Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Hyung, nanti kau pulang kerja jam berapa?"
"Aku masuk shift sore, Boo. Berangkat jam tiga, pulang jam sebelas malam." balas Wonwoo.
Ini hari pertama Wonwoo kerja ditempat baru sebagai penjaga minimarket, hanya sementara karena semua dokumen miliknya untuk keperluan melamar pekerjaan ditempat yang lebih baik masih berada di Seoul.
Wonwoo sudah minta tolong pada Vernon untuk membawanya ke Jeju.
"Apa nanti tuan Kim akan menjemputmu pulang?"
"Tidak. Lagipula tempatnya dekat, jalan kaki juga sampai."
"Tapi 'kan sudah larut malam, aku takut nanti kau diganggu orang."
"Tidak mungkin. Lagipula kita sudah tau yang menerorku tempo hari itu Jung Jaehyun."
"Kurasa bukan dia orangnya, hyung."
"Lalu siapa?"
"Aku tidak tau, tapi sepertinya orang yang menerormu masih berkeliaran dengan bebas. Aku takut terjadi sesuatu padamu."
"Aku tidak lemah, Boo. Aku bisa melindungi diriku sendiri."
"Ya pokoknya nanti aku akan memberitahu tuan Kim untuk menjemputmu pulang."
"Jangan!"
"Sudah jangan bawel! Lagipula dia 'kan calon pacarmu, sudah sepatutnya dia berkorban untukmu."
"Dia bukan calon paㅡ"
"Aku berangkat dulu, hyung! Sudah hampir terlambat." sela Seungkwan buru-buru meninggalkan meja makan sebelum urusan semakin panjang.
•••
"Selamat daㅡ"
Ucapan Wonwoo terputus begitu melihat sosok pengunjung yang baru saja memasuki minimarket.
"Kau lagi? Apa yang kau lakukan disini? Sudah kubilang untuk menyerah saja dan pulang ke Seoul 'kan, Jaehyun-ah." ucap Wonwoo lelah.
"Tolong berikan aku kesempatan sekali lagi, Wonwoo-ya." balas Jaehyun mendekat kearah meja kasir tempat Wonwoo berjaga disana.
"Kupikir beritanya sudah menyebar. Apa kau belum dengar?"
"Foto-foto itu?" Jaehyun balas bertanya.
Wonwoo mengangguk.
"Karena sudah terlanjur menyebar luas pilihan terbaik untuk meredakan ini semua adalah dengan pernikahan."
"Kita akan menikah begitu maksudmu?" tanya Wonwoo setengah tidak percaya.
