23

5.9K 828 87
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Boo, kalau aku tidak ada kau sedih tidak?" tanya Wonwoo tiba-tiba pagi ini.

Aneh sekali..

"Biasa saja hehe.."

"Aku serius."

"Tentu saja sedih, bodoh! Kau 'kan temanku, meskipun sifatmu sering kali menyebalkan."

Diluar dugaan, bukannya kesal seperti biasanya Wonwoo justru tersenyum mendengar ucapan Seungkwan.

"Setidaknya masih ada yang menangisiku jika aku mati 'kan? Aku kangen kerja denganmu lagi." gumam Wonwoo.

"Kau ini bicara apa? Kenapa kelihatannya putus asa sekali? Apa ditempat kerjamu orangnya menyebalkan semua? Kalau iya, berhenti saja dari sana."

"Tidak, mereka baik, hanya saja tidak ada yang sepertimu. Kita tinggal ditempat yang sama, tapi jarang bisa bertemu lagi."

"Nanti pulang kerja aku akan mampir ke tempatmu, sekalian mau beli sesuatu."

"Iya, mampir saja."

"Hyung.." Seungkwan menepuk pundak Wonwoo.

"..aku tau kau sedih karena masalah kakekmu kemarin, tapi jangan terlalu berlarut-larut dan terus kepikiran. Aku yakin cepat atau lambat hubungan kalian pasti akan membaik lagi."

"Semoga saja.."

"Jujur saja ya, aku lebih suka kau yang cerewet dan menyebalkan daripada kau yang pendiam seperti ini! Ini tidak seperti dirimu sendiri!"

Wonwoo hanya tertawa singkat mendengar itu.

"Aku diam karena masih ngantuk tapi kau memaksaku bangun untuk sarapan."

"Ya sudah setelah ini kau tidur lagi saja."

Wonwoo menjawab dengan anggukan.

Namun rencana tidur setelah sarapan tidak bisa terlaksana akibat kedatangan Mingyu yang tiba-tiba.

Dengan kurang ajarnya dia meminta Wonwoo segera mandi dan berganti pakaian. Mingyu berkata dia akan mengajak Wonwoo pergi kesuatu tempat.

Mingyu bertindak seolah-olah kejadian kemarin malam saat tiba-tiba dia mencium bibir Wonwoo tidak pernah terjadi.

Pemuda itu tidak membahasnya sama sekali, padahal Wonwoo ingin mengetahui maksud Mingyu melakukan hal itu.

Sebenarnya Wonwoo ingin langsung bertanya, namun serius, rasa malunya lebih besar daripada rasa penasarannya saat ini.

Wonwoo tidak pernah menyangka jika tempat yang Mingyu maksud adalah sebuah bangunan toko perhiasan.

"Sepasang cincin untuk tunangan bagusnya yang bagaimana?" tanya Mingyu pada salah satu pegawai wanita disana, mengabaikan raut heran Wonwoo.

BANANA UYU | MEANIE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang