PART 14: COWOK POHON

26.2K 3.7K 347
                                    


by sirhayani

part of zhkansas

...

"Aku adalah pemeran utama dalam kisahku dan sebagai figuran di kisah orang lain. Setiap manusia diciptakan sebagai pemeran utama dalam hidupnya sendiri. Begitu, kan?"

Riri duduk di rumput dan menjadikan bangku taman sebagai meja tulisnya. Sejak tadi sibuk mencoret-coret jurnal. Tulisannya yang selalu rapi kini berubah kacau.

"Argh. Nggak masuk akal banget."

Riri menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sepulang dari mal dia tak tenang, malam tak tenang, bahkan saat istriahat kedua ini di sekolah dia masih tak tenang.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, seorang cowok menyatakan suka kepadanya.

Terasa aneh. Riri tak percaya. Vernon bisa berbohong. Berbohong mengenai KIR, berbohong mengenai kenapa dia bisa datang bersamanya bukan seseorang bernama Aldi, dan Riri yakin pasti Vernon berbohong kepadanya mengenai hubungan Ruby dan Vernon yang sesungguhnya.

Riri tak ingin memikirkan semua ini, tetapi kejadian kemarin membuatnya tak tenang. Sangat jelas reaksi Ruby itu mengartikan bahwa dia adalah pacar Vernon.

Lalu, mengapa Vernon berbohong?

Mustahil cowok itu tiba-tiba menyatakan cinta bahkan mereka baru bertemu dua kali. Benar-benar aneh. Untung saja Riri langsung pergi setelah Vernon mengutarakan sesuatu yang membuat Riri tak habis pikir.

"Gue ketinggalan banyak, nih," kata seseorang tiba-tiba.

Riri terpaku. Awalnya dia menatap sekeliling, tetapi kemudian tatapannya langsung naik melihat ke atas pohon. Namun, tak ada siapa-siapa di atas sana.

Dia menutup jurnalnya dan segera bangun dari rumput. Disaat dia sudah berhasil melangkah, seorang cowok langsung menjatuhkan diri dari pohon dan berdiri tepat di hadapannya. Riri tersentak kaget. Dia mundur disaat cowok yang namanya dia lupa itu memperpendek jarak di antara mereka.

"Mau ngehindar dari gue lagi, nih?" Malvin, cowok itu menyeringai. Riri memeluk bukunya, panik. "Kok beda banget sih sama yang satu? Kenapa lo nggak kepo sesuatu? Minimal, nanya gitu kenapa tiba-tiba ada beberapa cowok yang deketin lo belakangan in?"

Riri terus mundur hingga dia terjatuh di bangku dan duduk di sana. "Untuk apa juga nanyain hal nggak penting?"

Malvin menunduk. "Penting, kok." Dia menyajajarkan wajahnya dengan Riri. "Banyak yang bilang kalau deketin cewek harus gerak cepat. Karena keburu—"

PLAK. Riri menampar pipi Malvin menggunakan bukunya dengan pelan.

"Kok mukul, sih?" tanya Malvin bingung.

"Bi... bisa minggir nggak? Jauh-jauh sana!" Riri memeluk bukunya. Sumpah serapah hanya bisa dia ucapkan dalam hati. Dia memejamkan matanya, takut. "Jangan deket-deket gue nggak suka!"

Riri membuka satu matanya. Malvin menahan senyum, lalu senyumnya tiba-tiba hilang. Riri membelalak saat tangan cowok itu naik ke rambutnya. Dia refleks memukul tangan Malvin dengan bukunya.

"Nggak sopan banget megang sembarangan! Lo siapa, sih? Kurang ajar!" teriak Riri sambil menutup mata, emosi.

Malvin menggaruk kepala belakangnya sambil berdiri tegak. "Maaf. Ini soalnya," kata Malvin sembari menunjukkan daun kering di tangannya kepada Riri.

"O—oh...." Riri kemudian tak bisa berkata-kata. Dia mengambil kesempatan untuk lari dari hadapan Malvin.

***

Malvin melompat dari pohon di dalam sekolah dan mendarat di luar area sekolah. Dia memasuki sebuah warung khusus tempat berkumpulnya anggota lain. Warung itu adalah milik ibu dari salah satu anggota di geng mereka. Sementara di samping warung terdapat sebuah ruang kosong yang cukup luas untuk dijadikan sebagai tempat istirahat sementara.

Hampir sepuluh siswa berada di warung itu. Malvin menyosor masuk seolah tak ada siapa-siapa di sana.

"Hah? Target bayangan ada di kelas gue?" teriak Elon terkejut.

Malvin menoleh sekilas.

"Ke mana aja lo? Bukannya waktu itu lo ada?" tanya Javas, salah satu anggota di geng mereka yang berada kelas XI. "Dia nggak nyimak, tuh! Wah gue lapor ke Tigris, ah." Javas mengambil ponselnya sambil tersenyum iblis.

"Woi, woi, woi jangan dong!" seru Elon. "Mampus gue nanti!"

Malvin melirik lemari pendingin, lau menatap pemilik warung. "Bu, susu cokelat dinginnya habis, ya?"

***


NOTE:

Aku bocorin sedikit tentang Tigris, dia punya tato harimau di punggung yang dibuat waktu masih SMA.

Game Over Club: Missing Control bercerita tentang Arjuna, Tigris, dan lainnya. Awal munculnya Geng Rahasia dan Game Over. Part 1 nya dimulai setelah Bull's Eyes tamat. Part awal sudah ada sih, kalian bisa intip-intip di profil


Game Over: Bull's EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang