Kejar, Kejar & Tangkap

9.5K 810 40
                                    

Double Up

***
Hujan sudah berhenti. Mobil Gilang berhenti di area parkir sebuah universitas yang cukup ternama. Begitu mobil Gilang berhenti, baik Senja maupun Rustom, keduanya segera membuka pintu mobil dan keluar.

"Kenapa pria itu harus ikut?" Guman Gilang tidak suka dengan keberadaan Rustom yang seolah mengganggu kedekatannya dengan Senja. Apalagi kini Senja dan Rustom seolah meninggakkan dirinya.

Senja dan Rustom segera menghampiri penerima tamu di kampus itu.

"Ehm, permisi, boleh saya bertanya?" Tanya Senja.

"Silakan, anda ingin bertanya tentang apa?" Jawab si pria penjaga.

"Dosen yang bernama Akbar ada di kampus hari ini?" Tanya Senja berharap Akbar ada di kampus itu.

"Pak Akbar sudah dua hari ini tidak masuk, mbak. Mungkin izin atau sedang cuti," jelas si penjaga.

Senja mengangguk. "Terima kasih."

"Artinya akbar di rumah sekarang," ujar Rustom.
Senja kembali mengangguk. Keduanya keluar dari gedung kampus dan langsung bertemu dengan Gilang.

"Sudah selesai urusannya?" Tanya Gilang heran.

"Aku perlu ke suatu tempat lagi, kamu masih mau mengantarku, kan?" Tanya Senja penuh harap.
Gilang mengangguk. "Tentu."
Senja tersenyum manis. "Terima kasih."

Dan jantung Gilang langsung berdetak kencang hanya dengan melihat senyuman Senja.

***

Pintu rumah minimalis milik Akbar terkunci dengan gembok. Hal itu menandakan kalau Akbar tidak ada di rumah. Senja menghela nafas jengkel.

"Kamu yakin kan ini rumah Akbar?" Tanya Rustom memastikan.

"Tentu saja. Aku sudah mencari tau pekerjaan dan alamat rumah Akbar seperti permintaanmu. Dan dari hasil penelusuranku, rumah ini tempat Akbar tinggal," jelas Rustom meyakinkan.

"Kenapa kamu ingin tau pekerjaan dan alamar rumah Akbar? Kamu mencari Akbar?" Tanya Gilang tidak suka fakta yang baru saja di dengarnya.

Saat ini Senja, Rustom, dan Gilang berdiri di depan rumah minimalis yang menjadi tempat tinggal Akbar. Tidak hanya rumah Akbar, hampir semua rumah yang ada di komplek itu berbentuk minimalis dengan sedikit halaman. Tipe-tipe rumah yang bisa dibeli dengan cara mencicil. Dan biasanya perumahan seperti ini paling cocok untuk para pegawai negeri sipil.

"Mencari pak Akbar ya?" Suara seseorang membuat ketiganya menoleh. Seorang wanita tua berdiri didepan pagar rumah Akbar.

Senja menggangguk. "Ibu tau pak Akbar kemana?"

"Kata pak Akbar tadi pagi sih beliau mau pulang ke kalimantan, menemui orangtuanya," jelas wanita tua itu.

"Pulang ke kalimantan? Jangan-jangan Akbar pindah, Sen," ujar Rustom membuat Senja makin panik.

"Ibu tau pak Akbar pergi menggunakan apa? Pesawat atau kapal?" Tanya Senja penasaran.

"Katanya sih, pesawat mbak," jawab wanita tua itu lagi.

"Terima kasih," ujar Senja merasa bersyukur dengan info yang ia dapatkan.

"Ayo kita ke bandara sekarang," ajak Senja. Rustom mengangguk. Keduanya bergegas menuju mobil yang terparkir diluar pagar. Tapi langkah mereka terhenti saat menyadari Gilang tidak mengikuti langkah mereka. Keduanya menoleh ke arah Gilang. Gilang masih berdiri di depan rumah Akbar.

"Jadi dari tadi kamu memanfaatkan aku hanya untuk bertemu Akbar?" Tanya Gilang mulai marah.

Senja menghela nafas berat, tidak ingin berdebat dalam situasi seperti ini. "Aku tidak pernah memanfaatkan kamu Gilang. Aku tadi kan meminta tolong dan kamu menyanggupi."

Senja di Batas Kota (You Make Me Pregnant 8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang