Warning!!! 18+
Chapter ini tersambung dengan chapter #6
.
.
.
.
."Temani aku minum."
"Apa kau tidak lihat jika ini masih di jam kantor?"
Chanyeol tidak peduli lalu menaruh kunci mobilnya diatas meja tepat di depan ketiga temannya yang tengah duduk.
"Chan, aku masih ada yang harus kukerjakan... Chan!" Chanyeol sudah menghilang dari balik pintu ruangannya "Tahu begitu kita tidak perlu menuruti panggilannya."
"Ada apa dengannya Hyung? apa karena kejadian tadi siang?" Tanya Sehun.
"Mwola! Sebaiknya kalian berdua tetap disini biar aku saja yang menemaninya. Kita tidak bisa meninggalkan kantor ini bersama-sama"
"Arraseo, jika ada suatu hal buruk terjadi, hubungi kami Hyung." ujar Kai disambut anggukan Suho, pria bermarga Kim itu pun segera meninggalkan ruangan milik Chanyeol.
Drrt drrrt
"Palli! Aku sudah hampir sampai basement."
"Yak! Kalau begitu mengapa kau berikan kuncinya padaku!"
"Cepatlah hyung!"
"Kau ini! Tidak ada sopan-sopannya sama sekali."
Tut
.
.
.
.
.Dentuman musik bersahutan, bisa dibilang ini masih sore hari namun tidak menjadi alasan bahwa tempat ini akan sepi. Bagaimana jika malam hari? Mungkin tempat ini akan membludak sampai keluar.
"Ku pikir hanya kita yang tidak waras datang ke club di sore hari seperti ini."
"Mereka juga butuh pelampiasan, Hyung." ujar Chanyeol sambil menenggak vodka dengan dosis alkohol yang sangat tinggi.
"Pesanlah sesuatu, Hyung." Chanyeol memanggil barista itu kembali dengan isyarat untuk mengisi kembali gelasnya, sang barista pun paham dan melakukan perintahnya.
"Lalu kita akan mabuk berdua dan mati dijalan. Begitu?"
"Haha." Chanyeol sudah menunjukkan linglung-nya di tenggakan ketiga.
"Ada apa denganmu Chanyeol-ah?" Tidak ada jawaban. Mungkin bagi Chanyeol Suho tidak sedang bersamanya sekarang. Yang dia bisa lihat hanyalah sang barista karena sejak tadi dirinya sudah meminta untuk mengisi ulang gelasnya.
"Yak! Kau sudah mabuk! Berhentilah." Chanyeol tidak peduli, ia menenggak vodka itu tidak sampai 3 detik. Ketika ingin menenggak gelasnya yang keenam, Suho menahan pergerakan Chanyeol. Sang barista pun sudah menunjukkan mimik kekhawatirannya.
"Aniya!" Suho berdecak kesal dengan tingkah Chanyeol jika sudah kehilangan kesadaran seperti ini "Berikan dosis yang paling rendah." Barista itu pun mengiyakan dan menuang kembali gelas itu dengan cairan yang berbeda.
Chanyeol tetap menenggaknya, tidak ada protes apapun yang keluar dari mulut Chanyeol.
"Chanyeol-ah, kajja kita pulang."
"Park Chaeyoung." Chanyeol mengigau
Firasat Suho seratus persen benar, ini pasti ada hubungannya dengan pertemuan siang hari ini. Namun lebih baik jika Chanyeol sudah mengoceh seperti ini daripada melihatnya menenggak minuman keras itu lagi.
"Roseanne Park! Park Chaeyoung!"
"Chanyeol-ah.."
"Aku lebih suka Park Chaeyoung! Kenapa kau mengganti namamu hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak That I Loved
Fanfiction"Apakah aku semunafik itu? Nyatanya aku tidak bisa melepaskanmu" Park Chanyeol. "Ya, dirimu sangatlah munafik dan egois. Sedangkan dirimu jugalah yang menjadi cermin untukku" Park Chaeyoung.