Jantungku masih cepat berdetak, Bang Elang menggenggam tanganku. Aku masuk ke gedung Lily Rohly, semua tatanan terlihat romantis. Lampu yang redup, hiasan-hiasan rustic yang mengubah kekauan seorang taruna berhasil tercipatakan di sini.
"Aku seneng akhirnya kamu bisa datang Call." Aku mengangguk, melihat sekeliling yang terlihat begitu romantis.
"Aku juga seneng, bisa ada di sini." Jawabku.
"Foto di sana yuk." Ajaknya. Kami berdiri di antara manusia berkepala tidar.
Begitu masuk di gedung Lily Rohly aku termenung sejenak. Perasaan bahagia sudah mulai timbul. "Jangan takut, kamu itu cantik." Aku di tarik ke arah kerumunan taruna yang lain.
Semua langsung memandangku, "Weh akhirnya bawa pasangan baru malam ini." Aku mengangguk, menjabat tangan mereka satu persatu.
"Iya lah. Suasana baru dan hati yang baru." Ucap Bang Elang.
"Hahahaha" tawa mereka terdengar begitu renyah.
"Elang." Suara asing terdengar di antara kami. Aku menengok, melihat mbak-mbak Menor yang di sebelahku saat perjalanan kemari.
"Wow, bawa yang baru. Ternyata seleranya Elang turun ya." Ucapnya pelan tapi masih terdengar dari tempatku berdiri.
"Yang kaya gini emang selera gue Chel." Ucap Bang Elang membelaku.
"Udah ah, gue mau ke sana. Ayo Call." Aku mengangguk.
"Mari semuanya." Ucapku.
"Nggak usah di ambil hati ya ucapan Rachel tadi, dia memang sering gitu." Ucap Bang Elang.
"Iya nggakpapa, santai Bang." Ucapku. Padahal dalam hati ingin sekali aku menonjok muka Rachel itu.
"Wah akhirnya ada yang ikut makrab nih yeeee." Aku menoleh, ada suara bang Dipta di belakangku.
Bang Elang langsung hormat sebelum bersalaman dengan Bang Dipta.
"Baik-baik Jagain adekku ini Lang. Lecet dikit awas kau." Canda Bang Elang sambil tertawa.
"Siap mayor, izin akan saya jaga mayor. Petunjuk?"
"Jangan lupa antar balik lagi ke tepat kumpul dengan selamat. Sampai tujuan."
"Siap mayor." Aku tertawa.
"Apa sih bang. Orang aku bareng mbak Gita juga baliknya." Bang Dipta tersenyum menepuk pundakku.
"Enjoy Call, nikmatin semua acaranya. Oke!" Aku mengangguk. Bang Dipta dan Mbak Gita meninggalkanku. M
Acara demi acara terlewati, Bang Elang bercerita banyak hal. Termasuk kehidupan keluarganya.
"Makasih ya Bang sudah ajak saya ke sini. Jadi tahu deh kehidupan di dalam sini. Tidak sekaku yang saya fikirkan." Ucapku saat musik dari band Akmil terdengar.
"Aku juga seneng, aku harap kamu akan selalu datang ke sini sama aku." Aku mengangguk.
"Calla."
"Bang Elang." Ucap kami bersamaan.
"Kamu dulu." Ucap Bang Elang.
"Bang Elang aja dulu." Ucapku.
"Oke aku dulu." Bang Elang mengambil tanganku.
"Ikut dansa di sana yuk. Lagunya romantis." Aku kaku seketika. Aku takut terjatuh.
Setelah Tarik menarik, kini aku menikmati alunan musik yang begitu romantis. Di sampingku aku melihat mbak Gita juga sedang berdansa dengan Bang Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha Greentea
Teen FictionMatanya begitu tajam, membuatku selalu memikirkan tentang dia,dia dan dia. Waktu begitu cepat berlalu, melambai begitu saja. Mengajak dengan ramah. Sampai kita benar-benar bertemu.. Merajut rasa yang mulai tumbuh. Kamu ada, datang pada waktu yang...