NOTE:
di instagram sirhay.ani ada spoiler yang berhubungan dengan alur cerita ini, ada kaitannya dengan semua tokoh cerita. Jangan lihat kalau nggak mau pusing
Kalau mau lihat spoiler itu, baca dulu part ini sampai akhir, ke?
Selamat membaca!
by sirhayani
part of zhkansas
...
"Iya. Serius, deh. Nggak usah takut sama dia kenapa, sih? Orlando nggak makan, kok. Dia baik banget astaga."
Riri memegang ponselnya erat dan berhenti di jalan menuju gerbang ketika melihat seseorang yang sepertinya sudah menunggunya sejak tadi.
Orlando. Cowok itu menatapnya dengan tatapan yang selalu sama seperti biasa saat dia menatap Riri. Arandra bilang, Orlando akan menjemputnya dan mengantarnya ke rumah sakit.
Riri tak tahu kenapa Arandra bisa langsung di rumah sakit padahal baru beberapa menit yang lalu bel pulang berbunyi. Arandra memang agak bebas. Riri jadi takut sepupunya itu bolos sekolah dan malah pergi dengan Orlando.
Cowok itu benar-benar memberi pengaruh buruk.
Riri mengakhiri sambungan telepon itu dan berbohong kepada Arandra dengan mengiyakannya. Padahal Riri sudah punya rencana lain, yaitu menghindar dari Orlando sesegera mungkin.
Riri berjalan melewati Orlando dengan takut. Dia merasakan seseorang mendekatinya, lalu ternyata Orlando menahan tangannya dan dia tak bisa ke mana-mana.
Riri memandang Orlando dan bicara dengan suara bergetar. "Lepasin...."
Akan tetapi, cowok itu tak mengindahkan perintahnya. Dia menarik Riri, sedikit menyeret Riri hingga ke mobil, membuat Riri semakin takut dan menjadi perhatian hampir semua orang yang melewati mereka.
Orlando sudah mendorong Riri ke mobil tanpa mengatakan apa-apa dan sebelum pintu itu dia tutup, pintu itu ditahan oleh seseorang. Malvin menahannya agar tak tertutup, lalu Riri segera keluar dari sana.
Orlando dan Malvin menatap satu sama lain.
"Kenapa, sih? Nggak ada pemaksaan, kok." Orlando tersenyum kepada Malvin. "Padahal gue cuma ngejalanin perintah sang pacar buat jemput adik kesayangannya."
"Lo nggak ngomong apa-apa dan sekali pun Andra yang bilang gitu gue tetep nggak mau!" seru Riri, menatap Orlando tak habis pikir. Dia benar-benar orang paling menyeramkan yang dia temui.
Apa-apaan tadi? Tanpa mengatakan apa-apa langsung menariknya dan memaksanya ke mobil, seperti seorang penculik. Riri benar-benar benci itu.
"Tuh, denger, kan?" tanya Malvin.
Riri menatap Malvin yang barusan bicara. Mereka saling menatap, lalu Riri memutuskan untuk pergi dari sana dan berharap tak ada hal yang membuatnya tak nyaman lagi.
***
Orlando menutup pintu mobilnya dengan keras. Tatapannya tajam. Wajahnya menghadap langsung ke Malvin, menantangnya lewat tatapan mata.
"Nggak usah khawatir. Gue suka aja lihat muka takutnya Riri. Semakin pengin gue takutin. Makanya tiap ketemu gue pelototin." Cowok itu kemudian tersenyum miring. "Dan tenang. Tujuan gue ikut permainan ini bukan buat menang, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over: Bull's Eye
Ficção Adolescente[2] TERBIT 📖 - Game Over adalah nama lain dari taruhan. Game Over sedang berlangsung, tetapi tidak ada yang tahu tentang Game Over bayangan. Riri dihadapkan oleh sesuatu yang tidak biasa, yang tidak disadarinya. Tentang permainan aneh bernama Gam...