Twinkle twinkle little star
How i wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Twinkle twinkle little star
How i wonder what you are...Kelvin tersenyum puas saat mengakhiri lagunya. Ia beralih melirik Kana yang tengah tertidur di pangkuannya. Begitu lelap dan imut. Membuat Kelvin sangat-sangat ingin menjaganya. Usia mereka sama; 7 tahun. Tapi Kelvin selalu menjaga Kana dan dapat membuat Kana terlelap saat ada di dekatnya. Sedari dulu, hingga sekarang. Dan mungkin sampai mereka dewasa nanti.
"Kelvin, Kana!" Panggil seseorang dari kejauhan.
Kelvin yang tidak rela membangunkan Kana, segera meraih senter di dekatnya dan mengirim sandi cahaya ke arah orang yg baru saja memanggilnya. Saat ini mereka sedang ada di dalam rumah pohon yang dibuat oleh papa mereka saat mereka berusia 5 tahun. Dilengkapi dengan sofa panjang dan lampu kecil di atapnya. Rumah pohon yang berjarak tidak terlalu jauh dari pintu belakang rumah mereka, namun melintasi halaman berumput yang cukup luas.
"Kana ketiduran lagi? Ya ampun, kamu habis nyanyiin lagu buat Kana, kan?" Seorang wanita dewasa muncul di pintu rumah kayu itu dan Kelvin hanya menanggapi dengan tersenyum. Bangga karena ia bisa menjaga adiknya dengan baik.
"Kasian Kana. Dia tadi udah ngantuk banget, Ma." Ujar Kelvin setengah merengek pada wanita dewasa yang merupakan mamanya; Diana.
"Ya udah, sekarang udah malem, besok kalian harus sekolah." Diana mendekat dan meraih tangan Kana perlahan. Kelvin yang melihatnya segara mencegah dan menggantikan Diana menggendong Kana.
"Biar aku aja, Ma. Nanti Kana bangun kalo bukan aku yang gendong." Ujar Kelvin dengan wajah polosnya.
Diana hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Kenyataannya, apa yang dikatakan Kelvin itu memang benar. Kana seperti punya radar untuk mendeteksi kehadiran Kelvin di sekitarnya. Ketika tidur, Kana tidak akan terbangun jika ada Kelvin, dan tetap akan terlelap meskipun tubuhnya dibawa kesana kemari. Dengan syarat Kelvin yang menggendongnya. Kebiasaan itu memang sudah menjadi pemandangan yang lumrah di keluarga besar mereka sejak mereka baru lahir sebagai kembar tidak identik.
"Hati-hati jalannya!" Ujar Diana yang mengikuti Kelvin dari belakang. Kelvin sangat hati-hati ketika menuruni tangga. Takut sekali jatuh dan melukai Kana.
Setelah selamat sampai di hamparan rumput halaman belakang, Kelvin segera berjalan santai tanpa kerepotan membawa Kana yang memiliki proporsi tubuh lebih kecil dibadingkan Kelvin.
Ia masuk rumah dan masih diikuti Diana ketika melintasi dapur dan ruang bersantai menuju kamar mereka berada. Ia dibantu membuka pintu oleh Diana dan Kelvin dengan hati-hati menurunkan Kana di atas tempat tidurnya. Dengan perhatian, ia menaikkan selimut Kana dan mematikan lampu kamar Kana. Baru kemudian berbaring di samping Kana dan ikut menaikkan selimut untuk tidur.
Diana menutup pintu kamar anak2nya setelah memberikan ucapan selamat tidur untuk mereka berdua.
"Anak-anak udah tidur?" Tanya seorang pria yang merupakan papa dari Kana dan Kelvin; Ryota Fujihara.
"Barusan udah pada masuk kamar." Ucap Diana dengan senyum menghiasi wajahnya.
"Digendong lagi sama Kelvin?" Tanya Ryota karena hafal kebiasaan putra putrinya.
