six

366 59 20
                                    

Jantung Dara tak ada hentinya berdegup kencang.

Tak dapat dipungkiri jika kebahagiaan di dalam hatinya kian membuncah seiring waktu berjalan, yang artinya Jiyong akan datang menemui nya.

Dara duduk di depan meja bertender di ruangan bawah tanah yang ruangan nya terpisah dengan ruangan medis Chaerin. Ia mati-matian merayu gadis bermata kucing itu agar disaat Jiyong datang nanti dirinya dan bos mafia itu akan berbicara berdua saja. Dan akhirnya disinilah ia berada, menanti dengan penuh harap.

Setelah lama menunggu akhirnya ia merasakan seseorang ikut duduk di sebelah nya. Dara melirik melalui ekor matanya, ketika wangi parfum yang pernah ia hirup sebelumnya masuk ke indra penciumannya. Tidak salah lagi, seseorang yang kini duduk disebelahnya adalah Jiyong.

"Merindukan ku?" bisik Jiyong dengan pertanyaan yang tidak pernah Dara duga.

"Huh?"

"Kenapa? Chaerin bilang kau ingin berbicara secara pribadi dengan ku. Jika tidak merindukan ku lantas apa?" tanya Jiyong dengan senyuman yang tidak pernah Dara lihat sebelum nya. Ia telah melihat bagaimana mematikan nya smirk dari Kwon Jiyong tapi, entah kenapa yang ia lihat saat ini lebih... Entahlah, ia pun tak mengerti.

"Ada apa dengan dirimu? Kau tidak seperti biasa nya." heran Dara.

"Hn? Aku kenapa? Memangnya aku yang biasa seperti apa hahaha.."

"Kau mempermainkan ku? Hei, kasar atau sarkas lah seperti biasa nya. Aku lebih menyukai kau bersikap seperti itu terhadap ku." ucap Dara yang kemudian mendengus tidak suka. Perlu dicatat! Dara menyukai bos mafia dihadapan nya ini dikarenakan sikap dingin dan temperamen buruknya, jadi ia tidak akan menyukai Jiyong yang bersikap lembut seperti saat ini.

"Hahahaha ternyata kau memang berbeda. Pantas dia berusaha menjauhkan mu dariku." Dara semakin dibuat bingung atas perkataan Jiyong barusan.

"Dia siapa? Youngbae? Ckk pria itu memang tak ada hentinya mencampuri hidup ku!"

Jiyong mendengus. "Kkkk.. Ketimbang Jiyong, sepupu mu itu tak ada apa-apa nya bagiku."

Dara mengernyit. Terdengar aneh di saat seseorang menyebut dirinya sendiri seperti menyebut orang lain. Dan semakin anehnya, pria disamping nya itu menawarkan sebotol minuman kehadapan nya. Pria yang sama yang selalu mengabaikan nya semenjak pertemuan pertama mereka, tiba-tiba bersikap seolah peduli? Apa dia dalam keadaan mood yang baik setelah melakukan pertunjukan pembunuhan secara live?

"Berhenti bersikap aneh! Kau tidak seperti Kwon Jiyong yang aku kenal." jengkel Dara yang bahkan melempar ke lantai botol kaca yang sempat Jiyong tawarkan.

Jiyong bangkit dari duduk nya. Senyuman nya tiba-tiba hilang digantikan raut datar. "Bersikap seolah kau sangat mengenal diriku—ahh maksud ku dia."

"Bodoh!" gumam Dara meremehkan. Ia sudah tidak tahan dengan sandiwara Jiyong. Bukan pria yang seperti ini yang ia inginkan.

"Hahaha jangan mengatai ku begitu,"

"AKKHHHHH" pekik Dara di saat sebuah tangan dingin mencekik kuat lehernya.

"Aku ini tidak se-sabar dirinya. Kwon lemah itu sudah terlalu terbawa suasana dengan ikatan persahabatan yang konyol! Dan kau.. Aku sudah berniat baik untuk menjadi kan mu miliknya, jadi jangan uji kesabaran ku."

"A-akkhh paaa...makkkhsudd..mu..akkkh" tanya Dara susah payah.

"Kau tidak perlu mengerti maksud ku. Satu hal pasti, kau akan menjadi satu-satunya miliknya. Aku sudah muak menyaksikan tubuh ku disentuh banyak jalang! Kwon brengsek! Dia membuat ku jijik."

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang