14

2.5K 170 2
                                    

Tap tap tap Hinata terus berlari menghindari tembakan musuh, dia lupa membawa amunisi cadangan. Hari sial memang baru datang sudah kejar kejaran "seharusnya tadi aku tidak mengintip gerombolan gang lokal disini, merepotkan. Akan kuselesaikan segera mereka"

Hinata pov

Aku harus mencari momen yang pas, mungkin naik ke atas rencana bagus. "Hei apa kau mata mata dari kelompok lain" hehe aku dikira dari kelompok musuh. TAP TAP TAP uggghh aku tak suka tempat yang lembab seperti ini, aku berlari mencari sesuatu yang bisa menahan sementara mereka.

Kudorong besi besi tak terpakai, DOR sial ada yang bawa senjata. Aku sembunyi dibalik dinding memastikan mereka lebih dekat lagi, kuambil tongkat besi ujungnya runcing yang sudah karatan.

DUAKK BUAAKK

DOR

Kuhajar mereka dengan besi karatan tusuk dan pukul ada sekitar 30 yang mengejarku secara berpencar dan mereka bersenjata tajam dan bersenjata api, kalau dilihat lihat mereka hanya bermodalkan tekat da percaya diri saja tak mempunyai skill apapun hanya 30 orang tak terlalu menyusahkan sebenarnya tapi kalau mereka berpencar repot juga.

Hinaata pov end

"si. .siapa kau sebenarnya, kelompok darimana kau ugghhh uhuk"

"Tak perlu tahu siapa aku, yang pasti aku tak tahu siapa kalian dan kalian tiba tiba menyerangku jadi yah aku hanya membela diri salah kalian sendiri"

Tiba tiba dari arah belakang 3 orang berjas hitam datang dia tammpak tenang dan santai.

"wah wah wah ada seorang wanita yang bisa mengalahkan anak buahku sendirian, siapa kau"

". . ." kupertajam tatapanku masih pada posisi siap tarung

"Ah aku Chojuro pemimpin gang disini, apa yang kau inginkan dari kami"

"Kau Chojuro? Maksudku adik dari mei Terumi?"

"Kau mengenal kakakku?"

"Yah dia sahabat baikku yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri"

"Apa kau pernah menemuinya? Dimana dia sekarang aku merindukannya"

"Sebaiknya kita bicarakan di lain tempat saja"

"Baiklah ikut aku, kalian urus mereka semua"

.

.

Deidara dan Kisame masih berkeliaran diluar sana mereka sebenarnya telah merencanakan sesuatu bersamaan dengan berkomunikasi menggunakan alat khusus. Mereka berada ditempat yang berbeda tapi suatu hari deidara ingin membicarakan sesuatu secara langsung dengan kisame, bertemu disebuah gang sepi dan sempit. "bagaimana kau bisa membiarkan Sasori mati bodoh" Kisame membentak "Hei mana kutahu kalau Sasori melemahkan penjagaannya" Deidara membela diri "baik seperti yang kau rencanakan apa kau akan meledakan perusahaan senjata Sasuke dan perusahaan mobil milik Naruto yah dan itu bukan Cuma ada 1 tapi ada 10 disetiap sudut yang tak pernah dilihat orang" Deidara sambil menunjukkan alat kontrol bom "Baiklah dan aku akan mencari umpan untukmu" mereka tersenyum licik tidak sadar bahwa percakapan mereka telah didengar oleh Gaara dkk yang sedang makan ayam kaefci dan cola.

"Hmm oh jadi begitu *nada ala syahroni* WOI SHINO KAU SUDAH MEMBERESKANNYA KAN?"

"GAK USAH TERIAK KAMPRET DARI TADI GW DISEBELAH LU, ye gw udah beresin hanya nanti kita ikut permainanan mereka"

BRUUSSHH *semburan maut kang Gaara*

"Eh tadi siapa yang ijin ketoilet, dasar ye ngomong kek apa gitu diem diem bae dari tadi"

great motherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang