PART 12: PIHAK KETIGA

26.4K 3.9K 568
                                    


by sirhayani

part of zhkansas

...

Riri menoleh dan melihat Vernon sudah berdiri menjulang di sampingnya.

Situasi ini benar-benar membuatnya mati kutu.

Vernon jelas berbohong, tetapi untuk apa?

"Eh, iya. Jadi, kok...." Riri hampir terbata dan orang yang awam pun pasti bisa menebak Riri berbohong. Ucapan itu sudah terlanjur keluar dari bibirnya dan menjadi perhatian mereka. Riri harus punya alasan yang kuat. Vernon adalah alat untuknya terbebas dari yang lain. Itu tak lebih buruk. Setelah Orlando dan Erfan pergi, dia bisa pergi dari Vernon.

Ya, harusnya berjalan seperti itu dan harusnya segampang itu.

"Hem?" Erfan menaikkan alis. "Gue ikut kalau gitu."

Vernon dan Riri langsung menatap Erfan heran.

"Siapa tahu kalian ngomongnya mau ke mana, eh malah belok ke mana. Ya, nggak, Ver?" Erfan tersenyum kepada Vernon.

Riri memandang Erfan kikuk. "Beneran mau ke toko buku, kok...."

"Cie, jadi udah kenalan sama Vernon?" Andra bicara sembari bertopang dagu di jendela mobil. Ditatapnya Vernon sambil mengedipkan mata. "Ehem. Jagain adik gue, ya! Ya ampun kalian serasi banget!"

Riri memberi peringatan kepada Andra lewat raut wajah untuk tidak bicara hal yang aneh-aneh. Riri tak sengaja bertatapan dengan Orlando. Riri langsung berpaling menatap Vernon saat melihat Orlando memandangnya aneh.

"Jadi, kan? Kita naik apa?" tanya Riri.

"Gue ada motor di parkiran. Yuk," kata Vernon sambil berjalan lebih dulu. Riri mengikut di belakang Vernon dengan kaku.

Baik Orlando maupun Erfan terpana. Mereka merasa kalah dari teman segeng mereka yang tak pernah jalan dengan cewek, kecuali pacarnya sendiri, Ruby.

***

Tiba di markas, Erfan langsung membanting tasnya ke lantai dan berbaring di sofa sambil terus menggulir layar ponselnya. Kehebohannya membuat Tigris terganggu dari tidur nyenyak.

Tak ada anggota geng rahasia baru yang berani memasuki ruang pribadi Tigris selain Erfan dan Malvin waktu itu. Mereka berdua adalah dua bocah berandal yang sangat ingin Tigris pukul kepalanya satu per satu.

"Lo kenapa nggak bilang cewek itu susah ditaklukin, sih?"

Tigris tak menanggapinya dan kembali menutup mata.

Lama Erfan dalam posisi itu sampai akhirnya dia berdecak sebal dan bicara dengan suara keras. "Oh? Salah satu tipe cowok yang disukai cewek itu suka baca buku? Pantesan Vernon gerak cepet. Sialan."

"Niat banget lo kayaknya sampai cari di internet," kata Nata. "Jadi, lo mau baca buku?"

"Gue alergi," balas Erfan dengan muka serius.

"Bangsat." Nata terbahak-bahak.

"Yang lain udah pada gercep. Si bangke sengaja macarin kakaknya Riri itu biar gampang deketin Riri. Apa dia punya saudara alain, ya?" tanya Erfan penasaran.

"Ada satu, tapi nggak boleh pakai cara yang sama," balas Tigris.

"Siapa juga yang mau pakai cara yang sama? Cuma iseng nanya. Orlando bunuh diri banget. Macarin saudara Riri sama aja ngebuat Riri makin nggak mau deket sama dia."

Game Over: Bull's EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang