O1 ; pernikahan

3.8K 522 88
                                    


...

Pemuda manis dengan balutan jas putih dengan harga fantastis itu tampak sangat cemas dan bingung.

Dengan ia yang sedang bercermin sambil marapalkan do'a dalam hati.

“Kau siap Haknyeon?”

Tanya pria yang sudah berumuran kepala lima itu pada Anak semata wayangnya. Ju Haknyeon.

Haknyeon masih menatap iris gelap yang dimilik sang ayah dengan pandangan takut. Apakah dia harus berkata bahwa dia sangat tidak suka dijodohkan?

Ya, Dia berusaha mencoba.

“Ayah..”

“Kenapa” tanya kepala keluarga itu dengan nada dingin yang selalu Ia tunjukkan padanya.

“Apakah aku boleh menolak per–”

“Jangan macam-macam ingin membatalkan pernikahan ini ya asal kau tau!” Sela mr. ju pada anak manisnya tersebut.

Haknyeon tampak berjengit kaget saat nada suara milik sang ayah mulai meninggi.

“T- tapi ayah. Haknyeon tidak menyukai pernikahan ini” Cicitnya sambil memainkan jari-jari tangan.

“Suka tidak suka kau harus tetap menikahi putra bungsu teman ayah. Kau tau tanpa ada kelurga itu aku rasa kita akan menjadi gelandangan! Sadarlah, kita harus membalas budi pada kelurga itu dan ini adalah cara membalas atas jasa-jasanya”

Apakah aku semacam dijual untuk membayar hutang itu?

Ya, Seminggu yang lalu pikiran itu terus berkecamuk diotaknya. Rasanya sangat sesak bila hal tersebut adalah sebuah latar belakang dari pernikahan ini.

“Ayo, Suamimu sudah menunggu”

Ayahnya berkata sambil mengulurkan tangan dan disambut baik oleh Haknyeon.

Haknyeon hanya bisa berharap bahwa ini baik-baik saja. Ya, baik-baik saja karena semua ini dirahasiakan.

Dan disinilah dia dan anak bungsu keluarga kim. Berdiri dan mengucapkan janji suci satu sama lain. Mengikat keduanya dalam hubungan pernikahan yang sakral.

Dengan dihadiri beberapa tamu, tidak banyak. Orang yang ada disana hanya bisa dihitung dengan itungan jari.

Setelah, melakukan resepsi pernikahan yang sangat menguras tenaga. Haknyeon dan si bungsu itu berada di sebuah rumah yang memang tidak terlalu mewah.

Ya, Mr.Kim memutuskan mereka berdua untuk tinggal di rumah yang memang sudah Ia siapkan.

Tidak ada ada percakapan apapun sedari tadi. Haknyeon merasa canggung. Tapi, dia juga sedikit bingung akan memulai topik pembicaraan.

Dengan pikiran yang masih berusaha menemukan kata-kata untuk membuka sebuah perbincangan. Tiba-tiba terbuyarkan dengan sebuah tepukan pada bahu miliknya.

“Kau mengganggu jalanku, minggir” sebuah suara dengan nada sangat dingin memasuki telinganya. Dia menoleh dan mendapati suami-nya berdiri dibelakang dengan tatapan tajam.

“O- oh maafkan aku” cicitnya lalu mulai memberi Sunwoo jalan untuk masuk ke kamar.

“S- sunwoo”

Sunwoo yang merasa terpanggil memberhentikan langkahnya dan berbalik menatap Haknyeon dengan tatapan yang masih sama.

“A- apa kau t- tidak lapar?”

Ya, setelah berfikir cukup lama untuk membuka sebuah percakapan. Kata itulah yang meluncur di belah bibir merah muda miliknya.

“Sejujurnya iya, aku sangat lapar. Tapi, aku tidak akan pernah sudi memakan masakan buatanmu. Sekarang pergi dari kamarku”

Dingin dan tajam.

Itulah yang Haknyeon dapatkan dari nada bicaranya. Tapi kenapa? Bukankah sebelumnya memang ini pernikahan tanpa dasar rasa cinta, kasih sayang dan sebagainya? Bukankah hal wajar jikalau Sunwoo berkata setajam itu padanya.

Namun kenapa?

Haknyeon merasa hatinya sangat sakit. Sakit sekali.

“Kamarmu?”

Haknyeon kini bertanya tentang perkataan Sunwoo bahwa kamar yang kini Ia injak adalah kamarnya.

Bukankah seharusnya mereka tidur bersama?

Mereka sudah sah dihadapan tuhan kan?

Lantas, kenapa Sunwoo mengklaim bahwa ini kamar miliknya.

“Ya, kamarku. Sekali lagi aku katakan aku tidak akan pernah mau tidur seranjang bersamamu. Bagaimanapun keadaanya aku tidak akan pernah mau. Sekarang keluar dari kamarku. Kehadiranmu sungguh sangat menganggu”

Lagi, perkataan itu dengan telak membuat hatinya berdenyut sakit.

“Tunggu apa lagi?”

Haknyeon menghela nafas dengan pelan lalu berjalan meninggalkan kamar sunwoo. Dia berjalan menuju dapur, sungguh dia sangat lapar. Resepsi pernikahan yang sangat menguras tenaga itu membuatnya beribu-ribu kali lebih lapar.

Dia memutuskan setelah makan, ia akan berganti pakaian dan tidur. Tubuhnya, nuraninya, hatinya sangat lelah. Ia sangat butuh istirahat.

Ya, istirahat.




...

sebelum itu aku mau bilang peraturan juara road to kingdom itu dari vote internasional 30% fans korsel 70%, kita bisa vote di apk whosfan aku udah download, dan yang lebih penting gak cuma itu aja vote juga dinilai dari lagu final mereka dan mv lagu-lagu mereka di yt. So, guys yuk kita streaming kita harus bales tangisan Juyeon dengan ini, fighting deobi!

terus, buat story ini? next or no?


secretly - sunhak✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang