...
“Ah, aku lelah”
Haknyeon bermonolog dengan ia yang mulai duduk di kursi halte. Berjalan tanpa tentu arah membuat kakinya lelah dan kram.
Bagaimana tidak kram dia berjalan sudah lebih dari lima kilometer, kata hati sih ingin menghilangkan stres karena akhir-akhir ini pikirannya kacau. Dan sialnya ia sudah rela berjalan sejauh ini pikiran tentang sunwoo dan Chaeyoung adalah pasangan serasi tidak pernah lepas dari otaknya.
Ingin rasanya ia melepas otaknya, mencucinya lalu memasangnya kembali. Oke, Haknyeon mulai melantur.
“Permisi, apa kau sedang lelah? Kau butuh minum”
Tentu saja! Teriak Haknyeon dalam hati.
Haknyeon masih mengatur nafasnya yang tersenggal serta tangan yang masih terus memijat kedua kakinya pelan.
“Ya, aku sangat lelah” Haknyeon menjawab tanpa melihat orang yang bertanya padanya.
“Ini aku punya dua minuman ambilah”
Haknyeon tersenyum kecil dan mulai menerima minuma itu “Terima ka—”
satu detik, dua detik, tiga detik.
Haknyeon masih memandang pemuda yang kini berada didepannya, alisnya mengkerut akibat berpikir. Dia merasa kenal dengan pemuda ini tapi siapa.
“Hai, Haknyeon lama tidak berjumpa. Bagaimana ka—”
“Juyeon hyung!” Teriak Haknyeon antusias. Dia rasa berjalan lima kilometer lebih sangat menguntungkan.
Ya, dia akhirnya bisa bertemu Juyeon— tentangganya dulu. Dia sungguh bahagia.
“Kau benar Juyeon hyung kan?”
“Tentu saja, Bagaimana kabarmu?”
Haknyeon tidak bisa menahan senyumnya, Ia juga mulai memeluk Juyeon erat menyalurkan perasaan rindu dari pelukan itu.
“Aku baik, bagaimana kabarmu dan Hyunjae hyung apa dia juga baik?”
Haknyeon mulai melepas pelukan dan beralih menatap Juyeon.
“Kita berdua baik, kau kenapa tidak kerumahku. Sepupumu itu selalu saja merengek ingin bertemu denganmu dan kau tau sekarang ia sedang mengandung”
“Benarkah? Apa aku akan secepat ini memiliki keponakan?”
“Ya, usianya sudah tiga bulan”
“Sejujurnya, aku juga merindukan kalian berdua. Aku juga ingin menghabiskan waktu bersama”
“Kenapa tidak sekarang saja? Aku akan mengizinkanmu pada Paman Ju”
“Ah, tidak-tidak Juyeon hyung. Hari ini aku ada urusan jadi tidak bisa ikut, lain hari saja ya” Tolak Haknyeon dengan diakhiri senyuman.
“Baiklah, lain hari jika kau ada waktu. Jangan sungkan untuk menghubungiku jika kau membutuhkan jemputan”
“Iya, hyung aku akan menghubungi mu”
“Kau lapar tidak?”
“Ah, sebenarnya aku lapar hyung karena sedari pagi tadi aku belum makan dan hanya berjalan-jalan untuk menghilangkan stres”
“Kau selalu saja seperti itu, jangan terlalu lelah. Ayo aku akan mentraktirmu” Juyeon berkata dengan ia yang mulai berdiri dan mengulurkan tangannya pada Haknyeon.
“Benarkah?”
“Apa aku terlihat berbohong?”
Sedetik kemudian senyuman manis bak malaikat itu terukir, Haknyeon mulai menerima uluran tangan Juyeon.
...
Hari Mulai petang, Haknyeon merasa bahagia sekali pada hari weekend ini. Dia tidak menyangka akan bertemu Juyeon dan menghabiskan waktu bersama.
Karena, sebelum itu dia sudah berpikir akan berjalan-jalan tanpa tentu arah seperti orang gila dan lebih parahnya lagi ia lupa membawa dompet.
Oke, Haknyeon harus berterima kasih pada Juyeon untuk hari ini karena sudah menyelamatkannya.
“Juyeon hyung terima kasih untuk hari ini ya” Haknyeon berkata sambil melepas seat belt-nya
“Hei, tidak perlu seperti itu. Jangan lupa untuk main kerumah”
Dan Haknyeon membentuk tanda oke dengan tangan sebagai jawaban. Ia mulai membuka pintu mobil dan keluar dari sana.
“Terima kasih sudah mengantarku hyung, hati-hati dijalan sampaikan salamku pada hyunjae hyung”
“baiklah”
Setelah itu, mobil Juyeon berjalan menjauh dari perkarangan rumah. Haknyeon mulai masuk dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari belah bibirnya.
“Senang tidak mendapat uang banyak?”
Haknyeon mulai memberhentikan langkahnya saat mendengar suara sunwoo. Ia menoleh dan mendapati sunwoo berada di ruang tengah.
“Maksudmu?”
“Kau pikir aku tidak tau kalau kau itu telah kencan dengan pria”
“Kencan?”
Sunwoo berdehem “apa kau juga melayani pria itu hingga membuatnya memberikan uang padamu, lalu kau mulai tersenyum bahagia tanpa henti seperti itu”
Haknyeon mohon sekali ini saja, pria yang menyandang status sebagai suaminya ini berhenti melontarkan hinaan padanya. Sebab, sungguh baru saja ia merasa pikirannya mulai fresh tapi lagi-lagi si sunwoo ini kembali membuat pikirannya penuh lagi.
“Jaga ucapanmu sunwoo” cicit Haknyeon.
“Kenapa? benar bukan? Ingat meskipun kau dan aku tidak peduli dengan pernikahan ini, setidaknya kau tau diri jika kau itu sudah bersuami. Jangan membuat malu”
Tangan Haknyeon mengepal kuat, matanya memang siap untuk mengeluarkan air mata kapan saja akibat perkataan sunwoo.
“Sebenarnya kau ini kenapa? Apa kau sangat membenciku hingga membuatmu selalu saja menghinaku? Apa aku berbuat salah padamu sunwoo? Jika iya, katakan padaku”
Sunwoo tidak menjawab, ia hanya melirik sekilas Haknyeon dan berjalan ke atas tanpa memedulikan pria manis itu.
“maafkan aku”
...
ini sebagai tanda permintaan maaf karena telat up:'), btw book ini bakal up lagi hari rabu:)
ada keinginan kah untuk menghujat tuan kim?
next or no?
KAMU SEDANG MEMBACA
secretly - sunhak✔
Fanfictionsemua orang pasti punya rahasia masing-masing termasuk mereka. sunwoo dan haknyeon dua orang pria yang berusaha menjaga rahasia mereka 📬 ; yaoi, typo, absurd, slow-update start : O9 juni 2O2O end : O1 november 2O2O