"Sebenarnya aku tidak selicik itu untuk bisa mendapatkan Chaeyoung, namun saat itu aku masih muda dan sangat mudah terpengaruh. Namun, sekarang yang ada hanya perasaan bersalah yang mengendap bertahun-tahun. Terlebih Chaeyoung adalah wanita yang baik, ia tidak pantas mendapatkan perlakuan ini. Aku sungguh meminta maaf pada kalian. Karena aku, persahabatan kalian pun hancur. Mianhae, jeongmal mianhae" Ini kali pertamanya mereka berenam melihat Junhoe menangis. Manusia super aktif dan selalu tersenyum riang kadang kelewatan itu ternyata punya kesedihan juga didalam hatinya. Hati mereka yang panas pun akhirnya mereda, mereka berpikir pasti Junhoe saat itu masih belum berpikir jernih. Suho tergerak tangannya untuk membelai punggung Junhoe yang sudah membungkuk karena menangis.
"Tapi, bagaimana semua ini bisa terjadi? Maksudku, kita tidak mengenali Joy sama sekali dulu." ujar Jennie.
"Aku juga tidak mengerti Jennie-ya, aku bahkan bingung mengapa Joy bersikeras untuk mendapatkan Chanyeol." Sahut Junhoe
"Kenapa kau baru mengungkapkan semuanya sekarang, Junhoe-ya" tanya Kai yang akhirnya membuka suara.
"Karena wanita itu dengan berani menyeret Chaeyoung kembali ke dunianya." ujar Junhoe.
"Dengan meminta Chaeyoung mengisi acara pernikahannya?" Tanya Jennie diangguki oleh Junhoe.
"Joy benar-benar licik, sebenarnya aku ingin menyembunyikan ini semua karena aku lihat kalian sudah mengakhiri pertemanan dan percintaan kalian. Aku berpikir, kalian pasti sudah menemukan kebahagiaan lain dan move on. Daripada aku menambah beban hidup kalian karena aku telah menceritakannya, jadi lebih baik aku diam. Namun entah mengapa Joy memanggilnya lagi. Joy hanya ingin membuat hati Chaeyoung sakit dan cemburu. Ia belum puas untuk menyakitinya di masa lalu."
"Dia tidak mungkin cemburu, dia sudah punya Jaehyun" ujar Jennie percaya diri.
"Chaeyoung tidak sepenuhnya mencintai Jaehyun, Jennie" Jennie menatap Jisoo tidak mengerti.
"Aku seorang psikiater, aku sangat paham bagaimana kondisi hati seseorang. Aku bahkan paham bagaimana isi hatimu sekarang" sambung Jisoo membuat Jennie membisu, jangan sampai sahabatnya ini mengorek lebih dalam perasaannya. Kai tersenyum tipis kepada Jisoo, ia paham apa maksud wanita itu.
"Jadi.. apa yang harus kita lakukan?" Suho memulai pembicaraan lagi.
"Apa kalian tidak sedang sibuk? Ini mungkin akan memakan waktu yang cukup lama" ujar Junhoe.
"Sebaiknya segera kita selesaikan, aku akan membatalkan segala jadwal hari ini" ujar Jisoo diangguki keenamnya.
"Ok jadi begini"
Perbincangan mereka terlihat sangat serius, mereka harus merelakan jam kerjanya demi kedua manusia yang sangat mereka sayangi tersebut. Chanyeol dan Rose. Kecanggungan diantara mereka sudah melunak bahkan sudah hilang. Persahabatan yang hancur bertahun-tahun akhirnya terbangun kembali sedikit demi sedikit. Junhoe pun akhirnya berteman dengan mereka. Bahkan mereka merencanakan untuk hadir bersama dipernikahan Junhoe. Rencana demi rencana telah tersusun rapih. Waktu tanggal main pun telah mereka putuskan. Semoga semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna.
"Tapi Junhoe-ya, kau tetap harus meminta maaf kepada Chaeyoung dan Chanyeol secara langsung" ujar Jennie.
"Namun bersiaplah, mungkin nyawamu akan lenyap begitu saja di tangan Chanyeol" ujar Sehun dibalas tawaan dari ketiga wanita dan kedua pria itu.
"Hahahahaha.. ani, kau jangan tegang seperti itu Junhoe-ya. Chanyeol tidak mungkin sebodoh itu" Suho menepuk pundak Junhoe.
"Wajah Chanyeol benar-benar menakutkan jika sedang mengamuk, Junhoe-ya." Lisa benar-benar kompak dengan Sehun jika sudah akur seperti ini. Sehun tertawa menyetujui perkataan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak That I Loved
Fanfiction"Apakah aku semunafik itu? Nyatanya aku tidak bisa melepaskanmu" Park Chanyeol. "Ya, dirimu sangatlah munafik dan egois. Sedangkan dirimu jugalah yang menjadi cermin untukku" Park Chaeyoung.