PART 8: COWOK DI ATAS GEDUNG

33.7K 4K 851
                                    


by sirhayani

part of zhkansas

...

Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih sudah berlangsung dengan lancar Senin ini. Akan tetapi, barisan siswi di dekatnya terdengar berbisik-bisik. Riri hanya bisa memutar bola mata atau menggeleng kesal saat tangan seseorang yang berbaris di belakangnya menyenggolnya meski tak sengaja. Tawa cekikikan dari mereka membuat Riri tanpa sadar mengetuk-ngetuk ujung sepatunya di lapangan. Dia ingin waktu berjalan dengan cepat agar ketidaknyamanannya segera berakhir.

Mereka terlalu berisik membicarakan sebuah gosip yang sangat malas untuk Riri dengar. Bahkan suara Pak Barata yang sedang menyampaikan amanat tak lebih terdengar jelas daripada siswi-siswi yang sedang bergosip di belakang Riri. Beberapa hari ini para cewek begitu antusias membahas sebuah permainan. Mendengar bahwa permainan itu dimainkan oleh sebuah geng bernama Geng Rahasia yang katanya dipenuhi oleh cowok-cowok ganteng di STARA sudah membuatnya mual.

Apa-apaan? Jika permainan itu benar ada, maka itu tak lebih dari permainan menggelikan, pikirnya.

"AAA! ADA YANG MAU BUNUH DIRI!"

Barisan heboh. Pak Barata mengetuk-ngetuk mikrofon dan menyuruh para siswa untuk tenang.

Awalnya, Riri tak ingin ikut melihat sumber perhatian itu. Dia tidak ingin melihat sesuatu yang akan membuatnya takut jika benar ada yang ingin bunuh diri. Namun, telunjuk-telunjuk yang mengarah ke satu tempat membuat pandangan Riri tanpa sadar teralihkan ke pusat perhatian.

Riri termenung di tempatnya berdiri sembari memandang seseorang yang duduk dengan santai di atas gedung sekolah.

Dia ... yang di taman hari itu.

Riri tak mendengar lagi suara berisik di sekelilingnya, melainkan sibuk dengan suara di kepalanya. Cowok aneh itu membuat Riri bisa betah memperhatikannya dalam waktu lama. Bukan karena cowok itu menarik, tetapi tingkah laku cowok aneh itu membuat Riri heran.

"GUE BELUM BERI UCAPAN SELAMAT DATANG BUAT SISWA-SISWI BARU!"

Riri mematung. Meski jauh, Riri merasa mata mereka bertemu lama.

Riri pikir itu hanya ketidaksengajaan.

"SELAMAT DATANG SISWA-SISWI BARU! TERUTAMA LO YANG DI SANA, DI BARISAN KELAS X. GUE UDAH NUNGGU WAKTU INI TIBA."

Barisan heboh saat cowok itu mengarahkan telunjuknya ke barisan salah satu kelas X. Telunjuknya mengarah ke barisan di sebelah kelas Riri. Namun, mata itu masih memandang Riri beberapa detik sebelum akhirnya berpaling menatap sisi yang lain.

Riri ikut berpaling dan memilih untuk menatap sepatunya sendiri.

***

Senin ini, ada dua kelas yang memiliki jadwal mata pelajaran olahraga. Kelas XI IPS 4 dan kelas X IPA 5. Kelas X IPA 5 sudah dipandu oleh guru olahraganya, sementara kelas XI IPS 4 masih berhamburan di lapangan menunggu guru olahraga datang. Sang ketua kelas bahkan tak bisa mengatur anggotanya untuk berbaris rapi. Seperti kata para guru, kelas XI IPS 4 adalah kelas ternakal di sekolah.

"Siapa yang nggak hadir?" teriak ketua kelas. "Siapa, woi?"

Beberapa murid berpakaian olahraga di lapangan itu saling menatap, lalu seseorang terdengar bicara. "Malvin doang nggak kelihatan kayaknya."

Erfan duduk di bangku tepi lapangan. Seorang cewek yang merupakan teman kelasnya sejak tadi berusaha duduk dekat dengannya sambil bergosip. Teman segeng cewek itu berdiri tak jauh dari Erfan. Erfan melirik kesal kepada cewek-cewek itu yang terbahak dengan suara cempreng.

Game Over: Bull's EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang