Untuk para pembaca ku yang setia dan tercinta, author mohon maaf dulu. Mohon maaf kalau sampai saat ini author belom bisa balasin komentar kalian satu persatu 😭😭😭Sorry ya my lovely readers.
Sebenarnya author nggak tega gak balasin komen kalian semua, berasa jadi author kejam 😭😭😭
Tapi apa daya, selain karena faktor kehamilan mengharuskan author banyak2 istirahat. Selain itu karena sinyal ditempat author tinggal hanya mengandalkan wifi berbayar 😭😭😭😭Bukan wifi gratis yang cukup mesan 1 gelas kopi udah bisa internetan dari pagi nyampe subuh. Ini wifi yang tiap kuota/kb nya berbayar 😭😭😭 5000 hanya dapat 30 MB, 10.000 hanya dapat 50 MB 😭😭😭 kebayangkan baru buka Hp bentar paket udah habis duluan 😂😂😂😂
So, mungkin author baru bisa balas setelah pulang ke kampung halaman suami 😂😂 disitu lumayan lah, internetan bisa nebeng dari Hp suami 😂😂😂😂
Jadi untuk para pembaca ku yang baik hati harap maklum ya
Dan untuk yang kurang suka sama karakter Senja saat ini harap dimaklumi ya. Maklum lagi patah hati, jadi kejiwaan masih labil. Jadi jadiin keperawanan bahan taruhan pun kayaknya dia khilaf lakuin 😂😂😂😂😂Kebayang gak sih sebulan lagi mau nikah. Undangan udah di cetak, dekorasi udah dipesen, baju pengantin tinggal dicoba, eh ternyata calon suami malah cintanya sama sodara sendiri.
Hancur banget pasti itu hati Senja. Karena itu dia punya tekad yang besar buat bikin Raina kapok, dan mastiin dirinya nggak akan kalah 😂😂😂 eh gak tau juga sih kalah apa menang.
Baca aja terus.Untuk lanjutan Janda Terlarang & Tergila-gila mungkin nggak bisa dalam waktu dekat 😂😂😂 author mau fokus ke Senja dulu 😂😂😂
***
Pintu klinik milik Senja terbuka. Senja mempersiapkan diri tersenyum semanis mungkin untuk menyambut kedatangan orang yang datang membawa binatang piaraan mereka. senyuman Senja memudar saat menyadari siapa yang datang.
Kemunculan Gilang adalah hal terakhir yang Senja inginkan saat ini. Tapi sosok pria yang baru saja masuk memang Gilang.
Gilang tidak membawa binatang piaraan. Tentu saja. Senja sendiri sudah menebak tujuan Gilang datang ke tempat itu.
"Bisa kita bicara sebentar?" Suara Gilang memecah keheningan yang terjadi.
Senja ingin sekali menjawab dengan kata tidak dan inginnya mengusir Gilang saat itu juga. Tapi Senja dididik dengan tata Krama yang cukup baik. Jadi Senja harus tetap bersikap sopan meskipun pada orang yang sudah menyakiti.
"Berdua," pinta Gilang saat menyadari tidak ada jawaban dari Senja.
Senja menarik nafas sejenak, menghembuskan kemudian. Berharap rasa sesak di dadanya menghilang bersama hembusan nafas, meskipun tidak mungkin.
"Silakan duduk," pinta Senja.
Itu bukanlah percakapan yang cocok untuk pasangan yang berencana menikah bulan depan. Tapi keadaan saat ini membuat Senja terpaksa bersikap dingin.
Gilang beranjak menghampiri kursi yang ada di ruang tunggu. Duduk dan berusaha bersikap sesantai mungkin. Senja beranjak menghampiri pintu. Membalikan tulisan open diponti kaca kliniknya. Setelah itu Senja menyusul Gilang untuk duduk. Posisi duduk yang cukup jauh.
Gilang menarik nafas sejenak, menghembuskan kemudian. Berharap ketegangan dalam dirinya berkurang. "Sebelumnya aku minta maaf."
"Untuk?" Tanya Senja singkat.
Gilang merasa makin tegang. "Aku..., sebenarnya aku mencintai Raina."
Senja merasa seolah ada palu besar yang menghantam hatinya. Senja tidak kuasa menatap Gilang untuk saat ini. Senja menghela nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Batas Kota (You Make Me Pregnant 8)
Romance2 garis merah 2 garis merah di tespack Gadis itu menatap tegang pada 2 garis merah yang terlihat di tespack Panik, gelisah, takut, sedih, semua rasa yang menakutkan bercampur baur dihari gadis itu. Semua rasa itu seharusnya tidak perlu ia rasakan ji...