•
•
•Sebelum mulai bekerja Mingyu mengumpulkan para pekerja baru untuk briefing pagi, juga membagi mereka di beberapa spot yang diperlukan.
Wonwoo sendiri berada di area depan, khususnya sebagai petugas pemasangan gelang masuk bagi para pengunjung.
"Hahaha! Tidak perlu pakai kostum saja kau sudah mirip seperti sapi perah Boo Seungkwan!"
Seungkwan yang telah memakai baju kostum sapi itu hanya bisa mendelik sebal kearah Wonwoo.
"Kau belum pernah merasakan kepala sapi ini mendarat dikepalamu, hah?!"
Seungkwan sudah mengambil ancang-ancang akan memukul Wonwoo dengan kostum kepala sapi yang berukuran besar.
"Enyahlah kau, Jeon Wonwoo!"
Jika awalnya Wonwoo menganggap pekerjaannya cukup mudah, namun ternyata itu tidak semudah yang ia bayangkan.
Pengunjung begitu banyak dan terus berdatangan, ia mulai kualahan, apalagi jika ada pengunjung yang membawa anak kecil kemudian menangis dengan suara lengkingan keras. Kepala Wonwoo mendadak sakit!
Mereka mendapatkan jam istirahat secara bergiliran, Wonwoo baru bisa menghela nafas lega setelah jam menunjukkan pukul dua belas siang.
"Hyung!"
Wonwoo menoleh, menemukan Seungkwan tengah lari-lari kecil menghampirinya.
"Istirahat juga?" tanya Wonwoo.
"Iya, hyung. Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"
"Melelahkan! Pengunjung terus berdatangan dan mereka benar-benar berisik!"
"Seharusnya kau senang! Itu artinya usaha kakekmu banyak diminati orang!"
"Ya, terserah kau mau menganggapnya apa! Kau sendiri bagaimana? Apa menyenangkan menjadi badut sapi?"
Seungkwan mengangguk dengan bibir tersenyum. "Aku banyak bertemu anak kecil dan berfoto bersama. Tingkah dan tatapan polos mereka sangat menggemaskan."
"Euwh.. kumpulan makhluk pecicilan itu!" gumam Wonwoo.
Satu-satunya anak kecil yang bisa Wonwoo terima hanyalah Choi Sora, yang lainnya Wonwoo tidak bisa jamin.
"Hei, apa itu Mingyu?!" tanya Wonwoo ketika mereka berjalan beriringan dilorong menuju rest area para pegawai.
"Mana?" tanya Seungkwan.