Kenalan Dulu

640 55 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Kana dan Kelvin masuk SMA. Setelah libur panjang yang mereka habiskan untuk mengunjungi sanak family di berbagai daerah, dan juga liburan keluarga ke Nias, mereka akhirnya bersekolah di tempat yang sama; SMA swasta dimana sekolah itu adalah kepunyaan kakek mereka, Gunawan.

"Vin, liat dompetku ngga?" Kana grusak-grusuk menerobos kamar Kelvin tanpa mengetuk pintu.

"Coba cari di mobil. Semua barangmu yang ilang, biasanya kamu tinggalin di mobil." Kelvin tidak protes karena ulah Kana yang asal menerobos kamarnya. Itu sudah biasa. Sambil ia memakai dasinya, ia memandang Kana yang rambutnya masih berantakan dan basah dengan dasi yang menggantung begitu saja di lehernya.

"Oh iya kali yak. Yaudah ntar cek sekalian berangkat. Kaos kaki dong siniin!" Ujar Kana lalu duduk di tempat tidur Kelvin dan memakai kaos kaki yang baru saja dilemparkan Kelvin padanya lalu memakai sepatu yang ia letakkan di dekat kolong tempat tidur Kelvin.

Kelvin yang lebih dulu selesai bersiap, kini mengambil hairdryer di kamar Kana dan mulai mengeringkan rambut panjang Kana yang masih agak basah. Setelahnya ia menyisir rambut Kana dengan style Kana seperti biasanya.

"Evin, Ana, sarapan dulu!" Diana sedikit berteriak dari arah meja makan.

"Iya Ma!" Mereka serempak menjawab.

Kelvin dan Kana membawa tas dan perlengkapan MOS mereka lalu bergegas menuju meja makan.

"Pagi Ma, Pa!" Lagi. Mereka berucap bersamaan.

"Pagi sayang.., Ana, dasinya benerin dulu itu." Jawab Diana. Ryota hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Evin buatin iketannya!" Kana sibuk mengambil piring nasi gorengnya lalu menyuapi Kelvin dan dirinya sendiri. Sedangkan Kelvin berkutat dengan ikatan dasi Kana sambil sesekali menerima suapan Kana. Mereka duduk saling berhadapan dan makan dengan tenang. Tidak ada protes atau kekesalan. Karena memang begitu rutinitas yang mereka jalani sehari-hari.

Setelah selesai mengikat dasi Kana, Kelvin mengambil piringnya dan menghabiskan hanya setengah porsi nasi gorengnya karena kenyang makan setengah porsi dari piring Kana.

"Kalian berangkat sendiri atau Papa anter?" Tanya Ryota mengalihkan perhatiannya dari sarapan ke arah si kembar yang sudah selesai makan karena sedikit terburu-buru.

"Berangkat sendiri aja, Pa. MOSnya lumayan pagi soalnya." Kelvin menjawab dan minum dengan cepat. Disusul Kana yang juga sudah selesai sarapan.

Mereka berpamitan dan berangkat dengan mobil Kelvin. Jangan heran mengapa mereka boleh mengendarai mobil di usia 15 tahun. Itu karena Kana yang terkadang atau seringkali tertidur di jalan jika bersama Kelvin. Maka tidak mungkin bagi Kelvin untuk mengendarai sepeda atau motor untuk berangkat sekolah bersama Kana.

Pagi ini jalanan masih cukup lengang tapi cukup membuat mereka gelisah karena jarak sekolah yang cukup jauh. Kana bagian mengecek barang-barang bawaan mereka, dan Kelvin bagian menyetir. Kana bahkan lupa menghidupkan musik di mobil yang biasanya mereka lakukan tiap kali berkendara.

"Eh, kelas MOSnya bareng, kan?" Tanya Kana memastikan setelah ia selesai mengecek barang dan menemukan dompetnya.

"Iya bareng. Semoga kita ngga telat sampenya." Ujar Kelvin merapal harapannya.

"Semoga kakelnya ngga galak." Ucap Kana sengit. Kelvin mengangguk setuju. Bukan apa-apa. Mereka berharap begitu karena pernah mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan ketika MOS di SMP dulu. Dan bersamaan dengan itu juga, Kana dan Kelvin membenci kakak kelas judes.

Kana beralih melirik jam tangannya. "Vin, beli yogurt nya nanti aja abis pulang sekolah. Kita bakal telat kalo mampir-mampir." Ujar Kana dengan raut tidak suka pada situasi ini.

"Semoga di kantin sekolah jualan yogurt," Kelvin menanggapi dan memberi harapan pada Kana. Bagi mereka, sehari tanpa yogurt adalah sesuatu yang tidak lazim. Mereka sangat suka yogurt dan memakannya setiap hari. Masalah bagi mereka ketika tepat tadi pagi, mereka mengecek kulkas dan tidak ada yogurt satu pun di sana.

"Semoga ada." Kana berharap.

Setelah lengang selama beberapa menit, mereka akhirnya sampai di sekolah. Kelvin memarkir mobilnya di parkiran siswa dan segera turun disusul Kana. Mereka berjalan bersisian di koridor kelas 10. Koridor sudah ramai oleh anak-anak baru yang akan mengikuti MOS. Tak jarang juga mereka menjadi pusat perhatian karena tinggi badan mereka yang sedikit menonjol, terutama Kelvin.

Saat sampai di kelas MOS, mereka segera berjalan ke belakang kelas dan duduk menjadi teman semeja. Mereka duduk di belakang karena hampir semua meja sudah terisi. Satu dua masih kosong menunggu teman sebangku, tapi si kembar memilih untuk duduk bersama karena peraturan keluarga sejak dulu; Kelvin dan Kana harus tetap bersama agar saling melindungi.

Bermacam pandangan teman-teman sekelas tertuju kepada si kembar. Hanya sebentar, kemudian sebagian dari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Sebagian lainnya, hanya melihat mereka dari kejauhan.

"Vin, ada tali rambut ngga? Aku lupa peraturan MOSnya mengharuskan ngiket rambut buat cewek." Kana gelisah dan mulai mengobrak-abrik isi tasnya. Mencari tali rambut.

Kelvin merogoh sakunya dan menemukan sebuah karet tali rambut yang sengaja dibawanya. Kana segera membalik badannya dan Kelvin mulai mengikat rambut Kana dengan rapi. Sedangkan Kana mulai sibuk mengutak-atik hp nya.

Kegiatan yang mereka anggap biasa itu rupanya menjadi hal yang aneh dan menarik atensi seluruh kelas. Bisik-bisik samar mulai terdengar. Namun si kembar yang memang tidak tahu apa isi pembicaraan teman-teman sekelasnya, hanya cuek saja dan kembali meneruskan kegiatannya.

***

Dudududu....

Vote and share please...

It's Only 5 Minutes Appart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang