~•~One Day With Dipta~•~
Calla POV
"Lewat sini Call, nggak enak di lihatin terus." Aku mengikuti langkah panjang Bang Dipta.
Mall yang kami datangi baru saja buka, bahkan ada yang masih bersiap untuk buka. Aku menghela nafas panjang. Berjalan dengan Pradipta Bayu Bimantara Wijaya adalah hal yang melelahkan.
Langkahnya panjang, cepat, menembus kerumunan ia juga gesit.
"Pokoknya kamu harus ikut nyiapin dinner romantis. Itung-itung kamu belajar jadi WO kaya bunda Call." Aku mengangguk-angguk. Bang Dipta memang memanggil bundaku dengan sebutan Bunda juga.
"Iyo-iyo." Bang Dipta berhenti dan menyentil jidatku.
"Aw,sakit tau bang." Keluhku. Aku ganti memukul lengannya.
"Makanya Bantuin Calla Senja." Aku mengeram.
"Pulang nih kalau rese." Ucapku sambil mencebikan mulut.
"Iya-iya." Aku berjalan lebih dulu. Masuk ke dalam counter pakaian wanita. Aku yakin menjadi pusat perhatian. Karena aku berjalan bersama seorang taruna.
"Bang. Mbak Gita Mending di kasih tas deh. Apa jam tangan. Kalau cuman baju kaya gini dia bisa beli sendiri." Bang Dipta melepas topi petnya, mengusap rambutnya yang di potong cepak.
"Ya apa deh yang bagus Call. Aku bingung kalau milih. Kamu kan cewek nih yang paham betul sama selera perempuan. Apalagi cukup dekat juga sama Gita." Aku melihat sekeliling.
"Budgetnya berapa?"
"Lima deh All in one sama dekor sama menunya."
"Oke deh. Siapppp." Aku menariknya keluar dari counter H&M. Berpindah ke dalam toko yang menjual jam. tangan.
aku melihat jajaran jam tangan cantik dan berkilau. Mataku Menelisik satu persatu. Mencocokkan pada tangan mungil mbak Gita.
Bang Dipta memang sangat menyayangi Mbak Gita. Bahkan ia rela menghemat untuk membuat moment Special di hari ulang tahun kekasihnya itu.
"Ini bagus ya Bang." Ucapku menunjuk salah satu jam warna silver.
"Mbak coba yang ini." Perintah Bang Dipta pada karyawan toko.
"Iya nih Call,manis kalau di tangan Gita." Aku mengangguk, tak perlu waktu lama. Kami langsung membayar.
"Makan dulu yuk Call. Laper belum sarapan." Aku hanya mengangguk. Kami berbelok ke salah satu food count.
Aku hanya bergumam dalam hati, kalau bersama Bang Elang pasti ia memilih makan di tempat yang mahal. Berbeda dengan Bang Dipta yang bisa makan apa saja.
"Ngelamun wae, Kesambet kapok!" Aku mengerjap, tersadar dari lamunanku.
Di depanku sudah ada chicken steak kesukaanku dari SMP. Bang Dipta selalu hafal dengan apa yang kumau.
"Eh Call, emang beneran boleh ya di rumah bunda buat gitu? Candle light dinner ala-ala." Aku mengangguk.
"Makan dulu, katanya laper." Kini Bang Dipta yang mengangguk.
Tidak sampai satu menit semua makanan Bang Dipta sudah habis. Sama seperti laki-laki di rumahku ayah dan Daffa. Kekasihku juga seperti itu.
Aku mengirim pesan pada Bang Elang, aku memberitahunya kalau hari ini aku akan menonton bersama Diptawawawa. Janjinya sebelum berangkat tadi adalah, aku akan di traktir nonton film terbaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha Greentea
Teen FictionMatanya begitu tajam, membuatku selalu memikirkan tentang dia,dia dan dia. Waktu begitu cepat berlalu, melambai begitu saja. Mengajak dengan ramah. Sampai kita benar-benar bertemu.. Merajut rasa yang mulai tumbuh. Kamu ada, datang pada waktu yang...