyun. "Mian, mobil ku mogok tadi"

"Arraseo, kita pindah tempat lain yang lebih sepi, aku tidak bisa fokus jika disini"
"Baik, sudah saja siapkan tempatnya" ucap lelaki sambil menggiring langsung pergi dari tempat itu.

-

Ditempat sunyilah, sekarang yeoja cantik dan lelaki tampan a.k.a seketaris/bodyguard/asisten pribadi Jihyun itu berada.
"Jadi keberangkatan noona akan dipercepat. 2 hari lagi noona akan berangkat ke Jepang"
"Arraseo. Aku akan menyiapkan barang barang yang akan ku bawa nanti. Dan sekarang siapkan tempat untuk aku minum, lalu jemput teman ku ini-ucap nya sambil memberikan alamat apartemen temannya itu-"
"Ne, akan saya laksanakan" ucap nya sambil beranjak dari duduknya.

20menit kemudian

"Ppalli jemput teman ku sekarang." "Nee, ini alamat hotel yang noona suruh saya tadi, ini pin nya, sudah saya siapkan beberapa minuman nya juga" "Ya, kamsahamida. panggil kan satu bodyguard ku, untuk mengambil baju santai dirumah ku." "Nee" Jihyun beranjak dari duduknya lalu menuju mobil nya.
Memasuki mobil lalu menuju hotel yang sudah dipesankan.
Setelah sampai dihotel, Jihyun memasuki bangunan megah itu dan menuju resepsionis hotel.

"Antar kan aku ke kamar nomor 205" "Nee noona, mari" Setelah sampai diruangan, Jihyun langsung memasuki kamar mandi, dan membersihkan badan nya. Setelah membersihkan badan, dia langsung memakai handuk yang hanya menutupi belahan dada dan setengah pahanya

Ting tong...

Cklek

"Ini baju nyonya" ucap nya sembari melihat tubuh molek Jihyun. "Jangan melihat ku seperti itu, atau ku congkel mata kotor mu itu" Pria berbadan kekar itu langsung mengalihkan pandangannya.
"Baik, maaf, nyonya" "Tetap lah disini, mungkin aku akan membutuhkan mu nanti"

"Nee"

-

Jihyun masuk dan mengganti bajunya Lalu mamainkan benda persegi panjang nya lalu meletakkan benda itu di telinga nya.

Tut tut tut...

"Ada apa?" "Kau bisa ke hotel ku? Aku sedang sendirian?" "Kenapa kau tidak pulang huh?" "Aku terlalu lelah, aku singgah di hotel sementara, ayolah oppa, temani aku" "Arra arra, tunggu aku, dan kirim lokasi mu" "Nee gomawo oppa"

Pip...

Sesegera mungkin Jihyun mengirimkan lokasinya, ke oppa tersayang nya itu.
Hampir satu jam lamanya ia menunggu, tetapi orang yang ditunggu belum menampakkan batang hidungnya.

20menit kemudian

Suara ketukan pintu terdengar. Bisa di tebak jika itu adalah jeon Jungkook. Kakak lelaki dari jeon Jihyun. "Masuk!" Teriak Ji-hyun yang sedang duduk di sofa. "Yak!! Kau minum?" "Hanya sedikit, aku menyimpan beberapa soju untuk mu juga"
Jungkook mendekati adik nya itu. Lalu mengambil soju dinakas dekat adiknya itu. "Kenapa kau tidak pulang, jarak hotel ini dengan rumah cukup dekat?"

"Sebenarnya ada yang mengancam untuk membunuh ku" "Mafia?" "Ya, bisa dibilang seperti itu, tetapi dia masih jauh dibawah ku" "kau takut dengan nya?" "Tidak."
"Lalu? Kau bisa membunuhnya dengan mudah, apa perlu aku yang turun tangan?"

"Andwae... cukup aku saja, aku bisa membunuhnya sekarang juga, tapi jika dipikir pikir, itu akan sia sia jika aku tidak bisa mengenal rekan nya" "Berarti dia hanya anak buah?"
"Mereka jauh dibawah ku, dan mereka tidak memiliki anak buah, sekalipun punya, itu tidak akan sebanyak dan sehebat milik ku, mungkin bos nya sendiri yang turun tangan? atau kalau tidak,dia akan menyewa pembunuh bayaran seperti mu?"

"Jadi? Bagaimana rencana mu sekarang?" "Aku akan mengikuti permainan nya" "Kau tidak takut kau mati ditangan nya?" "Kenapa harus takut? Jika memang dia pintar, dia akan langsung membunuh ku, tanpa ada memberi ancaman. Dan sekarang? Dia menyuruh orang lain yang turun tangan." "Siapa rival mu?"

"Jung jaehyun, aku curiga dia yang merencanakan ini, dia akan membunuhku dan nama ku akan digantikan oleh nama nya, tapi itu hanya sebatas curiga, aku belum tau pasti siapa dalang nya ini"

"Lalu dia tau? Bahwa kau adalah pemegang blackdiamond?" "Ani, yang dia tau hanya, aku sebagai pemilik blackgum saja" "Apa rencana mu sekarang?" "Aku akan tetap mengikuti rencana nya"

----

Tbc!

-

Revisi : 5 january 2021 - 8.41 P.M

Mafia girl ; KTH (END) REVISI!Where stories live. Discover now