three

424 51 22
                                    

"Huh?"

"Apa?" tanya Seunghyun akan ekspresi tidak biasa Jiyong.

"Bukankah dia sepupu mu?" tanya Jiyong mengabaikan Seunghyun. Melempar asal ponsel sang sniper yang untungnya ditangkap dengan sigap oleh sniper lainnya.

"MWO? YAK! DARIMANA KAU MENDAPATKAN FOTONYA?!" teriak Youngbae tidak santai sesaat setelah melihat foto seorang gadis yang sangat ia kenal terpampang jelas di ponsel Seunghyun.
.
.
.

.
.

"Siapa?" bingung Seunghyun. Ia merebut kembali ponsel miliknya guna mengetahui wanita yang mana yang mereka bicarakan.

"Oh, Dara? Istriku yang merekomendasikan nya, dan jackpot! Dia masih perawan, Ji!" jelas Seunghyun.

"Akhhh! Yakk! Berani sekali kau melempari ku!" erang Seunghyun di saat sebuah asbak melayang kearahnya, beruntung asbak itu berhasil ditangkis dan hanya mengenai telapak tangannya yang lebar, jika tidak mungkin calon anaknya akan lahir tanpa seorang ayah. Berlebihan.

"Dia sepupuku! Dan aku tidak akan mengizinkan nya memasuki mansion Jiyong sebagai seorang jalang!" teriak Youngbae tidak terima. Sepertinya pria itu telah banyak menghabiskan suaranya seharian ini.

Jiyong memutar malas bola matanya. Leader dari kelompok mafia yang ditakuti bahkan oleh dunia itu memilih pergi meninggalkan dua orang sniper nya yang sepertinya tidak akan berhenti berdebat. Atau mungkin berakhir saling bunuh? Persetan! Dia tidak peduli.

*G*

Jiyong berjalan santai menuju area parkir club. Setiap kali sepatu pantofel hitamnya menapak ubin, itu akan menimbulkan bunyi yang nyaring lantaran area parkir yang lengang.

Sekarang sudah pukul 00, pertanda jika ia harus berburu malam. Yeah apalagi jika bukan membunuh? Salah satu kebiasaan dari seorang leader Dragon Knight. Padahal baru beberapa jam yang lalu ia menghabisi lima nyawa manusia.

Pria bermarga Kwon itu terus berjalan, menuju ke tempat dimana Bugatti Chiron nya terparkir. Sembari menghisap sebatang rokok yang terapit sempurna di sela jari sebelah kanan nya, juga sesekali bersiul asal.

Tap

Tap

Tap

Langkahnya seketika berhenti sehingga area parkir yang awalnya di gandrungi bunyi nyaring dari sepatu pantofel nya tiba-tiba berubah menjadi hening.

Tak

Tak

Bunyi lain dari sepasang telapak kaki yang di baluti sepatu berbeda dari milik sang pimpinan mafia mengintrupsi ruangan bawah tanah yang hanya dihuni oleh sekumpulan mobil mahal.

Dia, wanita yang sama. Wanita yang saat itu ia temui di acara pestanya, serta wanita yang baru saja menjadi pakar dari perdebatan kedua snipernya.

 Wanita yang saat itu ia temui di acara pestanya, serta wanita yang baru saja menjadi pakar dari perdebatan kedua snipernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang