ten

293 42 15
                                    

⚠VOTE DULU SEBELUM BACA⚠

.
.

Jiyong mengubah secara tiba-tiba tempat pertemuan awalnya, membuat Seunghyun yang mau tak mau harus memelas iba agar Dara dapat ikut bersama mereka. Tidak mungkin ia meninggal kan wanita itu sendirian di tempat berbahaya seperti HongKong seorang diri.

"Ji, kumohon untuk sekali ini saja. Biarkan dia ikut kita ke Macau. Dia tidak akan mengganggu, ku pastikan dia untuk duduk diam di hotel. Ku mohon, Ji.." Seunghyun bahkan memohon bertekuk lutut sebelum Jiyong berhasil menghentikan nya.

Jiyong melirik sekilas wanita yang sedari tadi hanya menunduk gugup di belakang Seunghyun. Ini langka, suatu hal yang langka untuk bisa melihat kegugupan dari seorang Sandara Park. Tanpa sadar bos mafia itu menyunggingkan smirk nya.

"Baiklah. Kau pastikan dia berada jauh dari pandangan ku!" putus Jiyong.

*G*

Macau, 02.15 a.m

Setelah menempuh satu jam perjalanan menggunakan Ferry, mereka akhirnya tiba di kota judi terbesar tersebut.

Seusai mengantarkan Dara menuju hotel, Seunghyun ikut bergabung dengan Jiyong menuju Grand Lisboa Kasino. Salah satu tempat perjudian yang terkenal di kota Macau. Di dalam ruangannya terdapat meja panjang disertai kursi yang tersusun rapi.

"Mengapa G-Dragon ingin membatalkan misi?" tanya seorang pria paruh baya yang duduk berseberangan dengan Jiyong dan Seunghyun. Pria itu hanyalah seorang mafia dari kalangan menengah yang berbasis di China, maka tidak heran jika ia tidak mengetahui identitas asli dari seorang G-Dragon yang jelas-jelas saat ini tengah duduk angkuh di seberang nya.

Sambil menenggak minuman nya, pria paruh baya itu duduk sambil memangku seorang wanita cantik dengan rambut hitamnya yang panjang. Wanita itu menggunakan dress ketat berwarna hitam yang sangat pendek seperti kekurangan kain karena tidak sampai menutupi setengah dari pahanya. Dia sesekali melirik pada pria tampan berwajah oval di seberang nya. Sedangkan pria itu tak berniat untuk melirik barang sedetikpun, dia hanya duduk arogan dengan salah satu kaki di silangkan di sisi yang lain.

"Dia hanya ingin rehat sejenak." Seunghyun menjawab acuh tak acuh yang membangkitkan kekesalan dari orang di depan nya.

Mata pria tua itu memicing. "Rehat? Apakah dia salah minum obat atau kepalanya terbentur hingga otaknya bergeser? Aku tau dia seperti apa!" ujarnya mencerca, diiringi wanita di pangkuan nya yang berusaha menahan tawa.

Layak nya Seunghyun, Jiyong tak menanggapi hinaan dari pria paruh baya itu. Pandangan nya terkesan dingin dan berbahaya jika berani di sentuh sekali saja.

"Sejak kapan orang seperti anda perduli dengan orang seperti bos ku?" Seunghyun berbalik mengejek.

"Aku tidak perduli dengan nya. Tetapi! Aku hanya kecewa dengan pembatalan misinya."

Mendengar ini entah kenapa Seunghyun merasa kuatir. Ingat, mereka hanya berdua dan dengan bodohnya memasuki sarang lawan yang berjumlah puluhan. Apa yang Jiyong pikirkan? Bukankah dia terlalu angkuh untuk meremehkan sekelompok mafia kalangan menengah dengan hanya membawa satu orang anggota??

"Aku sudah mengembalikan uang yang kau transfer di rekening mu, anggap saja transaksi ini tidak pernah terjadi." selesai mengatakan itu Seunghyun bersiap untuk mengajak pergi bosnya yang sedaritadi hanya diam.

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang