Romantic Brother 2

423 30 2
                                    

Ada 5 orang yang sedang sibuk dengan kertas di hadapan mereka masing-masing. Saat ini mereka berada di sebuah rumah pohon yang sudah dijadikan basecamp untuk berkumpul mereka setiap weekend.

Ruangan yang awalnya hanya berisi sofa panjang, karpet lebar, lemari kecil dan meja kayu di tengah ruangan, kini sudah diisi barang-barang lain milik kelima anggota perkumpulan itu. Antara lain di sudut ruangan yang dekat dengan jendela, sudah terletak kulkas kecil berisi makanan kesukaan dari lima orang itu. Di sana sengaja dihubungkan stop kontak yang menyambung dengan listrik rumah. Kemudian di tengah ruangan, selain sofa, karpet dan meja, terdapat pula tambahan sofa bean berjumlah 3 buah. Di dekatnya juga terpajang sebuah kipas angin yang stop kontaknya tidak jauh dari kulkas tadi. Sisanya, barang-barang lain diletakkan sembarangan di pojok-pojok ruangan. Ada sebuah gitar, bola basket, rak buku kecil berisi novel-novel yang berdesakan, kotak permainan di sampingnya, sebuah lampu disko, laptop, dan spiker bluetooth di meja tengah ruangan. Beberapa barang seperti bantal, selimut, guling, dan dua kasur lipat juga turut serta di dalamnya untuk keperluan menginap saat diperlukan.

Kelima orang itu pun berada dalam posisi yang berbeda-beda. Di antaranya yaitu Kana dan Kelvin yang berada dalam posisi mesra, Kana tiduran di paha Kelvin dan berhasil menguasai seluruh sofa panjang karena kakinya dalam posisi berselonjor. Rana yang duduk di karpet dan menghadap meja di tengah-tengah ruangan. Guntur tiduran di atas karpet sambil tiarap di atas bantal. Dan Leana yang berpose meringkuk di sofa bean warna merah. Kelimanya sibuk dengan kertas mereka masing-masing.

"Ah, gue nyerah. Ada yang udah jawab nomor 5 belom?" Guntur menggaruk kepalanya frustrasi lalu bangkit duduk melihat teman-temannya yang masih berkutat dengan soal-soal matematika.

"Gue udah. Sini gue ajarin!" Ujar Kana lalu bangkit duduk sambil menepuk sofa di sampingnya.

Guntur beranjak naik dan duduk di sofa membawa kertasnya. Ia memperhatikan Kana sekilas dan masih saja berdecak kagum pada cewek cantik itu. Kemudian fokusnya teralih ke soal matematika ketika Kelvin berdehem keras, sadar jika sedari tadi adiknya dijadikan bahan kekaguman sahabatnya itu. Kana hanya mengulas senyum kemudian mulai sibuk mengajari Guntur. Setelah Guntur mengerti, mereka kembali mengerjakan masing-masing. Beberapa menit kemudian, mereka selesai mengerjakan dan mengoreksinya bersama.

"Akhirnyaaa..." Leana dan Guntur berkata bersamaan. Yang lainnya tertawa saja. Kelvin beranjak dari duduknya kemudian mengambil minuman di kulkas.

"Vin, gue mau soda dong." Rana menitip karena mager. Padahal ruangan itu hanya berukuran tidak lebih dari 4×4 meter persegi dan Rana merasa malas karena energinya terkuras untuk berpikir dari tadi.

"Ambilin susu sekalian, Bro!" Kini Guntur berseru. Cowok bermata sipit itu memang penggemar segala jenis susu dan olahannya.

"Gue juga dong, ambilin pocky sama jus jeruknya." Kini Leana ikut-ikutan request.

"Dasar lo bertiga. Kebiasaan banget magerannya." Kana berkomentar sambil merebahkan dirinya di sofa lagi.

"Eh, Nona Agathe ngga sadar diri. Lo juga biasanya mageran banget. Malah kayaknya yang sering manja minta gendong karena mager juga lo kali. Dasar!" Kini Rana yang menyahut disambut tawa yang lainnya.

"Tau nih, si Kana. Kebiasaan diri sendiri malah dikira kebiasaan kita." Kini Leana yang bersuara.

Kelvin hanya tertawa sambil membawa nampan berisi pesanan teman-temannya. Ia meletakkan semuanya di meja tengah depan Rana. Beralih duduk di sofa dan menggantikan bantal Kana dengan pahanya.

"Kalo gue ngga papa dong. Lagian manja sama sodara sendiri. Justru kalo gue ngga manja, nanti Evin yang repot." Ujar Kana lalu mencomot coklat yang sedang dimakan Kelvin.

It's Only 5 Minutes Appart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang