Tidak ada sore yang lebih sibuk dari keadaan rumah yang satu itu. Rumah yang hampir ada di pojok kompleks tersebut sudah rusuh sejak satu jam lalu. Orang-orang sibuk mendekorasi halaman belakang yang lumayan luas itu dengan berbagai macam oranmen khas yang mencirikan peringatan hari jadi.
"Heh, jangan makan mulu! Bantuin gue sini masang lampu. Makan mulu kerjaan lo." Gadis galak yang dikenal dengan nama Rana itu berteriak ke arah cowok bermata sipit yang sibuk ngemil dari toples chochocips, Guntur.
"Ish, ngga bisa liat hidup orang sejahtera ya lo! Dasar Mak Lampir!" Balas Guntur namun tetap berjalan ke arah Rana dan membantu cewek itu memasang lampu pada kaitan di dinding rumah pohon.
"Lo sejahtera yang lain susah bege. Lo dateng ke sini kan tujuannya bantuin Tante Diana sama Om Ryota, bukan ngabis-ngabisin cemilan doang! Perlu gue reset otak lo biar lancar mikirnya?!!" Sambar Rana sambil berdecih. Dia turun dari kursi dan masuk ke dapur melalui pintu halaman belakang. Membiarkan Guntur yang baru saja kena ceramah, hanya meniru gaya Rana dengan nada mengejek.
Lean yang sedari tadi ada di dekat mereka dan sedang menata meja utama dengan hiasan pita, hanya tersenyum geli. Dalam hati berdoa semoga kedua sahabatnya itu terkena panah cupid satu sama lain. Setidaknya ketika mereka mengomel dan debat satu sama lain, panggilannya bisa berubah jadi lebih manis. Membayangkannya saja membuat Lean tersenyum lebar.
Di sana tidak hanya ada mereka bertiga, tapi hadir pula sepupu-sepupu kesayangan si kembar. Mereka sibuk menata hiasan dan rangkaian bunga imitasi, menghias pohon harapan hadiah dari Ryota, menata makanan di meja-meja, dan memasang lighting demi lancarnya acara. Dan yang pasti tanpa satu pun balon di sekitar sana. Bukan apa-apa, hanya saja, acara kali ini tokoh utamanya adalah si kembar yang mana salah satu di antara keduanya, memiliki phobia terhadap benda bernama balon.
Jika ada yang bertanya dalam rangka apa kesibukan orang-orang itu di halaman belakang rumah si kembar, jawabannya adalah karena hari ini si kembar Kana dan Kelvin sudah menginjak usia 16 tahun. Acara yang membuat keluarga besar si kembar, berbondong datang untuk ikut merayakan. Membantu memasak di dapur, atau sekedar menitip kado karena hanya bisa mampir sebentar. Bahkan hari ini Ryota yang belakangan lembur, pulang lebih awal untuk membantu pesta ini berjalan dengan lancar.
Lalu, dimanakah si kembar di saat seperti ini?
Jawabannya ada pada Joystick dari game terbaru yang sedang mereka mainkan di kafe sepupunya. Mereka di sana berbekal rencana dari Bayu dan Hyuga. Tapi yang mengawasi mereka hanya seorang pelayan kafe yang ditugaskan oleh Bayu agar si kembar tidak buru-buru pulang dengan alasan apapun. Sementara keluarga dan sahabatnya sedang menyiapkan pesta, si kembar digiring menuju kafe Marimar dengan iming-iming PS terbaru yang pasti akan membuat mereka berlama-lama di sana. Minimal tiga jam dari sekarang. Waktu yang sangat cukup untuk mempersiapkan segalanya.
Kana dan Kelvin, dengan seluruh cokelat, yogurt, dan es krim di depan mereka, sesekali berkomentar. Pandangan mereka hanya terfokus pada layar monitor dengan keseriusan tingkat tinggi. Mengabaikan pelayan kafe yang bertugas menjaga mereka sehingga hanya bisa menonton tanpa bisa ikut main. Tanpa bisa bersuara karena takut mengganggu duo kompak itu.
"Evin, kamu liat ngga tadi gelagat temen-temen di kelas itu beda banget?" Ujar Kana sambil masih sibuk dengan stick ps nya. Wajahnya serius namun masih sempat menanyakan hal lain yang mengganjal pikirannya.
"Iya. Kayak ada yang aneh. Tapi aku ngga yakin tentang apa." Balas Kelvin sama sibuknya. Dia meraih botol yogurt yang sudah terbuka dan meminumnya.
"Kayak ada konspirasi, Evin. Rata-rata dari mereka pasti nyembunyiin sesuatu. Lean juga tumben tadi banyak diemnya."
"Ana, kamu curiga tentang sesuatu?"
"Engga yakin. Aku pikir mereka begitu karena nilai ulangan yang tadi dibagiin. Rata-rata nilai kelas kita turun drastis. Mungkin mereka aneh karena itu." Ujar Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only 5 Minutes Appart (End)
Novela JuvenilKana dan Kelvin. Saudara kembar yang kadang orang-orang melihat mereka seperti sepasang kekasih. Kelvin sebagai kakak, dan Kana adalah adiknya. "Ya bener. Gue lahir duluan" -Kelvin "Apaan sih? Cuma beda 5 menit!" -Kana Finalnya, Kana akan selalu bil...