Diana hanya mengangguk dan kemudian turun diikuti Ryota.
***
"Evin jangan makan es krim-ku!!" Seru Kana lalu berlarian mengejar Kelvin yang menghindar sedari tadi setelah berhasil mencuri cup es krim milik Kana.
"Ayo kejar kalo bisa! Aku abisin semua, nih!" Ledek Kelvin dan semakin semangat berlari hingga mereka menyusuri ruang tamu yang ramai karena sedang ada acara keluarga.
"Kelvin, jangan lari-lari ih, kasih es krimnya Ana. Tadi, kan kamu udah makan banyak." Ujar Diana memperingatkan Kelvin dan mambuat Kelvin berhenti berlari. Kana mendekat dan ketika mendapati Kelvin berhenti, ia meraih segera meraih cup miliknya namun Kelvin menghindar.
"Ih, sini! Evin!!" Kana mulai sebal dan berkacak pinggang.
"Panggilnya yang bener, dong. Panggil Kak Evin, gitu!" Ujar Kelvin kembali menjauhkan cup es krim Kana ketika adiknya itu kembali mencoba merebutnya.
"Ngga mau. Cuma beda 5 menit doang, umur kita samaan." Kana menolak dengan sebal.
"Tapi yang lahir duluan aku!" Balas Kelvin tidak terima.
"Emang aku pikirin? Yaudah, kalo ngga mau balikin. Aku mau ambil lagi di kulkas." Kana berbalik dan berlarian menjauhi Kelvin.
Orang-orang yang melihat pertengkaran kecil saudara kembar itu, hanya terkekeh dan geleng-geleng kepala. Sudah hapal dengan kelakuan Duo K yang terkadang manis dan menggemaskan namun lucu dan aneh. Sedangkan Kelvin dengan kesal melihat cup es krim Kana yang ada di tangannya dan memberikannya kepada Diana.
"Buat Mama aja. Aku udah kenyang." Ujar Kelvin memberenggut dan berlari ke arah dapur. Berniat kembali menjahili Kana.
"Anakmu itu loh, Kak. Gemes aku liatnya. Pengin kubawa pulang aja." Ujar Desi, adik kandung Diana yang baru menikah beberapa bulan yang lalu.
"Ya jangan dong. Kamu kan bisa bikin sama Ridho. Ih, gimana sih." Kelakar Ryota yang langsung disambut tawa satu ruangan kecuali Desi yang memberenggut tidak suka.
"Eh, tapi bener loh Desi. Bayu sama Deon aja kalo lagi bareng, mereka ngga bisa awet antengnya. Pasti berantem sengit dan ujung-ujungnya aku yang jadi penengah." Ujar Dila, kakak Diana. Ia mempunyai dua orang anak yang memang tidak pernah bisa akur jika berada dalam satu ruangan. Bahkan sampai usia mereka menginjak 15 dan 17 tahun sekarang ini.
"Namanya juga kembar, pasti ikatannya udah terbangun waktu di dalam kandungan. Wajar mereka begitu...," ujar seorang wanita yang terlihat sudah tua; Rasuna, ibu kandung Diana dan juga mertua Ryota.
"Ibu bener, dimana ada Kana di situ pasti ada Kelvin. Ngga bisa dipisahin." Ujar Ryota disambut tawa satu ruangan.
***
New... new...
Kali ini mau ngangkat tema ringan aja. Nggak bakal ada masalah pelik lah.
Mau bahagiain diri sendiri.wkwk.Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only 5 Minutes Appart (End)
Teen FictionKana dan Kelvin. Saudara kembar yang kadang orang-orang melihat mereka seperti sepasang kekasih. Kelvin sebagai kakak, dan Kana adalah adiknya. "Ya bener. Gue lahir duluan" -Kelvin "Apaan sih? Cuma beda 5 menit!" -Kana Finalnya, Kana akan selalu bil...