one

606 57 33
                                    

"Pemotretan mu sudah selesai ya? Apa aku membuat mu menunggu? Ah mianhae darong-ah..." ujar Park Bom dengan cengiran polos nya, wanita yang tengah berbadan dua itu adalah manajer Dara yang juga sekaligus merangkap sebagai sahabatnya.

Dara hanya mendengus pelan.

Bom memberikan botol air mineral kepada Dara, dan memakaikan bathrobe ke tubuh hampir naked Dara.

"Seharusnya kau tidak keluyuran. Beruntung aku masih memikirkan calon keponakan ku ini, jika tidak mungkin kau sudah ku pecat." ucap Dara setelah selesai minum dan mengelus gemas perut buncit manajer nya itu.

"Kkkk.. Aigoo.. Agi-yaa kau telah menyelamatkan pekerjaan eomma mu eoh." canda Bom ikut mengelus perut buncit nya.

Bom mengambil baju ganti Dara. Sembari menunggu, Dara mendudukkan pantatnya ke kursi meja rias. Menatap wajahnya pada cermin besar yang penuh lampu di hadapannya.

Alis hitam yang tersisir rapi, mata indah yang bermanik coklat, bulu mata membalik lentik, hidung mancung begitu licin, pipi berisi cukup gembil, serta bibir peach tipis nan menggoda. Benar-benar bagian dari sempurna.

Sebuah senyuman tersungging dibibirnya. "Ternyata aku tak terlalu buruk." gumam nya.

"Sedang membanggakan diri? Aku mendengar nya, Dee." ujar seseorang yang baru saja memasuki ruang rias tersebut.

Dara melihat orang itu melalui pantulan kaca dihadapan nya. Tau itu Youngbae, sepupu usilnya yang sialnya mengetahui setiap seluk-beluk hidup nya.

"Sekali lagi kau memanggil ku dengan sebutan tadi, kupatahkan lidahmu!" hal yang Dara benci adalah semua yang berhubungan dengan masa lalu nya.

"Omo! Apa aku harus takut?" goda Youngbae berakting takut.

"Aku tidak sedang bercanda Dong Youngbae." ucap Dara dingin.

"Cih tidak asik. Baiklah, aku tidak akan memanggil nama kecil mu lagi, Tapi.."

"Tapi apa?" tuntut Dara menatap tajam pantulan Youngbae di balik cermin.

"Kau harus ikut denganku." senyum Youngbae kemudian.

"Tidak akan! Terakhir kali kau membawa ku ke rumah hantu! Dan sekarang ke rumah setan mana lagi kau akan membawa ku?!" sengit Dara berdiri dan berbalik untuk bertatap langsung dengan sang sepupu.

"Hahahaha... Masokis macam apa yang takut dengan rumah hantu?"

"Yak!!"

"Ssttt.. Jangan teriak-teriak begitu sister. Lagipula hari itu kan aku hanya bercanda, siapa yang tau jika kau takut rumah hantu?" bohong, tentu Youngbae sangat tau jika sepupu nya itu sangat takut hantu.

"Sister pantat mu! Aku tidak sudi memiliki saudara seperti mu. Sana pergi! Wajah mu membuat ku muak." usir Dara mendorong tubuh Youngbae menuju pintu.

"Eitss.. Tunggu dulu.."

"Apalagi? Pergi sana!"

"Kau akan menyesal jika tak menerima ajakan ku." tawar Youngbae.

"Persetan akan penyesalan. Itu tidak ada dalam kamus hidupku." jengah dengan tingkah Youngbae, Dara memilih untuk berbalik menuju meja rias dan mengabaikan pria berambut mohawk itu.

"Kwon Jiyong."

Belum sempat pantat nya kembali duduk. Ia kembali berjalan tergesa mendekati Youngbae.

"Berubah pikiran eoh?" goda Youngbae. Ia sangat tau jika Dara memiliki ketertarikan akan sosok tampan yang begitu terkenal di dunia gelap itu. Walau tidak pernah bertemu, itu tidak menjadi penghalang bagi Dara yang merasa tertarik akan bos mafia yang selalu menjadi pembicaraan kaum hawa di sekitar nya itu.

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang