•
•
•Jeon Wonwoo, dua puluh empat tahun, pimpinan tertinggi dari JJ Seoul Dairies Corp, perusahaan yang memproduksi makanan serta minuman beragam mulai dari roti, produk susu, jus hingga makanan olahan.
Cucu satu-satunya dari Jeon Youngmin pemilik serta pendiri JJ Seoul Dairies Corp. Gelar Wonwoo baru saja ia terima tiga bulan lalu dan saat ini ia masih dalam masa percobaan.
Besar harapan Youngmin agar Wonwoo segera menikah saja, karena semakin bertambah hari perusahaan pasti akan semakin menyita waktunya untuk sekedar mencari pasangan.
Youngmin tidak ingin nantinya ketika perusahaan semakin berkembang pesat fokus Wonwoo akan pecah akibat masalah percintaan.
Terkadang Wonwoo tidak mengerti dengan jalan pikiran Youngmin. Dia tidak ingin menikah di usia muda, masih banyak waktu untuk bersenang-senang, menikah hanya akan membuat Wonwoo merasa dibatasi, sementara dia adalah lelaki muda pencinta kebebasan.
"Jangan memberikan es cream terlalu banyak padanya! Pileknya baru saja sembuh dua hari yang lalu." lelaki cantik yang baru saja tiba di cafe bersama pasangannya itu mulai mengomel.
"Eomma.." sapa Sora dengan senyum ceria khas anak-anak.
Jeonghan balas tersenyum sembari mengusap lembut kepala Sora.
"Aku hanya memberikan apa yang dia mau sebagai hadiah." Wonwoo menjawab perkataan Jeonghan.
"Kau mengeksploitasi putri kami lagi?" Seungcheol bertanya.
"Ya dia melakukannya!" tambah Jeonghan.
"Hai, kalian tau sendiri aku tidak mungkin seperti itu!" Wonwoo menyangkal, Seungcheol dan Jeonghan serempak mencibir.
"Bakat aktingnya sangat luar biasa. Mari kita debutkan dia sebagai artis cilik!"
Seungcheol menggeleng tidak setuju dan Wonwoo yakin Jeonghan juga sama.
Bicara tentang Choi Sora yang memiliki wajah mirip sekali dengan Jeonghan namun nyatanya sama sekali tidak ada darah Jeonghan yang mengalir ditubuhnya.
Dia anak perempuan kandung Seungcheol yang lahir dari kakak kelasnya akibat sebuah 'kecelakaan' saat ia berusia tujuh belas tahun.
Menikah saat usia kandungan menginjak delapan bulan kemudian bercerai sesaat setelah Sora lahir.
Jika wanita itu menganggap Sora sebagai musibah, sebaliknya Seungcheol menganggap itu adalah anugerah.
Terlebih setelah ia bertemu dengan Jeonghan yang bisa menerima ia apa adanya, mereka menikah saat Sora berusia satu tahun.
Wonwoo sudah bisa menebak hal apa yang akan terjadi ketika menemukan nama Youngmin terpampang jelas dilayar ponselnya.
"Kebohongan macam apa yang sudah kau katakan pada Tzuyu? Memiliki seorang anak saat berusia enam belas tahun? Apa kau ingin mencoreng nama baik keluarga?!"
"Aku hanya tidak menyukainya."
"Kau bisa bicara baik-baik."
"Kakek tidak akan pernah memberiku kesempatan bicara baik-baik."
"Jeon Wonwoo! Segera pulang kerumah sekarang juga!" suara Youngmin terdengar murka.
"Aku sibuk."
"Kauㅡ"
Wonwoo memutuskan sambungan telepon begitu saja.
"Hei, jangan membuat kakekmu semakin marah!" peringatan Jeonghan.
"Jangan pulang larut malam dan segera selesaikan masalah ini." Seungcheol menambahkan.
"Tentu saja aku tidak akan pulang larut malam, karena pulang pagi jauh lebih menyenangkan, bukan?" jawab Wonwoo disertai dengan tawa menggema.
••••
"Oh, Jaehyun! Kau sudah tiba?"
Kecupan ringan dibibir segera Wonwoo terima dari sang pacar.
"Bukankah besok kau harus pergi bekerja? Mengapa malah mengundangku datang kemari?" tanya Jaehyun heran.
"Bersenang-senang tentu saja!"
"Kakekmu tidak akan senang jika mengetahuinya!"
"Kalau begitu ia tidak perlu tahu!"
"Wonwoo mari menanggapi keadaan ini dengan lebih serius. Aku tidak melarangmu untuk bersenang-senang, hanya sedikit kurangi saja! Kau harus berhasil menjadi CEO JJ Seoul Dairies Corp."
"Aku sudah mendapatkannya, Jaehyun-ah."
"Kau masih dalam masa percobaan."
"Lantas apa lagi? Aku cucu tunggal Jeon Youngmin dan tentu saja seluruh harta kekayaan kakekku akan jatuh ketanganku sepenuhnya!"
"Andai saja perusahaan ayahku sedang tidak mengalami penurunan. Kita mungkin tidak perlu menjalani hubungan backstreet seperti ini. Aku akan melamarmu didepan kakekmu dengan penuh rasa percaya diri, kemudian kita menikah dan hidup bahagia selamanya." gumam Jaehyun.
"Hei, aku tidak ingin menikah secepat itu. Kita masih muda, menikah tidak akan menyenangkan sama sekali meski kita saling mencintai." tanggap Wonwoo. "Lalu sekarang bagaimana? Apa kondisi perusahaan ayahmu sudah jauh lebih baik?"
"Tidak. Aku bahkan kesulitan menemukan pinjaman modal."
"Katakan berapa yang kau butuhkan?"
"Tidak, Wonwoo-ya! Kau sudah sering kali membantuku, aku merasa sangat tidak enak padamu!"
"Jaehyun-ah, wajar bagiku untuk melakukannya karena kau adalah kekasihku. Jadi katakan padaku berapa yang kau butuhkan?"
"Sama seperti terakhir kali."
"Oh, baiklah.. itu bahkan tidak seberapa, Aku akan meminta Vernon untuk mentransfer uangnya sekarang juga."
"Terima kasih, Wonwoo-ya! Akan ku kembalikan suatu hari nanti."
"Mari berhenti membicarakan ini! Kau tidak perlu memikirkan cara untuk mengembalikannya. Ayo kita pergi bersenang-senang saja! Aku merindukanmu.."
••••
Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi ketika Vernon memapah Wonwoo yang tengah mabuk berat masuk kedalam rumah.
Mengetahui Vernon yang kesusahan, seorang maid senior yang kebetulan terbangun untuk mengambil air minum di dapur datang membantu.
"Semua orang masih tidur kan?" Vernon coba memastikan keadaan tetap aman.
"Ya."
"Bagus. Kita harus membawanya ke kamar sebelum tuan Youngmin memergoki."
"Owh, siapa wanita cantik ini?" Wonwoo bersuara, kepalanya yang semula terkulai mulai terangkat dengan kedua matanya memicing kearah maid tersebut. "Mari kita berkenalan gadis manis? Bolehkah aku mencium bibirmu?"
"KYAAA!!!" jerit maid itu ketika Wonwoo mulai menyerang!
"Astaga, hyung! Hentikan! Dia bibi Lee!" desah Vernon kualahan.
Menarik Wonwoo seorang diri untuk memasuki kamarnya karena maid tadi masih tampak shock setelah menjadi korban ciuman salah sasaran Wonwoo.
••••