Mungkin readers pada bingung ini kenapa sih story author kali ini rada-rada kayak sinetron or ftv ikan-ikanan 😂😂😂
Author jelasin. Pas nulis part ini usia kehamilan author 14 Minggu (masuk 4 bulan) 👏👏👏
Nah salah satu hobi barunya nonton FTV di stasiun ikan-ikanan yang tema Curahan/Suara kebodohan sang istri 😂😂😂😂 padahal jamannya belum hamil dulu ini ftv author hina dina Mulu 😂😂😂 sekarang sih masih dihina dina juga 😂😂😂😂 cuma ya dari pada author nontonin berita Corona yg bikin author pusing & tertekan (bumil kan gak boleh banyak pikiran ya), lebih baik author nenangin diri dengan nonton tu ftv, lumayan lah bisa hina dina 😂😂😂😂Nah untuk Story ini sendiri terinspirasi dari pemain Drakor splash-splash love sama Quen of The Ring. Kim Seul gi ya kalau gak salah itu nama ceweknya. Sodara author paling sebel nih sama ni cewek karena selalu dapat pasangan lawan main yang kece-kece badai, padahal ni cewek tampangnya standar, itu kata sodara author. Tapi author sendiri suka banget sama ni cewek, meskipun nggak cantik tapi ektingnya itu lho, kece badai, dipasangin sama siapapun chemistry nya dapet. Ada tuh yang cuma ngandalkan tampang sama fisik oke tapi chemistry sama pasangan tu nggak dapet 😂😂😂
Nggak tau ya orang lain, tapi bagi author kalau nton drakor nggak masalah ceweknya nggak cantik, asal cowoknya menarik versi author (menarik versi author nggak harus ganteng ya, tapi yang punya kharisma, dan karakter di drakor itu dewasa tapi gokil gitu)
Jangan bayangin Lee min ho, karena author bukan penggemar Lee min ho 😂😂😂😂 aneh ya.
Boleh bayangin ahjussi yang main drakor The Greates Of Love klw nggak salah, atau yang main film bareng Lee Sung gi yang jadi detektif2 gitu, yg jadi ketua tim nya 😂😂😂, Lee Jun Ki, ji Chang Wook, Jung Il Wo dan masih banyak lagi, rata2 sih yang jam terbangnya udah melalang buana ya yang author sukai 😂😂
Part kali ini banyakan curcol dari pada Story 😂😂😂😂
***
Senja." Sabrina langsung memeluk Senja yang baru saja datang ke rumah sakit.
"Ada apa, Ma?" Tanya Senja yang cukup kaget mendapat perlakuan seperti itu, terutama Sabrina yang menangis. Senja mengalihkan tatapannya pada sang papa yang tengah duduk terdiam seperti orang yang tengah melamun.
"Apa yang terjadi, Ma?" Senja mengulangi pertanyaannya.
Sabrina melepaskan pelukannya, menatap sendu. "Raina..." Sabrina kesulitan mengeluarkan kalimat yang ingin ia bicarakan.
"Hamil." Itu bukanlah suara Sabrina, melainkan Sabar.
Sabar menatap Senja dengan tatapan kosong. "Mungkin ini alasan Tuhan sampai sekarang belum memberikan papa dan Mama keturunan. Karena papa dan Mama tidak becus dalam mendidik anak. Jangankan menjaga anak titipan Tuhan, menjaga anak titipan manusia saja kami tidak bisa. Papa dan Mama sudah gagal menjadi orangtua."
Ucapan Sabar membuat jantung Senja seolah ditikam dengan sebilah pisau tajam. "Pa..," Senja kesulitan merespon perkataan sang papa.
Senja ingin mengatakan kalau itu bukan kesalahan orangtua, melainkan kesalahan mereka sebagai anak.
Sabrina menangis terisak melihat betapa hancurnya sang suami.
"Sekarang kalian lakukan saja apa yang kalian mau. Menikah dengan pria yang menghamili kalian atau merawat bayi kalian seorang diri," ujar Sabar mengakhiri pembicaraannya.
Sabar beranjak pergi meninggalkan Senja dan Sabrina.
"Papamu sedang sangat terluka. Kalian berdua kebanggaannya," ujar Sabrina sambil menyeka air matanya. "Mama akan menghibur papamu, sementara kamu bisa menghibur Raina."
Senja mengangguk. Sabrina menyusul kepergian sang suami. Sementara Sabar masuk ke ruangan Raina di rawat.
Raina tengah berbaring lesu, menoleh ke arah Senja yang baru saja masuk. Raina membuang muka, seolah tidak ingin melihat kemunculan Senja. Tapi Senja tetap menghampiri Raina.
"Untuk apa kamu kemari? Aku tidak memerlukan belas kasihan," ujar Raina tanpa menoleh ke arah Senja.
"Aku datang kemari bukan untuk menunjukkan rasa kasihanku, Raina. Aku hanya ingin mengatakan satu hal." Hening sejenak. "Bagaimana rasanya menjadi wanita murahan?"
Sontak Raina langsung menoleh ke arah Senja, menatap marah ke arah Senja. "Kamu!"
"Kenapa kamu kaget? Kamu tidak mengharapkan aku mengucapkan kalimat tidak penting seperti, Raina, kamu baik-baik saja kan?"
Raina mengepalkan jemarinya erat. "Keluar!"
"Siapa yang menghamilinya, Rai?" Tanya Senja seolah tidak memperdulikan perkataan Raina.
"Keluar sekarang, Senja!" Pinta Raina yang tidak ingin berbicara lebih banyak dengan Senja.
"Apa pria itu Gilang?" Tanya Senja menebak, masih mengabaikan keinginan Raina.
"Siapapun pria itu kamu tidak perlu tau!" Bentak Raina tidak suka Senja mengurusi urusan hidupnya.
"Kamu benar. Siapapun pria itu aku tidak perlu tau. Asalkan dia bukan Wahyu, aku juga tidak perduli," ujar Senja membuat Raina makin marah. Raina tidak ingin Senja merasa bahagia karena sudah memiliki Wahyu.
"Kalau aku bilang pria itu Wahyu, bagaimana?" Tanya Raina terlihat begitu serius.
"Tidak mungkin. Kamu dengar sendiri kan Wahyu mengakui kalau dia yang menghamili ku," ujar Senja tidak mau kalah.
"Jika kamu hamil, bukan Wahyu orangnya, melainkan Akbar," ujar Raina merasa menang. "Kamu masih mau menyangkal? Atau perlu aku tunjukan video mesum kalian dimobil itu sebagai bukti?"
"Kamu mau berbuat sejauh itu, Rai?" Tanya Senja tidak percaya.
"Kenapa tidak? Wahyu terlalu sempurna untuk kamu. Kalian tidak cocok, bagaikan bumi dan langit. Harusnya kamu sadar diri. Pria yang cocok untuk wanita seperti kamu itu ya pria seperti Akbar," jelas Raina.
Senja tertawa. "Kenapa kamu sangat yakin kalau Wahyu itu sempurna? Dan kenapa kamu sangat membenci Akbar? Dia salah apa? Hanya karena wajahnya tidak tampan kamu pantas menghinanya seperti itu?"
"Tidak tampan itu bukan sebuah dosa, Raina," ujar Senja lagi.
"Cukup! Aku muak mendengar semua perkataannya. Pria yang menghamili ku adalah Wahyu. Jadi dia harus bertanggung jawab dan menikahimu," ujar Raina seolah keputusan final.
"Oke. Aku menyerah, Rai. Jika kamu begitu menginginkan Wahyu, ambil saja."
Setelah mengatakan hal itu Senja beranjak pergi meninggalkan ruangan Raina. Di luar ruangan Senja tersenyum tipis. "Sempurna? Kamu yakin akan bisa hidup bahagia tanpa cinta, Rai?"
Senja memang sengaja memanas-manasi Raina dengan menyebut Wahyu. Tujuannya hanya satu, ingin membuat Raina sendiri yang merebut Wahyu tanpa perlu ia bertindak.
"Aku tidak sebaik itu, Rai. Menikah saja dengan Wahyu, maka kamu akan tau artinya sebuah kesempurnaan," guman Senja.
Tbc
😂😂😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Batas Kota (You Make Me Pregnant 8)
Romance2 garis merah 2 garis merah di tespack Gadis itu menatap tegang pada 2 garis merah yang terlihat di tespack Panik, gelisah, takut, sedih, semua rasa yang menakutkan bercampur baur dihari gadis itu. Semua rasa itu seharusnya tidak perlu ia rasakan ji...