#26

1.2K 90 15
                                    

Dentuman musik menggema seluruh ruangan mengiringi para manusia yang tengah melepaskan penatnya. Chanyeol sudah hampir lupa kapan terakhir kalinya dia ke tempat ini semenjak semua masalahnya sudah terungkap. Entah mengapa pula dirinya mau sampai terseret ke tempat ini kalau bukan karena pria disampingnya. Pria yang semakin mabuk berat setelah Chanyeol menelepon dimana keberadaan pria itu. Chanyeol tidak habis fikir, ini terbilang masih sore untuk seorang pria dewasa bermabuk-mabukan. Ingatkan Chanyeol bahwa dirinya pun pernah melakukan hal yang sama.

Satu jam yang lalu...

"Halo, Sungjae-ssi. Akhirnya kau mengangk-. Yak! Apa yang kau lakukan di club di jam setengah 6 petang seperti ini!"

Mungkin karena keadaan diskotik yang masih sepi membuat suara gaduh dari lawan bicaranya itu sangat terdengar jelas.

"Nugu?"

"Aku Park Chanyeol!"

"Aish, mengganggu saja! Mau apa? Menanyakan kabar wanita itu? Atau mau menemuinya juga? Aku tut-"

Dari cara bicaranya, pria ini masih sepenuhnya sadar karena masih lancar mengucapkan beberapa kata dengan jelas. Dan Chanyeol pun tahu jelas siapa yang disebut Sungjae 'wanita itu'. Dia bisa menyimpulkan jika lawan bicaranya ini sedang bermasalah dengan Joy.

"Yak! Andwae! Jangan ditutup. Dimana kau? Biar ku susul, ada yang ingin aku bicarakan."

"..."

"Halo Sungjae-ssi, kenapa diam saja? Benar aku akan membicarakan tentang Joy, namun bukan itu niatku. Kumohon."

"Cakeshop."

Chanyeol sangat kenal dengan tempat itu lalu mengambil kunci mobilnya yang terletak tepat disamping laptop yang sudah tertutup.

"Arraseo, tunggu aku disana Sungjae-ssi."

"Hm"

Tut.

Penyesalan kini bersarang di benak Chanyeol, dia berharap Sungjae masih sepenuhnya sadar namun ternyata nihil. Ya, mungkin tujuannya saat ini akan tertunda dan mau tidak mau Chanyeol harus mengurus pria yang sudah benar-benar mabuk berat ini selamat sampai rumahnya nanti.

"Hey Sungjae-ssi, berhentilah. Jika kau ingin mati gunakanlah alasan yang lebih elegan supaya arwahmu tenang disana." Sindir Chanyeol pedas namun tetap tidak mempan ditelinga Sungjae yang malah semakin terkekeh layaknya orang tidak waras.

"Yak! Apa yang membuatmu seperti ini eoh!" sergah Chanyeol saat Sungjae hendak menegak gelas berisi vodka itu kembali. Sungjae pun hanya mendengus malas saat kesenangannya terganggu.

"Katakan dimana alamat rumahmu nanti, kau kuantar pulang sekarang! Kajja!" Chanyeol berusaha menopang tubuh Sungjae namun mendapatkan penolakan dari pria itu. Chanyeol benar-benar geram saat ini.

"Yak! Jika kau tidak mau aku urus, berikan nomor telepon keluarga atau temanmu. Biar aku suruh mereka kesini untuk mengurus manusia bebal sepertimu!"

Tetap tidak ada jawaban dari Sungjae, membuat penjaga bar itu menatap kasihan terhadap Chanyeol yang kini tengah mendelik menatap Sungjae yang masih enggan berbicara dengannya.

"Kau! Aish! Terserah!" Chanyeol berlalu meninggalkan Sungjae yang masih lemas menaruh kepalanya pada lipatan tangannya diatas meja bar.

Kini Chanyeol tengah mengepulkan asap rokok didalam mobilnya dengan jendela kaca yang terbuka lebar. Pria ini berkali-kali mengecek layar ponselnya untuk kembali mengukuhkan niatnya menghubungi seseorang. Ya, Chanyeol masih sangat khawatir akan keberadaan Sungjae karena bagaimanapun dia adalah seorang ayah dari anak wanita yang pernah dicintainya dulu. Maka dari itu dirinya tidak benar-benar pergi meninggalkan tempat ini. Ia lebih memilih menunggu di parkiran mobil guna mengawasi pria itu dari jauh.

Heartbreak That I LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang