Palpitasi adalah jantung yang berdebar-debar karena disebabkan oleh stres dan merasa cemas. Ketika tubuh merasa stres atau cemas tubuh akan mengeluarkan hormon adrenalin. Hal tersebut membuat jantung akan berdetak lebih kencang dan bekerja lebih keras untuk menyalurkan darah ke otot, jantung dan bagian tubuh yang lain.
Sama dengan keadaan ku saat ini. Duduk berdua bersama Elang di beranda rumah. Aku tahu bunda ada di balik pintu bersama ayah.
Sudah delapan menit semua berjalan seperti ini, saling diam dan membisu. Belum ada suara yang keluar dari mulutnya.
"Kalau nggak ada yang di omongin aku mau masuk." Aku hendak berdiri tapi Elang menahan tanganku.
"Tunggu." Aku kembali duduk.
"Maafin aku La." Aku kini yang diam, sudah ratusan kali ia meminta maaf padaku.
"Udah nyesel kan sekarang Lang." Dia mengangguk.
"Aku harus gimana La biar kamu maafin aku?" Aku menggeleng.
"Aku udah maafin kamu kok Lang. Tapi aku tetep nggak bisa kaya dulu. Bersikap biasa sama kamu nggak bisa Lang." Aku tak berani menatap mata Elang. Aku takut akan jatuh lagi dan pertahanan ku runtuh.
"La kamu masih cinta kan sama aku La." Aku diam. Masih Lang. Sulit melupakan kenangan indah kita. Aku berucap dalam hati.
"Jawab aku La. Kamu masih cinta kan sama aku." Wajahnya memelas, memegang tanganku.
"Cinta itu udah ketutup sama rasa kecewa aku sama kamu Lang. Sakit saat kita tahu hanya buat bahan mainan. Kamu udah nyakitin aku, nyakitin keluargaku. Kamu udah hancurkan kepercayaan ayah aku Lang. Kamu sudah buat semua hancur." Ucapku akhirnya.
"La aku nggak bisa tanpa kamu " tersenyum miring.
"Lalu selama ini? Kamu tetap hidup sehat kok. Udah lah Lang jangan mendramatisir keadaan. Sudah cukup drama hidupmu yang selalu kau sajikan. Aku udah cukup dengan sakit hati itu. Guci kalau udah di pecahin nggak akan bisa lagi di gabung. Nggak akan bisa lagi di lem. Sama kaya hati aku Lang. Hati aku juga udah hancur saat tahu aku hanya mainan kamu." Air mataku sudah ada di ujung mata.
"La." Aku menepis tangannya.
"Udah Lang, aku udah maafin kamu. Kamu bisa pulang sekarang. Silahkan lanjutkan hidupmu dengan jalanmu sendiri. Begitupun hidupku Lang. Aku juga mau hidupku kembali hidup, bukan hidup tapi mati kaya gini. Aku hanya ingin hidupku tenang Lang. Tanpa ada lagi bayang-bayang luka yang kamu buat sama aku. Hati aku udah mati Lang, dan kamu yang buat hatiku mati." Akhirnya air mata yang aku tahan selama ini jatuh juga. Aku hanya berdoa setelah ini aku akan merasa lega dan bisa melupakan sakit yang membuatku pilu.
"Jangan lagi bilang maaf Lang. Aku nggak bisa terus kaya gini. Aku nggak bisa denger lagi maaf dari kamu." Ucapku.
"Berubah Lang, kamu harus maju. Jangan hancurkan masa depan kamu karena cinta." Ucapku.
"La tolong, Give me one more chance" aku tetap menggeleng.
"Sudah cukup Lang. Kesempatan nggak akan datang dua tiga kali lagi. Nggak akan ada Lang." Ucapku. Wajahnya masih memohon.
"Satu lagi Lang, sudah cukup seakan aku yang salah di sini. Seakan aku yang paling salah ninggalin kamu. Aku juga punya keluarga Lang. Mereka kena imbas atas semua yang kita lewati. Bundaku sampai mengurangi kumpul sama ibu-ibu Persit di luar kegiatan. Karena selalu di tanya. Seakan aku yang salah. Daffa yang selalu di terror teman sekelasnya. Karena mereka tahunya aku yang nakal Lang. Tahunya aku nempel sana sini. Tahunya aku yang nyakitin kamu. Dan aku capek setiap temenku posting foto sama aku mereka juga ikut di hujat. Klarifikasi semuanya, aku juga butuh hidup bersosial dengan orang lain. Jadi tolong Lang, jangan seakan aku yang jahat sama kamu. Dan aku salah sama kamu. Keluargaku juga butuh bersosial media Lang. Ayahku seorang komandan bagi banyak orang. Harus menyapa pula lewat sosial media. Mungkin para fans mu di luar sana juga akan ikut mengetikkan kata kasar di Instagram ayah. Tolong aku mohon." Akhirnya aku bisa mengungkapkan kekesalanku pada Elang.
"Satu kesempatan lagi La." Aku menggeleng.
"Nggak. Aku nggak bisa." Jawabku.
"Tapi kenapa? Kenapa nggak bisa La. Apa karena kamu sudah kembali buka hati." Aku tersenyum miring.
"Tentu, kenapa harus lama menutup hati karena kamu. Sudah Lang, hidup ini harus berlanjut. Ada atau tidaknya aku di hidupmu juga nggak masalah. Jalani saja hidupmu seperti sebelum ada taruhan itu." Ucapku dengan senyum miring. Bagaimana aku bisa membuka hati saat sayap ini begitu patah karena kamu Lang. Bisa-bisanya kamu bertanya.
"Mulai sekarang kita tetap berteman biasa. Teman yang mengenal baik tanpa ada luka. Gampang kan, nggak usah melibatkannya perasaan di dalamnya. Sakit kalau main penasaran kan." Ucapku.
"Masih ada lagi Lang yang pengen kamu omongin?" Elang diam.
"Oke aku masuk ya, aku panggilkan ayahku." Bangkit hendak ke dalam rumah.
"Oke aku pamit, terima kasih La untuk kesempatan bicara ini. Ternyata sekuat apapun aku minta kamu kembali kamu nggak bisa. Thanks for everything La. Semoga kamu juga bahagia dengan pilihan hati barumu. Aku pamit, salam untuk ayah dan bunda di dalam." Aku ingin ia segera hilang dari sini.
"Silahkan hati-hati, aku juga harap kamu begitu. Kembali membuka hati baru, kamu punya segalanya bukan, untuk kembali terbang." Ucapku.
Elang berjalan ke arah gerbang. Aku langsung masuk. Menutup pintu dengan cepat dan menumpahkan segala sedihku dalam diam. Aku janji tidak akan lagi menangis karena Elang.
Harus buka hati La. Harus move on, semangat buat buka hati dan bahagia dengan hidup yang saat ini.
Masuk ke dalam kamar mencabut semua foto-foto Elang yang masih tersisa. Ini awalnya. Lupakan dan harus menyambut hari baru.
"Kamu bisa Calla. Aku bisa lupain semuanya. Fokus fokus, harus jadi dokter biar ayah dan bunda bangga. Menolong sesama yang membutuhkan. Baktiku sama negara ini harus benar-benar ku wujudkan. Aku masih bagaikan sebuah upil. Indonesia, tunggu sembah baktiku padamu." Aku mulai menuliskan goals dalam hidup ku lagi. Mengubah semua harapan yang dulu pernah ku tulis.
1. Harus lulus sarjana kedokteran sebelum usia dua puluh satu tahun. Harus cumlaude.
2. IPK ga boleh kurang dari 3,7
3. Koas cepet satu setengah tahun. Jangan sampai ngulang satu Stade pun. Jangan jadi koas males.
4. Lulus UKMPPD one shot
5. Jadi lulusan terbaik. dr. Cinta Calla Senja
6. Intership jangan jauh-jauh. Nggak bisa jauh dari ayah bunda.
7. Kerja cari duit yang banyak.
8. Nikah sebelum usia dua puluh lima tahun.
9. Punya anak secepatnya
10. Sekolah lagi biar bisa jadi spesialis.Aku menempel tulisan itu di dinding meja belajarku.
Ya Allah lancarkan semua usahaku, berikan kesehatan dan umur panjang untuk menyelesaikan semua yang ingin aku capai. Aamiin.🍵🍵🍵
Udah sahur belum nih? Tinggal beberapa part lagi ending hehe 😁
Yang kangen elang mana suaranya ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha Greentea
Teen FictionMatanya begitu tajam, membuatku selalu memikirkan tentang dia,dia dan dia. Waktu begitu cepat berlalu, melambai begitu saja. Mengajak dengan ramah. Sampai kita benar-benar bertemu.. Merajut rasa yang mulai tumbuh. Kamu ada, datang pada waktu yang...