twenty three

222 43 20
                                    

Dara. "Bakar habis semua bunga itu!"

"Bakar?" ulang Jiyong tidak percaya dengan pendengaran nya.

"Kenapa? Tidak bisa? Tidak tega melenyapkan kenangan dari masa lalu mu itu?" sarkas Dara.

Jiyong bangkit berdiri. Sebisa mungkin pria Kwon itu mengendalikan ekspresi nya. "Ada apa dengan mu? Kenapa sedari tadi selalu membahas masa lalu ku?"

Dara hanya diam. Wanita itu ingin mendengar kalimat apa yang akan keluar selanjutnya dari pria di hadapan nya itu.

Jiyong menyadari itu. Perubahan lain dari seorang Sandara Park. Tidak biasanya wanita nya itu akan menunggu setiap lontaran kata darinya, wanita itu biasanya selalu menyela dan mendominasi perdebatan. Dara yang ia kenal tidak lah sesabar itu, wanita itu agresif.

"Baby, tidak bisakah kau kembali seperti semula? Percayalah padaku. Aku hanya mencintai mu."

Jiyong pun juga tidak menyadari perubahan pada dirinya sendiri. Kwon Jiyong yang biasanya bukanlah tipe pria yang akan mengungkapkan rasa cinta nya secara gamblang. Sebagai penjahat berdarah dingin, ia terlalu kaku untuk hal yang berbau romansa. Jika saja seharian ini Jidi tidak menghilang entah kemana, mungkin alter egonya itu akan mencerca nya.

"Aku tidak percaya dengan kata-kata—hmmpphh"

Tanpa menunggu lagi, Jiyong menghujani bibir Dara dengan ciuman yang seolah tidak ingin berhenti, cepat namun tidak begitu dalam karena pihak lainnya masih terkejut dengan itu. Dara yang sangat kaget karena punggung nya membentur tempat tidur yang empuk tidak sempat memikirkan apapun yang terjadi karena Kwon Jiyong sudah menciumnya dengan cepat, secepat yang pria itu bisa seolah dia bisa kehilangan Sandara jika tidak melakukannya. Dara sendiri tidak mengerti dengan tubuhnya yang seakan tidak bisa menolak lagi ketika Jiyong menciumnya. Ciuman itu terasa sangat berbeda dari yang pernah pria itu lakukan dan ketika Dara merasa bibirnya mulai panas, dia merasa di sengat oleh rasa panas itu dan membuka mulutnya, membiarkan Kwon Jiyong akhirnya masuk kesana tanpa hambatan.

Karena reaksi tidak terduga dari Dara, Jiyong melepaskan kedua tangan nya dari lengan Dara dan berpindah pada kedua pipi wanitanya itu, menangkupnya untuk memberikan ciuman yang lebih dalam lagi. Dara tanpa sadar merasakan kedua tangan nya yang bertautan di belakang leher Jiyong semakin mengencang memeluk bos mafia itu ketika salah satu tangan Jiyong sudah memeluk pinggang nya, yang membuat Dara tidak bisa menolak untuk memeluk nya lebih erat.

Dara bisa merasakan nafas mereka sama-sama memburu, panas dan cepat. Seperti dua orang makhluk hidup yang sangat kelaparan terhadap satu sama lain. Ini bukanlah ciuman pertama mereka, bahkan mereka pernah melakukan hal lebih dari sekedar ciuman. Namun untuk pertama kalinya Dara berciuman sambil berpikir kalau dia bisa melakukan itu selama nya asalkan Kwon Jiyong menginginkan itu dan tetap berada di sana, memeluknya seperti yang dia lakukan sekarang. Untuk pertama kalinya Dara merasakan sebuah ciuman memberikan perasaan bahwa dirinya sangat berharga dan hanya dia satu-satunya yang di inginkan orang itu, hanya dia yang di inginkan Kwon Jiyong. Rasanya sangat aneh ketika memikirkan bahwa sebuah ciuman ternyata bisa membuat dirinya merasa begitu spesial, seolah dia bisa hidup hanya dengan ciuman dari Kwon Jiyong. Sungguh konyol! Apa ini karena hormon dari ibu hamil?

Dara mendorong tubuh Jiyong dengan sekuat tenaga di saat akal sehatnya mulai kembali. Sukses membuat tubuh yang semula mengukungnya kini terjerembab menyentuh lantai. "T-tadi itu... Ciuman tadii.. Kau! Jangan berpikiran yang tidak-tidak!!"

Two Different Sides✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang