Aku menyalakan musik dengan volume yang tidak terlalu keras saat kami berempat dalam perjalanan ke sekolah. Menyanyi dan sambung lirik seperti biasanya. Apalagi aku dan Daiki-chan. Kami sudah seperti berada di tempat karaoke. Paling berisik dan bersemangat. Tapi, ada perbedaan yang kusadari dari dua orang yang sama-sama berada di mobil ini. Yaitu Kelvin dan Hyuga-nii yang walaupun sedikit, terlihat seperti kurang bersahabat. Apalagi Hyuga-nii yang sepertinya lebih cuek kepada Kelvin pagi ini.
Aku menyadarinya dari semalam. Dan ketika tahu, aku merasa hal seperti ini perlu cepat diperbaiki agar tidak menimbulkan ketegangan lebih lama.
Akhirnya aku mematikan musik dari radio mobil dan meminta Kelvin untuk menghentikan mobil di pinggir jalan yang lengang.
"Kenapa?" Tanya Kelvin dan sepertinya dua sepupuku juga ingin menanyakan hal yang sama.
Aku menghela napas pelan. Menjeda beberapa detik sebelum berujar, "Untuk Evin dan Hyuga-nii, coba terbuka dan jujur satu sama lain. Jangan saling cuek-cuekan gitu. Kita ini saudara, satu rumah, satu sekolah, dan sekarang satu mobil. Kalo kalian cuek-cuekan, kan jadi ngga seru. Makanya sekarang kalian saling terbuka dan ngomong ada apa sama kalian berdua?"
Aku memutar badan ke samping dan melihat bergantian Kelvin dan Hyuga-nii. Mereka menatapku lamat-lamat lalu saling melirik.
"Nah, aku ngga salah feeling-nya." Daiki-chan menimpali dan ikut-ikutan melihat dua orang itu.
Keduanya masih diam. Aku saling pandang dengan Daiki-chan. Merasa bahwa memang kamilah yang harus membuka maksud dari mereka berdua. Tapi, yang jadi masalahnya adalah aku sama sekali tidak punya ide mengapa mereka sampai tidak akrab seperti ini. Setahuku, semalam kami bersenang-senang.
"Hyuga-san, aku minta maaf soal semalam. Aku udah keterlaluan membuat ide buat ngerjain Hyuga-san. Aku beneran minta maaf, dan sebagai gantinya aku bakal ngelakuin apapun yang Hyuga-san mau. Maaf, Hyuga-san...," Kelvin sudah lebih dulu berujar setelah melepas setbelt-nya dan berbaik badan dengan posisi duduk seiza*. Ia menundukkan badannya sedikit sambil menunggu kalimat yang akan Hyuga-nii katakan.
Aku yang baru sadar masalah itu pun akhirnya melihat ke arah Hyuga-nii. Wajahnya tidak terbaca dengan ekspresi datar dan tatapan lurus memandang Kelvin di depannya. Cukup lama, mungkin sekitar 1 menitan akhirnya Hyuga-nii membuka suara.
"Kamu jadi asistenku selama seminggu. Dan mengalahlah saat aku ingin melakukan sesuatu untuk Ana. Lakukan mulai dari sekarang, dan aku akan langsung memaafkanmu." Ujarnya dan berhasil membuat Kelvin membulatkan matanya. Ada raut tidak terima di wajahnya. Ia diam memandangku sambil mengerutkan kening tanda berpikir keras.
"Tapi, Hyuga-san ngga akan misahin aku sama Ana seminggu ini, kan?" Tanyanya dengan nada was-was.
"Aku hanya memintamu untuk mengalah padaku saat aku ingin melakukan sesuatu untuk Ana." Jawab Hyuga-nii memamerkan senyum jahilnya.
Kelvin menghela napas berat lalu mengangguk pelan. "Baiklah..., aku terima hukumanku. Jadi, kamu udah maafin aku, kan, Hyuga-san?"
Hyuga-nii mengangguk tegas dan kami semua menghela napas lega. Kami melanjutkan perjalanan dengan kembali karaokean di mobil. Suasana sudah kembali hangat. Dan memang beginilah yang seharusnya. Keluarga harus bisa saling memaafkan dan meskipun ada konflik di dalamnya, semuanya tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Aku beruntung sekali, karena laki-laki di keluargaku tidak memiliki ego tinggi untuk saudaranya sendiri. Mereka hanya keras dan dingin pada orang asing. Dan akan kembali jadi laki-laki hangat jika sudah dihadapkan pada keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only 5 Minutes Appart (End)
Roman pour AdolescentsKana dan Kelvin. Saudara kembar yang kadang orang-orang melihat mereka seperti sepasang kekasih. Kelvin sebagai kakak, dan Kana adalah adiknya. "Ya bener. Gue lahir duluan" -Kelvin "Apaan sih? Cuma beda 5 menit!" -Kana Finalnya, Kana akan selalu bil...