eleven

240 41 11
                                    

"Sandara!!" Seunghyun berteriak.

DOR!

Dengan berakhir nya suara tembakan, seseorang roboh ke tanah dengan darah yang mengalir di kepalanya.

Seunghyun menghela napas lega setelah kejadian sepersekian detik yang mengejutkan tadi. Lalu berjalan ke arah Jiyong dan Dara sembari memberikan pujian. "Kau sangat hebat dan cepat seperti biasanya, bos."

Jiyong mendengus jengkel dan memasukkan kembali pistol miliknya kedalam saku celana. Sedangkan Dara? Oh tolong ingatkan wanita itu untuk berhenti tersenyum di situasi yang sama sekali tak memungkinkan untuk dirinya tersenyum. Wanita yang sampai saat ini masih di peluk protektif oleh Jiyong itu benar-benar kehilangan akal sehatnya hanya karena berdekatan begitu intim dengan seorang Kwon Jiyong. Dan satu hal lagi yang membuatnya mabuk akan situasi ini adalah fakta bahwa Kwon Jiyong baru saja melindungi nya!

Tidak bertahan lama. Senyuman Dara luntur lantaran Jiyong melepaskan pelukan nya. Jiyong berjalan mendekati salah seorang mafia yang tadi berhasil mengejar mereka. Pria itu menghembuskan nafas terakhir nya di hadapan mereka.

"Wah dia mati begitu mudah." ujar Dara takjub.

"Kita tidak bisa meninggalkan mayat ini disini." Jiyong berujar datar sambil melihat sekeliling.

"Aku akan mengambil mobil." ucap Seunghyun, kemudian pergi.

"Apa kau sekarang senang?" Jiyong tiba-tiba bertanya.

"Ye?" bingung Dara. Pria itu bertanya padanya atau pada mayat? Jika ia memang bertanya pada nya lalu kenapa dia berbicara sambil berjongkok memandangi mayat?

"Kau tuli?" sarkas Jiyong dengan tetap bertanya tanpa memalingkan wajah ke arah Dara.

"Eum.. Itu.. Kau bertanya padaku?" Dara ikut berjongkok di sebelah kiri mayat tersebut, yang mana berseberangan dengan posisi Jiyong saat ini.

"Lalu kau pikir ada siapa lagi disini selain kau?!"

Ingin sekali Dara menjawab jika disana juga ada mayat yang saat ini mereka pandangi bersama. Namun sudah didahului oleh kedatangan sebuah mobil yang memasuki lorong di tempat mereka berada. Seunghyun keluar dari mobil tersebut, menghampiri mereka yang berjongkok dihadapan seorang mayat.

Jiyong mendengus agak kesal lalu beranjak untuk membuka bagasi mobil.

"Kau kembali lah duluan. Serahkan mayat ini sebagai koleksi Chaerin." perintah Jiyong setelah mereka menaruh mayat tersebut kedalam bagasi dan menutupnya rapat.

"Lalu kau bagaimana Ji?" bingung Seunghyun.

"Ada hal yang harus aku selesaikan disini." jawab Jiyong datar.

"Hm, baiklah. Ayo Sandara-ssi."

"Tidak!" cegah Jiyong. "Dia tetap disini." sambung nya.

"APA MAKSUD MU JI?? KAU TIDAK BERNIAT MELENYAPKANNYA DISINI BUKAN??!!"

"Bodoh!" Jiyong memukul tengkuk pria jangkung yang usianya lebih tua darinya itu.

"Shit! Kenapa kau memukul ku? Aku ini lebih tua dari mu!" erang Seunghyun tidak terima.

Tanpa memperdulikan Seunghyun lagi, Jiyong menarik lengan seorang wanita yang sedaritadi hanya diam memikirkan apa yang akan Jiyong lakukan padanya.

"YAKKK KWON JIYONG!! KAU HARUS MEMBAWA SANDARA PULANG DENGAN UTUH DAN BERNYAWA!! YAKKKK!!! DENGARKAN AKU!!! BRENGSEK!!"

Dara menoleh kebelakang dimana Seunghyun berteriak-teriak seperti orang gila disana. Wanita itu memberikan isyarat agar suami dari sahabat nya itu tidak perlu kuatir, dia yakin akan baik-baik saja bersama Jiyong.

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang