Pernikahan Chanyeol dan Joy sudah tepat di depan mata, tepatnya menunggu 10 hari lagi. Pernikahan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat manusia yang mengagumi keduanya. Ucapan dan doa tidak pernah berhenti mengalir membanjiri mereka. Namun mengapa Chanyeol kini sedang memikirkan hal yang lain?'Apakah dulu ia sesakit itu? Junhoe, ya Junhoe. Laki-laki sialan! Kenapa Chaeyoung bisa dekat dengan laki-laki playboy seperti dia? Ciuman itu.. '
"Argh.. fuck!" Chanyeol mengacak-acak kasar rambutnya. Memori yang sangat menyakitkan itu terulang kembali. Setelah pertengkarannya dengan Rose malam itu, Chanyeol mengalami hangover yang sangat parah di usianya yang masih terbilang muda
Pintu ruangan kantor Chanyeol terbuka dan menampilkan sosok yang kelak akan menjadi istrinya. Joy yang baru saja memasuki ruangan, cukup terkejut melihat penampilan Chanyeol dengan rambuf berantakan dan sepasang mata yang memerah.
"Oppa, ada apa? Apa kau sakit?"
"Tidak aku hanya lelah saja."
Joy meletakkan telapak tangannya tepat di dahi Chanyeol "Oppa kau demam!"
"Tidak"
"Ayo kerumah sakit sekarang!"
"Tidak"
"Ayolah Oppa.. aku tidak ingin sakitmu semakin par-"
"SUDAH KUKATAKAN TIDAK!" Chanyeol melepas genggaman Joy secara kasar dan jelas saja Joy sangat terkejuf dengan perlakuan calon suaminya itu.
"O-oppa" suara Joy sudah terbata dengan matanya yang berkaca-kaca. Chanyeol menyadari perilakumya dan iapun berusaha menenangkan wanita itu.
"Chagi, mianhae, aku hanya sangat lelah. Dan aku menyimpan beberapa obat jadi kau tidak perlu khawatir. Pekerjaanku sangat banyak akhir-akhir ini. Banyak anak didikku akan melakukan comeback. Bisakah kau membiarkanku waktu untuk aku bisa sendiri kali ini saja? Jeongmal mianhae, uljima" tutur Chanyeol lembut sambil mengusap air mata yang sudah jatuh di pipi wanitanya itu.
Joy mengangguk pelan, memang Joy sangat sering mendapatkan sikap acuh dari Chanyeol. Namun ini kali pertamanya Joy menerima gertakan yang lumayan mengisi ruangan dari kekasihnya. Chanyeol tidak ingin melampiaskan kegelisahan hatinya lagi pada Joy, sebelum wanita itu pergi diapun sempat mengecup sebentar kening wanita itu.
Kini tinggal Chanyeol sendiri lagi di ruangan kantornya. Baru 10 menit merasa tenang, tiga pria seumuran dengannya menerobos masuk tanpa basa-basi ke ruangan Chanyeol.
"Yak! Kenapa kalian asal masuk seperti ini!" gertak Chanyeol kepada ketiga pria itu. Padahal memang sudah jadi kebiasaan mereka untuk selalu seperti ini kecuali jika Chanyeol sedang ada tamu atau pawangnya.
"Kau ini kenapa! Chat grup tidak dibalas-balas." balas Suho lebih pedas. Chanyeol menyalakan ponselnya dan benar saja. Notifikasi Line membanjiri layar ponsel tersebut.
"Sibuk."
"Hhh... kau selalu saja seperti itu Chan."
"Memang kenyataannya. Ada perlu apa? Apa kalian tidak tahu jika anak-anak akan comeback. Aku sedang sibuk."
"Jadi begini, kau akan menikah. Jelas saja quality time kita akan berkurang. Bachelor party kedengarannya sangat menarik." Chanyeol sudah bisa menebak apa keinginan ketiga pria itu.
"Tidak penting, tugas kita banyak."
"Ayolah Hyung, tidak tahu kah kau selama ini waktumu sangat jarang untuk kita." Chanyeol tertegun akan pernyataan Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak That I Loved
Fanfiction"Apakah aku semunafik itu? Nyatanya aku tidak bisa melepaskanmu" Park Chanyeol. "Ya, dirimu sangatlah munafik dan egois. Sedangkan dirimu jugalah yang menjadi cermin untukku" Park Chaeyoung.