"Seul, saat kau menikah dengan Jimin, apakah Jimin meminta ijin untuk acara Bachelor Party?"
"Iya, memang kenapa?"
"Hmm apa tidak ada suatu hal yang terjadi?"
"Kenapa? Chanyeol sedang Bachelor Party dengan tiga pria itu?" Joy mengangguk dan Seulgi hanya menghela nafasnya melihat tingkah Joy yang terlihat kelewat khawatir.
"Lalu kau khawatir? Sudahlah Joy, kau ini. Chanyeol itu hampir setiap hari sudah bersamamu dan ia tidak pernah hang out bersama teman-temannya. Berikanlah dia sedikit waktu, jangan mengekangnya. Setelah ini kan juga Chanyeol jadi milikmu sepenuhnya."
"Kenapa kau jadi menceramahiku?"
"Aku tanya padamu satu pertanyaan saja." Joy menoleh ke arah Seulgi "Apa kau dekat dengan sahabat-sahabatnya?" Sambung Seulgi.
Alih-alih menjawab, Joy memilih meninggalkan Seulgi yang sudah mau membukakan pintu apartement untuknya setelah dipaksa. Padahal ia sangat lelah. Hal ini sudah biasa Joy lakukan, apakah dia tidak berpikir jika Seulgi akan sakit hati jika diacuhkan seperti ini?
Joy memilih pergi daripada harus mendengarkan ocehan yang sama sekali tidak ingin ia dengar saat ini. Joy masih menimbang, ia sangat ingin sekali menyusul pria itu. Tapi dia takut jika Chanyeol akan marah padanya.
"Oppa mianhae." gumam Joy sambil mengelus perutnya yang rata.
.
.
.--
--
"Chaeng-iie, kajja, aku menemukan sesuatu untukmu." Chanyeol menarik lengan Rose hendak mengajaknya ke suatu tempat.
"Mau kemana Oppa, terus itu yang lainnya?"
"Biarkan saja, kajja." Rose hanya menurut pasrah.
Langkah Rose terhenti ketika dirinya melihat sosok yang sangat dikenalinya. Terlihat sosok itu seperti sedang memerhatikan keduanya, dan dia bersama wanita. Chanyeol yang sedari tadi sibuk memerhatikan wajah Rose bingung dengan perubahan mimik wajah Rose. Iapun mengikuti arah bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak That I Loved
Fanfiction"Apakah aku semunafik itu? Nyatanya aku tidak bisa melepaskanmu" Park Chanyeol. "Ya, dirimu sangatlah munafik dan egois. Sedangkan dirimu jugalah yang menjadi cermin untukku" Park Chaeyoung.