Kelvin (Meeting Class Topic: Casting Drama)

139 14 21
                                    

Aku sedang duduk di belakang Kana dan memastikan dia tidak diganggu oleh Arthur and the gang. Dia, Lean, dan juga Genta berada di satu barisan kursi yang disediakan persis di tengah ruangan. Kelasku kini sudah diubah menjadi arena panggung dengan menyingkirkan kursi dan meja hingga ke tembok belakang. Bagian setengah kelas di depan digunakan untuk panggung casting dan latihan.

Kana sedang sibuk dengan casting dari narasinya dan sedari tadi pagi, anak-anak cowok di kelasku sudah bersemangat menyambut casting ini. Berharap bisa diajak latihan bersama dengan Kana. Dan karena reaksi mereka yang seperti itu, sepertinya mereka kurang update tentang lomba drama ini. Padahal yang melatih mereka nantinya hanya Lean dan Genta. Kana akan sibuk di Osis dan persiapan lombanya.

Kulihat semua anak cewek di kelasku juga antusias karena Lean "menggunakanku" sebagai cast tokoh utama pria. Menyebalkannya lagi aku tidak bisa menolak karena Kana juga setuju. Dan karena tugasku di Osis sudah selesai alias sudah agak senggang, aku bisa sesekali menengok latihan kelas. Aku baru akan hilang-hilangan lagi di saat hari-hari mendekati minggu perlombaan. Jadilah begini sekarang nasibku. Menjadi aktor gadungan yang bahkan aku tidak terlalu mengerti dunia per-aktingan.

"Oke, sekarang lo peragain adegan saat Eileen menangisi kepergian Vinn." Ujar Lean memberi perintah kepada Angel, anak cewek yang memilih cast tokoh utama perempuan, yaitu sebagai Eileen.

Sebenarnya aku belum membaca naskahnya. Aku hanya tahu garis besar cerita dari naskah yang ternyata pengarang dan penulisnya adalah Rana dan Lean yang berkolaborasi. Rana dengan sengaja menawarkan jasanya untuk membantu Lean menuliskan naskah itu agar tidak perlu ikut casting. Dia tidak bisa akting katanya. Dan jadilah drama kelas kami yang berjudul "Sky for Eileen". Kisahnya adalah tentang romansa klasik yang diterapkan pada kehidupan saat ini. Tentang Eileen, putri perwira Jenderal TNI yang jatuh hati pada seorang perwira Kapten di angkatan militer yang pernah dikunjunginya bersama ayahnya. Sekilas membaca cerita yang begitu epik, aku ragu bahwa kelas lain akan dapat mengungguli naskah milik dua sahabatku itu karena cerita dan sudut pandang dalam penjelasannya benar-benar terasa menyentuh.

Jika ingin tahu, nuansa kisahnya mirip dengan drama korea DOTS, namun ada perbedaan signifikan yang benar-benar terasa orisinalnya. Dan aku tidak akan menyangka bahwa naskah sekeren itu hanya dibuat dalam jangka waktu satu malam.

Tapi semua fantasi itu terasa hambar rasanya jika aku tokohnya. Entahlah, aku tidak merasa percaya diri bisa membawakan drama ini dengan baik. Lebih banyak groginya. Mungkin aku akan sedikit lebih santai dan PD jika pasangan mainku adalah Kana atau Lean atau mungkin juga Rana. Tapi sekarang aku harus jadi lawan main anak cewek kelas yang tidak bisa kutebak bagaimana chemistry-nya.

Kulihat beberapa anak cewek yang kukategorikan lebay untuk ukuran drama klasik seperti ini. Ada juga yang aktingnya setengah-setengah seperti Revi, si cewek macho yang kupikir memang dia menjurus ke ganteng daripada cantik. Adapula yang out of dialog. Lean sendiri sedari tadi mengeluh. Memang merepotkan menurutku. Apalagi di kelasku ini, spesies ceweknya hanya ada 7 orang dan tidak ada yang bisa dikategorikan bagus atau sesuai ekspektasi mereka bertiga (Kana, Lean, Genta). Kecuali Rana.

Kulirik Rana yang sedari tadi acuh tidak acuh pada casting hari ini. Dia sendiri sedang duduk di kursi pojok kelas dengan novel roman di tangannya. Kupingnya pun disumpal headset dan dunianya sudah lengkap jika seperti itu.

Kana yang sedang serius memperhatikan akting salah satu cowok anak kelas untuk jadi ayah dari Nona Eileen. Lean membuat catatan di kertas penilaian depannya. Sedangkan Genta sibuk melirik pada naskah. Setahuku dia adalah makhluk sastra sejati dan Si Perfek Dialog.

Peserta casting selanjutnya adalah Guntur. Dia terlihat percaya diri dan menikmati peran yang dipilihnya sebagai sahabat si Kapten. Kurasa yang paling cocok memang dia. Selain karena kami dekat dan sudah lebih dulu membangun chemistry persahabatan, Guntur juga sesuai dengan karakter si sahabat Kapten yang suka sok tahu.

It's Only 5 Minutes Appart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang