Kalau penggemar lagu2 zaman old pasti pada gak asing sama judul Story author
Senja dibatas kota 😂😂😂
Emang terinspirasi dari lagu zaman old ya 😂😂😂😂
Author termasuk penyuka lagu2 zaman old, zaman2 kejayaan ayah & ibu author 😂😂😂😂😂😂
***
Tahun 2020
"Aku mencintaimu." Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut pria itu. Wanita yang berdiri di hadapannya menatap pria itu dengan tatapan terluka. "Kenapa? Kenapa kamu memutuskan untuk menikahi saudaraku jika yang kamu cintai itu aku?"
Pria itu tertunduk sejenak, kemudian menatap wanita yang ia cintai itu . "Karena aku ingin membuat kamu menyadari kalau kamu juga mencintai aku."
Wanita itu menggeleng tidak terima. "Sudah terlambat, pernikahan kalian akan berlangsung 1 bulan lagi, jadi tidak ada gunanya rasa cinta itu diungkapkan sekarang."
Pria itu menggeleng pelan. "Kamu mencintaiku?"
Wanita itu terdiam. Tidak mampu mengeluarkan kalimat yang bisa mewakili isi hatinya. Sang pria memegang kedua bahunya. "Apa kamu juga mencintaiku?"
Wanita itu memejamkan mata sejenak, sebelum menatap pria itu dengan tatapan sendu. "Ya."
"Aku juga mencintaimu," lanjut si wanita dengan nada suara lemah.Pria itu tersenyum senang. "Kalau begitu sudah cukup."
"Kita akan menikah," ujar si pria meyakinkan.Wanita tadi langsung bergerak mundur. "Jangan gila! Tanggal pernikahan kalian sudah ditetapkan! Jangan merusak kebahagian keluarga kita."
"Lalu bagaimana kebahagiaan kita? Kita saling mencintai, dan belum terlambat untuk hal itu." Pria itu menghela nafas sejenak. "Aku rela meninggalkan semuanya demi kamu, aku rela menghadapi cercaan dunia demi kamu, asalkan kamu juga bersedia bersama denganku, aku siap."
Pria itu mengulurkan tangannya, berharap sang wanita pujaan meraih tangannya. Wanita tadi menatap sendu tangan si pria. Rasa yang begitu kuat dihatinya membuat logikanya tidak mampu berpikir jernih. Perlahan namun pasti, wanita itu mengulurkan jemarinya untuk meraih jemari pria yang ia cintai.
Pria itu tersenyum bahagia, berbanding terbalik dengan seseorang yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka dari samping pintu.
Wanita yang menguping itu tersenyum miris, merasa hatinya seolah tertancap ribuan jarum. "Ya, memang benar, bahkan orang yang tidak sempurna berhak mendapatkan kebahagiaan."
Wanita yang menguping tadi perlahan melangkah pergi, membawa sejuta luka di hati yang perlu diobati.
***
Tahun 2009
Senja tengah bersama ke lima temannya di kantin. Berbaur dengan puluhan siswa lain yang juga sedang melakukan aktivitas yang sama. Mengisi perut yang sudah kelaparan akibat materi pelajaran yang menguras tenaga dan pikiran.
Senja, Rustom, Jini, Ayu, dan Anjai adalah 5 sahabat yang akrab sejak mereka bersekolah di SMA itu. Keakraban mereka terjalin karena sama-sama pernah datang terlambat saat hari Senin, sehingga kelima orang itu tidak mengikuti upacara bendera seperti siswa yang lain, tapi justru membersihkan toilet siswa laki-laki yang selalu terkenal akan kejorokannya.
Senja, Jini dan Ayu sedang asik memoles bibir mereka dengan lipglos. Sementara Rustom dan Anjai juga tidak mau kalah, kedua pria itu juga memakai lipgloss secara diam-diam.
"Senja," sebuah seruan mengagetkan kelima orang itu. Membuat sapuan lipgloss mereka agak melenceng.
Senja dan keempat temannya langsung menoleh jengkel ke arah pemilik suara.
Seorang pria kurus tinggi berdiri di samping Senja, menatap Senja.
Wajah kesal Senja langsung berubah. Senja tersenyum manis dan merapikan penampilannya. "Iya, Honey, ada apa?""Kita putus!" Ujar pria itu.
Senyuman Senja memudar. "Oh, oke."
Pria kurus tinggi itu langsung melangkah pergi setelah itu. Sementara Senja kembali melanjutkan kegiatannya untuk berdandan.
Keempat temannya hanya bisa menatap tidak percaya ke arah Senja.
"Semudah itu?" Tanya Jini tidak percaya.
"Kalau bisa mudah, kenapa harus dipersulit," jawab Senja santai, tanpa beban, dan tidak terlihat sedih sedikitpun.
"Tidak mau bertanya kenapa alasan kalian putus?" Tanya Jini masih heran akan tingkah Senja.
"Memangnya guru pernah mau bertanya alasan seorang siswa terlambat? Terlambat ya terlambat," jawab Senja.
Jini menghela nafas, berusaha memaklumi tingkah Senja."Sudahlah Jin, kamu seperti tidak mengenal Senja saja, Senja kan memang sudah sejak lahir seperti ini," ujar Rustom membuat Ayu dan Anjai tertawa geli.
"Itu tadi pacar kamu yang ke 24 kan, Sen?" Tanya Ayu memastikan.
"27," jawab Senja santai.
Keempat teman Senja hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir dengan tingkah Senja yang sesantai itu. Tapi keempatnya langsung sadar kalau memang seorang Playgirl tidak perlu merasa sedih saat putus cinta.
***
Hiks Hiks Hiks
Suara tangisan tertahan Senja mengganggu konsentrasi belajar Raina. Padahal Raina sedang menyiapkan perencanaan terbaik untuk membuat pintar siswa terbodoh dikelasnya.Raina menoleh ke arah Senja. Senja tengah duduk di kasur, ditutupi selimut. "Diputusi lagi?"
Pertanyaan Raina membuat Senja langsung membuka selimutnya. Menampakan wajah kusut dan air mata, membuat Raina 100% yakin Senja memang baru putus cinta.
"Aku emang jelek banget ya, Rai?" Tanya Senja.
Raina tersenyum geli, merasa lucu dengan tingkah Senja. Biasanya Senja begitu percaya diri, tapi tidak ada yang tau selain dirinya kalau Senja juga memiliki sisi rapuh. Apalagi jika baru putus cinta.
Raina mengangguk, membuat Senja kembali menangis. "Kan, aku emang jelek banget."
Raina tertawa. "Operasi plastik sana."
Senja berusaha menghentikan tangisnya. "Bisa membantu ya?"
"Nggak terlalu sih, soalnya kamu kan jeleknya sudah takdir," ujar Raina sebelum tertawa terbahak-bahak.
Bukannya tersinggung ataupun marah, Senja malah ikut tertawa. Melupakan sejenak rasa sedihnya akibat kembali diputusin.
"Mereka itu pria-pria kolot deh, masa iya hanya gara-gara aku nggak mau dicium, mereka langsung ngajak putus," curhat Senja.
"Justru kamu beruntung lagi, memang lebih baik kamu putus dengan cowok-cowok seperti itu, mereka bukan cowok yang baik," ujar Raina menasehati. "Karena cowok yang baik menghormati kamu, bukan menjadikan kamu sebagai pemuas nafsu."
Senja langsung berdiri dan bertepuk tangan. Mengacungkan kedua jempol tangannya ke arah Raina. Raina tertawa akan ulah Senja.
***
Senja tengah mengangkat satu ember air berukuran sedang. Melangkah menuju kelas. Hari ini Senja terpaksa berangkat pagi demi tugasnya. Tugas piket.
Tiba-tiba seorang mengambil alih ember ditangan Senja. Senja kaget, langsung berhenti dan menoleh ke arah orang yang mengambil ember miliknya.
Ternyata
Tbc 😂😂😂😂😂
Harap bersabar, ini TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Batas Kota (You Make Me Pregnant 8)
Romance2 garis merah 2 garis merah di tespack Gadis itu menatap tegang pada 2 garis merah yang terlihat di tespack Panik, gelisah, takut, sedih, semua rasa yang menakutkan bercampur baur dihari gadis itu. Semua rasa itu seharusnya tidak perlu ia rasakan ji...