O4 ; stop!

2.4K 434 79
                                    

...



Haknyeon, pemuda manis itu masih tetap asik menatap pantulan dirinya. Berantakan, adalah satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini.

Kejadian dimana Sunwoo sengaja atau tidak sengaja menghinanya sebagai pelayan masih terputar seperti kaset rusak.

Pandangan kosong, terus saja Ia sematkan. Pikiran masih melayang pada kejadian bagaimana bodoh dirinya melupakan sebuah perjanjian yang mereka buat.

Konyol? Memang. Hubungan suami-istri tanpa ada interaksi? Aneh

Jika boleh jujur ketika ia berdekatan dengan Sunwoo rasanya sangat nyaman. Apa dia sudah jatuh cinta pada pria itu? Memang ini terlalu cepat, tapi bukankah cinta bisa datang kapan saja? Tanpa melihat waktu dan tempat.

Haknyeon menghela nafas panjang sambil mengusap kasar wajahnya, Sungguh melelahkan.

Keputusan yang ingin beranjak untuk menuju kamar mandi Haknyeon tunda saat mendengar pintu kamarnya dibuka dengan cara kasar oleh suaminya.

Apa maksudmu? Kau melupakan janji kita?”

Haknyeon sekilas menatap Sunwoo yang sedang menatap marah padanya, memilih menunduk dan sibuk memilin ujung baju serta mengigit bibir bawah adalah pilihan tepat, menurutnya.

“T- tidak”

“Lalu?”

Haknyeon semakin menundukkan kepalanya. Aura dominan Sunwoo membuat suasana di sekitar kamar menjadi menegangkan.

“Aku hanya minta maaf”

“Aku tidak perlu maafmu”

Lama dengan keheningan, Kini Haknyeon bisa mendengar derap langkah kaki Sunwoo mendekat kearahnya.

“Kenapa? dimana tadi sifat tidak sopan santunmu yang berani menatapku dan berbicara padaku?”

Haknyeon semakin bergetar, nafasnya sudah tersenggal karena takut. Dia tidak henti-hentinya merutuki kebodohan saat di sekolah tadi, saat dia berani berinterkasi dengan pria iblis yang sialnya suaminya.

“Katakan!”

Sunwoo mulai membentak, sungguh dia sangat marah dengan pemuda manis yang kini masih asik menundukkan kepala seolah lantai lebih menarik daripada dirinya. Kejadian dimana Haknyeon memanggil dan berbicara kepadanya didepan semua orang terutama teman-temannya sangat membuat hatinya jengkel.

Rahangnya mengeras, dengan tangan yang terkepal kuat, wajah memerah akibat berusaha menahan untuk tidak memukul Haknyeon.

“Selain bodoh dan tidak punya etika sekarang kau berubah menjadi orang bisu yang menjijikkan?” Tanya Sunwoo dengan nada kelewat dingin.

“Apa yang ada diotakmu hm? Ingin sekali mencari reputasi dengan mendekatiku, begitu?”

Nafas Haknyeon semakin tidak beraturan, Kini dia juga mulai terisak. Kata-kata Sunwoo sangat menyakiti hatinya.

“Berhenti menangis dan jawab pertanyaanku bodoh!”

Haknyeon tidak tau jika kata-kata Sunwoo semakin tajam bak pedang di medan perang, mental dan hatinya semakin terluka. Dia terisak sedikit kencang. Mengabaikan pertanyaan-pertanyaan Sunwoo yang memang tidak ingin Ia jawab sama sekali.

Sudah, kini emosi sunwoo semakin menjadi. Ia yang mulai kesal langsung mencengkram dagu Haknyeon untuk melihat kearah dirinya.

“Katakan padaku, kau tidak ingat dengan perjanjian yang baru kita buat kemarin hm? Kau pura-pura lupa?”

Haknyeon menggeleng, Sunwoo berdecih. Sangat muak melihat wajah sendu dengan tatapan memohon yang dilayangkan Haknyeon untuknya.

“M- maafkan aku”

“Maaf? Sudah kubilang aku tidak butuh maaf darimu!”

“Katakan alasanmu” Sunwoo menggeram dan semakin kencang mencengkram dagu Haknyeon membuat si empunya meringis sakit.

“Aku hanya minta maaf karena tidak membangunkanmu untuk berangkat sekolah” Jawab Haknyeon dengan nada lirih.

Sunwoo melepaskan cengkraman di dagu haknyeon dengan kasar, berkacak pinggang dan mulai tertawa lirih.

“Maaf saja, aku tidak butuh kau membangunkanku, apa urusanmu? Bukankah kita juga berjanji untuk tidak mengurusi kehidupan masing-masing? Perlu aku tekankan kalau aku tidak butuh perhatian seorang istri semacam dirimu. Kau tau, ayahku dan ayahmu menikahkan kita hanya untuk keperluan bisnis, apalagi ayahmu yang memiliki sifat gila harta itu akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang”

Sunwoo memberi jeda sedikit pada pengucapannya, melihat Haknyeon yang kembali menudukkan kepala sambil mencengkram bajunya. Mengalihkan pandangannya dan menghela nafas pelan.

“Terutama menjualmu, kau tau sebagai seorang pembisnis otak licik menurutku harus dibutuhkan contohnya ayahku dan ayahmu” Sunwoo kembali melanjutkan pertanyaanya, kini dia dengan pandangan yang sulit dijelaskan menatap kearah jendela, memasukkan kedua tangan kedalam saku.

“B- bisakah kita berhenti membicarakan ini, Sunwoo?” cicit Haknyeon dan mulai menatap Sunwoo.

Tidak ada jawaban, Ruangan itu terasa makin menegangkan dan sunyi, hanya suara isak tangis kecil yang berasal dari Haknyeon.

“Aku yakin, ayahku tidak menjualku begitupun ayahmu. Ayahmu jelas-jelas berkata padaku kalau dia menikahkan kita untuk membantu merubah sikapmu”

Sunwoo berdecih, konyol. Memangnya si pak tua itu ingin merubah sikapku menjadi bagaimana? Seorang pria pemberani seperti iron man dalam film kesukaanya itu?

“Berhenti berkata tidak masuk akal Haknyeon, aku tau semuanya. Percaya atau tidak. Kau tetap seorang yang sengaja dijual oleh ayah–”

“Hentikan!”

Teriakan, Haknyeon yang tiba-tiba itu membuat Sunwoo sedikit berjengit.

“Hentikan pembicaraan omong kosong ini, sekarang keluarlah. Sekali lagi aku katakan aku meminta maaf padamu untuk kejadian tadi disekolah, sekarang pergilah!”

Haknyeon berkata dengan intonasi cepat yang membuat nafasnya kini naik-turun tak beraturan, menatap Sunwoo dengan mata yang bergenang air mata serta memohon itu membuat Sunwoo tanpa banyak kata meninggalkan kamar Haknyeon.

Haknyeon mengusap wajah kasar dengan ia yang sekarang berlutut, memegang kepalanya serta dada sebelah kiri yang sekarang terasa sangat menyakitkan bahkan jauh dari sebelumnya.

“kenapa aku merasa semuanya tampak begitu sakit dan menakutkan, aku mohon



Hentikan semua ini”





...



jelas gak sih?:')
maaf jika ada typo, makasih yang udah Vomment:)

secretly - sunhak✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang