two

433 52 13
                                    

Bugatti veyron berwarna hitam melaju lambat, membelah jalanan Seoul di malam hari yang hendak menjelang pagi. Youngbae, si pengemudi, sedaritadi tak ada hentinya meracau guna mengomeli kebodohan sang sepupu yang kini tengah tersenyum tidak jelas di sebelah nya.

"Kau bodoh atau apa? Wanita macam apa yang menyatakan ketertarikannya duluan terhadap pria? Dan! Heol! Pria itu Kwon Jiyong? Kau tidak sayang nyawa huh?!" Youngbae kembali mengulangi kalimat nya untuk yang kesekian kali semenjak mereka beranjak meninggalkan acara ulang tahun bos mafia nya itu.

"Yak! Jawab aku Sandara-ssi! Jangan hanya tersenyum seperti orang idiot!" kesal Youngbae meninggikan suaranya.

"Yaishh! Kau sangat berisik! Turunkan aku disini saja." rutuk Dara merasa terganggu dengan teriakan Youngbae. Ya, mengganggu konsentrasi nya yang sedang memikirkan pertemuan pertamanya dengan pria bernama Kwon tampan Jiyong beberapa jam yang lalu.

"Cih.. Kita memang sudah sampai di apartemen mu. Turun sana!" delik Youngbae mengusir sepupunya itu untuk turun, sedang ia akan memarkirkan mobilnya.

"Kkkk... Sudah sampai ternyata." kekeh Dara lalu bergegas keluar sebelum sepupu nya itu kembali mengaung.

-

Kret..

Bunyi pintu terbuka.

Youngbae si pemilik kamar- oh tidak, si penghuni kamar maksud nya. Karena subuh ini ia ingin beristirahat sejenak di apartemen Dara.

"Ada apa?" tanya Youngbae lelah. Tanpa membuka matapun ia tau jika yang baru saja memasuki kamar tempat nya tidur itu adalah Dara. Karena hanya ada mereka berdua di apartemen sepupu nya itu.

"Apa kau tidur?" tanya Dara basa basi.

Youngbae mendengus kasar. Apa gadis itu pikir Youngbae bisa menjawab jika sudah tidur? Pertanyaan bodoh.

"Cepat katakan! Kau membuat mimpi ku tertunda." gusar Youngbae duduk dari berbaring nya.

Dara mendengus pelan sebelum gadis itu tiba-tiba kembali tersenyum tidak jelas. Ia ikut duduk di tepi ranjang yang ditempati sepupunya itu.

"Kau dekat dengan Jiyong bukan?" tanya Dara langsung.

"Cih! Kau mengganggu tidurku hanya untuk menanyai pria kejam itu?!" kesal Youngbae. Ia pikir hal serius apa yang akan dibicarakan oleh Dara padanya, karena jujur saja sepupu nya itu tak akan pernah memulai ataupun menanyai sesuatu terlebih dahulu kepadanya. Hanya Youngbae lah yang akan selalu lebih dahulu memulai percakapan dengan gadis masokis itu.

Tak ada tanggapan. Seperti nya gadis itu menanti jawaban dari pertanyaan nya.

"Hm, walau selalu tak di anggap, aku memang dekat dengan bos berengsek ku itu." jawab Youngbae kemudian, ia rasa apa yang akan Dara tanyakan tentang Jiyong bukanlah sesuatu yang sepele.

"Dia sudah tiga tahun di Italy, dan kudengar ia selalu menyimpan jalang di mansion nya. Apa benar?" Youngbae hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Dara.

"Lalu apa dia sudah mendapatkan nya di Korea?"

Damn!

"Shit! Kuharap apa yang aku pikirkan saat ini tidak lah benar Dara-ah!" umpat Youngbae mulai mengerti akan arah pembicaraan mereka.

"Apa? Kau pikir apa? Aku kan hanya bertanya!" acuh Dara memangku tangan.

"Aku tau pekerjaan mu yang sebagai model dari majalah dewasa, dan aku tak akan mempermasalahkan nya. TAPI untuk kali ini, jangan harap aku akan membiarkan mu menjual tubuh dan harga dirimu sebagai jalang hanya demi pria bajingan seperti Kwon Jiyong. Aku tidak akan pernah menyetujui pemikiran gila mu itu Dara!" bentak Youngbae memperjelas apa yang sedang sepupu nya itu pikirkan. Sedari dulu Dara hanyalah sebatang kara yang tak memiliki sanak saudara untuk menjaga ataupun membimbing nya, kecuali Youngbae. Satu-satunya sepupu yang mau mengakui nya sebagai saudara.

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang